Jadi Menteri Agama, MUI Ingatkan Sejumlah PR Besar Yaqut Cholil
Rabu, 23 Desember 2020 - 08:15 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut sebagai menteri agama (menag) . Rencananya, Rabu hari ini (24/12/2020), Gus Yaqut resmi dilantik menggantikan Fachrul Razi .
Ada sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus segera diselesaikan Gus Yaqut di Kementerian Agama. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni'am mengatakan, PR yang mendesak dalam masalah keagamaan adalah membangun harmoni di tengah keberbedaan.
"Mengonsolidasikan seluruh kekuatan umat beragama menjadi harmonis dan terkoordinasi menjadi modal sosial untuk bangkit bersama. Perbedaan adalah sunnatullah, tetapi tugas kita adalah mencari titik temu sebanyak mungkin untuk membangun kebersamaan di tengah keragaman. Bukan mengeksploitasi dan memperuncing perbedaan," katanya, Rabu (24/12/2020).
(Baca: Enam Menteri Baru Dilantik Jokowi Hari Ini, Undangan Dibatasi)
Menurutnya, dalam menyikapi masalah yang tidak mgkin disatukan, Menag harus memiliki ikhtiar untuk membangun kesepahaman dan toleransi.
Selanjutnya yang juga harus menjadi perhatian Menag adalah mengarusutamakan moderasi bergama di tengah tarikan-tarikan ideologi ekstrem, baik kanan maupun kiri. "Selamat atas amanah yang diberikan. Selamat bekerja untuk kemaslahatan umat dan bangsa," pungkas Asrorun Ni'am.
Ada sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus segera diselesaikan Gus Yaqut di Kementerian Agama. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni'am mengatakan, PR yang mendesak dalam masalah keagamaan adalah membangun harmoni di tengah keberbedaan.
"Mengonsolidasikan seluruh kekuatan umat beragama menjadi harmonis dan terkoordinasi menjadi modal sosial untuk bangkit bersama. Perbedaan adalah sunnatullah, tetapi tugas kita adalah mencari titik temu sebanyak mungkin untuk membangun kebersamaan di tengah keragaman. Bukan mengeksploitasi dan memperuncing perbedaan," katanya, Rabu (24/12/2020).
(Baca: Enam Menteri Baru Dilantik Jokowi Hari Ini, Undangan Dibatasi)
Menurutnya, dalam menyikapi masalah yang tidak mgkin disatukan, Menag harus memiliki ikhtiar untuk membangun kesepahaman dan toleransi.
Selanjutnya yang juga harus menjadi perhatian Menag adalah mengarusutamakan moderasi bergama di tengah tarikan-tarikan ideologi ekstrem, baik kanan maupun kiri. "Selamat atas amanah yang diberikan. Selamat bekerja untuk kemaslahatan umat dan bangsa," pungkas Asrorun Ni'am.
(muh)
tulis komentar anda