Puan di Puncak Parlemen, Ganjar Sulit Kantongi Restu Megawati untuk Nyapres
Sabtu, 05 Desember 2020 - 10:46 WIB
JAKARTA - Popularitas dan elektabilitas Ganjar Pranowo saat ini menduduki rangking teratas sebagai calon presiden (capres) berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga. Kendati begitu, bukan jaminan Gubernur Jawa Tengah itu bakal dengan mudah mengantongi restu dan mendapatkan tiket dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai capres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Penyebabnya jelas, ada 'putri mahkota' yang saat ini juga sedang berada di puncak kejayaan di parlemen, yakni Puan Maharani yang menjabat sebagai Ketua DPR.
"Jadi saya kira ini akan menjadi pertimbangan Megawati sebagai ketua umum di PDIP, meskipun Ganjar Pranowo memiliki popularitas tertinggi bahkan elektabilitas yang terus memuncaki perolehan, termasuk yang dihasilkan oleh surveinya IPO (Indonesia Political Opinion), tetapi belum tentu itu menjadi dasar untuk direstui Megawati untuk maju dalam kontestasi 2024," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah, Sabtu (5/12/2020).
Sebelumnya, hasil survei yang dilakukan IPO pada 12-23 Oktober 2020, 17,9% responden akan memilih Ganjar jika diadakan pilpres saat ini. Disusul Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (16,4%) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (15,3%). Berikutnya, Sandiaga Uno (8,8%), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (6%), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (5,7%), dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (4,2%). (
)
Selanjutnya, Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (2,9%), Ketua DPR Puan Maharani yang merupakan kader PDI-P (1,9%), dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (1%).
Dikatakan Dedi, sejauh ini PDIP memang tidak memiliki tradisi mengangkat kader yang tidak dekat dengan keluarga Soekarno. Hanya Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi pengecualian. Menurutnya, kondisi Jokowi pada Pilpres 2014 lalu berbeda dengan kondisi Ganjar Pranowo saat ini.
"Jokowi saat itu muncul secara drastis dan memang kebetulan keluarga Megawati tidak ada yang menonjol pada saat itu. Sementara sekarang ketika Ganjar mengemuka untuk Pilpres 2024, posisi Puan Maharani ada di puncak kekuasaan di parlemen," ujarnya.
Melihat fakta politik yang ada di internal PDI Perjuangan, di mana Ganjar akan menyadari posisinya belum tentu mendapatkan restu Megawati, meskipun elektabilitas dan popularitasnya tertinggi, kata Dedi, Ganjar bisa melakukan manuver politik, termasuk konsolidasi dengan parpol lain. Sebab, potensi diusung parpol lain bisa jadi lebih besar dibandingkan dengan diusung oleh PDIP sendiri. ( )
"Sederhananya Puan bakal menjadi sandungan utamanya Ganjar karena Puan Maharani sekarang posisinya sama-sama menjadi elite. Ganjar sebagai gubernur sementara Puan Maharani sebagai Ketua DPR maka saya kira bargaining power-nya juga sama-sama besar. Tetapi tentu Puan akan tetap diutamakan karena dia adalah putri mahkota," katanya.
"Jadi saya kira ini akan menjadi pertimbangan Megawati sebagai ketua umum di PDIP, meskipun Ganjar Pranowo memiliki popularitas tertinggi bahkan elektabilitas yang terus memuncaki perolehan, termasuk yang dihasilkan oleh surveinya IPO (Indonesia Political Opinion), tetapi belum tentu itu menjadi dasar untuk direstui Megawati untuk maju dalam kontestasi 2024," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah, Sabtu (5/12/2020).
Sebelumnya, hasil survei yang dilakukan IPO pada 12-23 Oktober 2020, 17,9% responden akan memilih Ganjar jika diadakan pilpres saat ini. Disusul Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (16,4%) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (15,3%). Berikutnya, Sandiaga Uno (8,8%), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (6%), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (5,7%), dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (4,2%). (
Baca Juga
Selanjutnya, Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (2,9%), Ketua DPR Puan Maharani yang merupakan kader PDI-P (1,9%), dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (1%).
Dikatakan Dedi, sejauh ini PDIP memang tidak memiliki tradisi mengangkat kader yang tidak dekat dengan keluarga Soekarno. Hanya Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi pengecualian. Menurutnya, kondisi Jokowi pada Pilpres 2014 lalu berbeda dengan kondisi Ganjar Pranowo saat ini.
"Jokowi saat itu muncul secara drastis dan memang kebetulan keluarga Megawati tidak ada yang menonjol pada saat itu. Sementara sekarang ketika Ganjar mengemuka untuk Pilpres 2024, posisi Puan Maharani ada di puncak kekuasaan di parlemen," ujarnya.
Melihat fakta politik yang ada di internal PDI Perjuangan, di mana Ganjar akan menyadari posisinya belum tentu mendapatkan restu Megawati, meskipun elektabilitas dan popularitasnya tertinggi, kata Dedi, Ganjar bisa melakukan manuver politik, termasuk konsolidasi dengan parpol lain. Sebab, potensi diusung parpol lain bisa jadi lebih besar dibandingkan dengan diusung oleh PDIP sendiri. ( )
"Sederhananya Puan bakal menjadi sandungan utamanya Ganjar karena Puan Maharani sekarang posisinya sama-sama menjadi elite. Ganjar sebagai gubernur sementara Puan Maharani sebagai Ketua DPR maka saya kira bargaining power-nya juga sama-sama besar. Tetapi tentu Puan akan tetap diutamakan karena dia adalah putri mahkota," katanya.
(abd)
tulis komentar anda