Dikoreksi Muhammadiyah, Lapan Tegaskan Waktu Subuh Kemenag Sudah Benar
Senin, 21 Desember 2020 - 17:34 WIB
JAKARTA - Muhammadiyah melakukan koreksi waktu subuh dari yang ditetapkan oleh Kementerian Agama ( Kemenag ) dengan ketinggian matahari -18 derajat. Sementara Kemenag tetap dengan ketinggian matahari -20.
(Baca juga: Muhammadiyah Koreksi Tinggi Matahari, Waktu Subuh Mundur 8 Menit)
Sehingga, dengan adanya koreksi dua derajat itu maka waktu subuh saat ini diundur sekitar 8 menit, umpamanya saat ini Subuh di Indonesia Bagian Barat jam 03.50 maka awal waktu subuhnya mundur menjadi 03.58 menit.
(Baca juga: Muhammadiyah Menjadi Teladan dalam Penanggulangan Covid-19)
Menanggapi hal ini, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin meminta umat muslim di Indonesia tidak perlu bimbang dengan jadwal waktu salat yang sudah ditetapkan oleh Kemenag dimana dengan ketinggian matahari -20.
Thomas pun menegaskan jika ibadah juga berdasarkan pada keyakinan masing-masing. Dan selama ini, yang sudah diyakini adalah posisi matahari -20 derajat.
"Ibadah didasarkan pada keyakinan. Selama ini yang diyakini adalah subuh pada saat posisi matahari -20 derajat," tegasnya melalui pesan singkat kepada SINDO Media, Senin (21/12/2020).
Sehingga tegas Thomas, umat muslim di Indonesia tidak perlu bimbang karena jadwal subuh dari Kemenag tidak perlu dikoreksi. "Jadi, umat muslim tidak perlu bimbang. Kriteria subuh pada posisi matahari -20 derajat sudah benar, tidak perlu dikoreksi," ujarnya.
Thomas juga mengatakan tim Kemenag telah melakukan pengamatan ketika menentukan jadwal subuh. "Ketika ada keraguan, Tim Kemenag melakukan pengamatan di Labuan Bajo menggunakan alat SQM dan Kamera DSLR dan diperoleh hasil pada posisi matahari -20 telah dijumpai cahaya fajar. Selanjutnya data dari Tim NU di Banyuwangi juga mendapati pada posisi matahari -20 derajat fajar juga terdeteksi," jelasnya.
(Baca juga: Muhammadiyah Koreksi Tinggi Matahari, Waktu Subuh Mundur 8 Menit)
Sehingga, dengan adanya koreksi dua derajat itu maka waktu subuh saat ini diundur sekitar 8 menit, umpamanya saat ini Subuh di Indonesia Bagian Barat jam 03.50 maka awal waktu subuhnya mundur menjadi 03.58 menit.
(Baca juga: Muhammadiyah Menjadi Teladan dalam Penanggulangan Covid-19)
Menanggapi hal ini, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin meminta umat muslim di Indonesia tidak perlu bimbang dengan jadwal waktu salat yang sudah ditetapkan oleh Kemenag dimana dengan ketinggian matahari -20.
Thomas pun menegaskan jika ibadah juga berdasarkan pada keyakinan masing-masing. Dan selama ini, yang sudah diyakini adalah posisi matahari -20 derajat.
"Ibadah didasarkan pada keyakinan. Selama ini yang diyakini adalah subuh pada saat posisi matahari -20 derajat," tegasnya melalui pesan singkat kepada SINDO Media, Senin (21/12/2020).
Sehingga tegas Thomas, umat muslim di Indonesia tidak perlu bimbang karena jadwal subuh dari Kemenag tidak perlu dikoreksi. "Jadi, umat muslim tidak perlu bimbang. Kriteria subuh pada posisi matahari -20 derajat sudah benar, tidak perlu dikoreksi," ujarnya.
Thomas juga mengatakan tim Kemenag telah melakukan pengamatan ketika menentukan jadwal subuh. "Ketika ada keraguan, Tim Kemenag melakukan pengamatan di Labuan Bajo menggunakan alat SQM dan Kamera DSLR dan diperoleh hasil pada posisi matahari -20 telah dijumpai cahaya fajar. Selanjutnya data dari Tim NU di Banyuwangi juga mendapati pada posisi matahari -20 derajat fajar juga terdeteksi," jelasnya.
(maf)
tulis komentar anda