Isu Reshuffle Kian Santer, Nama-nama Ini Bakal Masuk Kabinet?
Senin, 21 Desember 2020 - 14:18 WIB
Kawendra mengatakan, yang jelas sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sangat terpukul oleh pandemi Covid-19. "Siapapun nanti yang diamanahi memiliki tantangan berat terkait itu," ujar juru bicara Sandiaga Uno ini.
Terlebih, lanjut Kawendra, 2021 adalah Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Dunia 2021 yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 74/198 yang diinisiasi oleh Indonesia.
"Ini merupakan salah satu bentuk kepemimpinan internasional Indonesia dalam mendorong pemajuan ekonomi kreatif di dunia internasional. Jadi ini tantangan juga untuk menyongsong hal tersebut di tengah pandemi," katanya.
(Baca juga : Petinggi KAMI Syahganda Nainggolan Disidang di PN Depok Hari Ini )
Sementara itu, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA), Fadhli Harahab berpendapat jika yang di-reshuffle adalah dari kalangan profesional maka itu menunjukkan cengkraman parpol dalam pemerintahan semakin kuat.
"Kalau itu yang terjadi, aku pikir para menteri yang dipilih Jokowi hanya akan bekerja separuh waktu, dengan kontrak dua tahun di sisa masa jabatan Presiden, dua tahun sisanya menterinya akan sibuk dengan pilpres," ujarnya kepada SINDOnews.
(Baca juga : Muhammadiyah Koreksi Tinggi Matahari, Waktu Subuh Mundur 8 Menit )
Kendati demikian, Radhil menilai bukan hal yang buruk jika porsi kursi parpol dalam kabinet ditambah.
"Catatannya orang yang betul-betul kapabel di bidang itu. Lagipula kondisi terkini, Jokowi perlu menjaga stabilitas nasional agar kebijakan berjalan mulus," tuturnya.
Terlebih, lanjut Kawendra, 2021 adalah Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Dunia 2021 yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 74/198 yang diinisiasi oleh Indonesia.
"Ini merupakan salah satu bentuk kepemimpinan internasional Indonesia dalam mendorong pemajuan ekonomi kreatif di dunia internasional. Jadi ini tantangan juga untuk menyongsong hal tersebut di tengah pandemi," katanya.
(Baca juga : Petinggi KAMI Syahganda Nainggolan Disidang di PN Depok Hari Ini )
Sementara itu, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA), Fadhli Harahab berpendapat jika yang di-reshuffle adalah dari kalangan profesional maka itu menunjukkan cengkraman parpol dalam pemerintahan semakin kuat.
"Kalau itu yang terjadi, aku pikir para menteri yang dipilih Jokowi hanya akan bekerja separuh waktu, dengan kontrak dua tahun di sisa masa jabatan Presiden, dua tahun sisanya menterinya akan sibuk dengan pilpres," ujarnya kepada SINDOnews.
(Baca juga : Muhammadiyah Koreksi Tinggi Matahari, Waktu Subuh Mundur 8 Menit )
Kendati demikian, Radhil menilai bukan hal yang buruk jika porsi kursi parpol dalam kabinet ditambah.
"Catatannya orang yang betul-betul kapabel di bidang itu. Lagipula kondisi terkini, Jokowi perlu menjaga stabilitas nasional agar kebijakan berjalan mulus," tuturnya.
(dam)
tulis komentar anda