Doni Monardo Ungkap Sejarah Perubahan Perilaku Jadi Ujung Tombak Tangani COVID-19
Sabtu, 19 Desember 2020 - 13:59 WIB
“Dalam kesempatan itu Pak Nuh berharap program kerja sama dengan wartawan dan media dilanjutkan. Kami mendukung. Sebab, 63 persen keberhasilan sosialisasi penanganan pandemi ini ada di tangan media, jadi media berperan vital,” papar Doni.
Kemudian terkait kolaborasi, BNPB sejak mendapat mandat penanganan COVID-19 langsung melibatkan para pakar. “Sebab, kami tidak punya pakar epidemiologi, tidak ada ahli kesehatan masyarakat, namun kami dibantu banyak teman terutama kawan-kawan semasa bertugas di Jawa Barat yang membantu program Citarum Harum. Mereka datang ke saya memberi masukan bagaimana menangani COVID-19,” tutur Doni.
Kemudian lahirlah konsep kolaborasi yang bersifat 5S-1T. Pertama, Strategi. Artinya, mengedepankan preventif promotif. Kedua, Struktur berupa kolaborasi Pentahelix berbasis komunitas.
Ketiga, Sistem yakni manajemen penanganan berbasis gotong royong. Keempat, Skill, dalam hal ini kepakaran kesehatan masyarakat, epidemiologi, medis, IT, ekonomi, sosial, budaya, dan-lain-lain). Kalimat Speed, artinya disiplin, patuh, militan. Rantai komando dari pusat hingga RT/RW sebagai kunci penanganan perubahan perilaku. (Baca juga:Satgas Bina Marga Kecamatan Cempaka Putih Perbaiki Jalan Lingkungan)
Adapun 1T adalah Target. “Targetnya adalah yang sehat tetap sehat, yang kurang sehat dan yang sakit diobati sampai sembuh,” tutup Doni.
Kemudian terkait kolaborasi, BNPB sejak mendapat mandat penanganan COVID-19 langsung melibatkan para pakar. “Sebab, kami tidak punya pakar epidemiologi, tidak ada ahli kesehatan masyarakat, namun kami dibantu banyak teman terutama kawan-kawan semasa bertugas di Jawa Barat yang membantu program Citarum Harum. Mereka datang ke saya memberi masukan bagaimana menangani COVID-19,” tutur Doni.
Kemudian lahirlah konsep kolaborasi yang bersifat 5S-1T. Pertama, Strategi. Artinya, mengedepankan preventif promotif. Kedua, Struktur berupa kolaborasi Pentahelix berbasis komunitas.
Ketiga, Sistem yakni manajemen penanganan berbasis gotong royong. Keempat, Skill, dalam hal ini kepakaran kesehatan masyarakat, epidemiologi, medis, IT, ekonomi, sosial, budaya, dan-lain-lain). Kalimat Speed, artinya disiplin, patuh, militan. Rantai komando dari pusat hingga RT/RW sebagai kunci penanganan perubahan perilaku. (Baca juga:Satgas Bina Marga Kecamatan Cempaka Putih Perbaiki Jalan Lingkungan)
Adapun 1T adalah Target. “Targetnya adalah yang sehat tetap sehat, yang kurang sehat dan yang sakit diobati sampai sembuh,” tutup Doni.
(kri)
tulis komentar anda