6 Laskar FPI Tewas Ditembak, Pengamat: Mempertahankan Diri Cukup dengan Melumpuhkan

Rabu, 09 Desember 2020 - 08:52 WIB
Pengamat hukum Suparji Ahmad menilai, jika pihak yang merasa diserang yang menyebabkan tewasnya 6 orang tersebut merasa terancam, upaya mempertahankan diri hendaknya sebatas melumpuhkan, bukan sampai menembak mati. Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Aparat Kepolisian maupun Front Pembela Islam (FPI) memiliki versi masing-masing dalam insiden tewasnya enam Laskar FPI pengawal Habib Rizieq Shihab (HRS) di Tol Jakarta-Cikampek. Polri mengaku anggotanya diserang oleh pengawal HRS. Sementara, pihak FPI membantah semua tudingan polisi dari istilah 'memepet' sampai penggunaan senjata.

Pengamat Hukum Universitas Al Azhar Indonesia Suparji Ahmad menyatakan, tewasnya 6 Laskah FPI tersebut sungguh sangat menyedihkan dan memilukan karena menyangkut nyawa orang. "Seharusnya tragedi itu bisa dihindari," tutur dia saat dihubungi SINDOnews, Rabu (9/12/2020).

( ).

Suparji menilai, jika pihak yang merasa diserang yang menyebabkan tewasnya 6 orang tersebut merasa terancam, upaya mempertahankan diri hendaknya sebatas melumpuhkan, bukan sampai menembak mati.

Maka itu, Suparji mengatakan, dalam keadaan yang masih belum pasti sekarang ini hendaknya semua pihak menahan diri agar ada kejelasan dari berbagai sumber. "Perlu diusut secara transparan sampai tuntas," pungkas dia.( ).



Yang pasti, kasus tewasnya 6 pengawal Habib Rizieq Shihab (HRS) masih diusut. Penanganan kasus ini telah diambil alih oleh Mabes Polri. Komnas HAM juga ikut menyelidiki kasus ini. Sejumlah pihak pun mendesak pembentukan tim pencari fakta atau tim investigasi independen.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(zik)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More