Obsesi AHY pada Mobil Garang Antarkannya Jelajahi Nusantara
Kamis, 03 Desember 2020 - 17:03 WIB
Kendaraan para perwira TNI pada era awal Orde Baru memang umumnya terlihat garang. Almarhum Jenderal TNI M Yusuf saat menjabat Panglima ABRI melakukan pengadaan besar-besaran kendaraan-kendaraan garang untuk para perwiranya; seperti Land Rover jenis Defender, Toyota Land Cruiser atau Jeep CJ-7. Jenis kendaraan yang terakhir ini pernah dipakai oleh Mayor Inf Susilo Bambang Yudhoyono saat menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri 744 di Timor-timur tahun 80-an.
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Namun, yang menarik ketika itu, kendaraan mulai dari Panglima berpangkat jenderal bintang empat hingga Komandan Kompi berpangkat Kapten jenisnya tidak jauh berbeda, termasuk dari kisaran harganya. Bahkan, para Komandan Kompi berpangkat Letnan Satu-Kapten diberikan fasilitas kendaraan jenis Land Rover; sedangkan Komandan Batalyon berpangkat Mayor-Letnan Kolonel menggunakan Jeep CJ-7 dan Komandan Brigade berpangkat Kolonel menggunakan Toyota Land Cruiser.
Tapi seiring dengan berlalunya waktu, harga kendaraan-kendaraan yang gagah ini terus melambung dan terkena pajak barang mewah. Harga Land Cruiser, Jeep dan Land Rover, misalnya, bisa tembus miliaran rupiah. Oleh karena itu, Mabes TNI memutuskan membeli kendaraan pengganti seperti Isuzu Panther, Suzuki Vitara dan Suzuki Escudo bagi para Komandan Batalyon dan Suzuki Katana bagi para Komandan Kompi. Itupun tidak semuanya kebagian.
Di Kostrad, tempat AHY bertugas, kendaraan Komandan Batalyon pada waktu itu adalah KIA Sportage yang dibeli dari hasil pengadaan tahun 2000-an. Tidak heran jika kendaraan double cabin yang digunakan AHY menjadi bahan percakapan positif dan menginspirasi para Jenderal atasannya.
AHY dianggap kreatif dan visioner. Saat harus mengirimkan pasukan perdamaian PBB Kontingen Garuda (2006-2007), Mabes TNI membeli Mitsubishi Strada L200 double cabin sebagai kendaraan dinas bagi para perwiranya.
Bagi para perwira di Tanah Air, TNI juga mengadakan pengadaan besar-besaran kendaraan jenis double cabin untuk para perwira dan komandan satuan. Saat itu, yang dipilih adalah merk Isuzu, jenis OZ, atau sejenis dengan Isuzu D-Max.
AHY pun sempat mengendarai double cabin merk Isuzu OZ ini, saat bertugas sebagai Kepala Seksi Operasi tahun 2011 di Brigif Lintas Udara-17/Kujang, pasukan elite di jajaran Kostrad. Kata AHY, “Mobil Isuzu OZ ini lungsuran dari kendaraan dinas Komandan Brigade.”
Di militer, memang ada semacam tradisi, jika Komandan mendapatkan kendaraan dinas baru maka kendaraan dinas lamanya akan dihibahkan menjadi kendaraan dinas bawahannya. Mobil Isuzu OZ ini pun dipermak oleh AHY sehingga banyak yang naksir dan menirunya. (Baca juga: AHY: Kemenangan Cellica-Aep Adalah Kemenangan Rakyat Karawang)
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Namun, yang menarik ketika itu, kendaraan mulai dari Panglima berpangkat jenderal bintang empat hingga Komandan Kompi berpangkat Kapten jenisnya tidak jauh berbeda, termasuk dari kisaran harganya. Bahkan, para Komandan Kompi berpangkat Letnan Satu-Kapten diberikan fasilitas kendaraan jenis Land Rover; sedangkan Komandan Batalyon berpangkat Mayor-Letnan Kolonel menggunakan Jeep CJ-7 dan Komandan Brigade berpangkat Kolonel menggunakan Toyota Land Cruiser.
Tapi seiring dengan berlalunya waktu, harga kendaraan-kendaraan yang gagah ini terus melambung dan terkena pajak barang mewah. Harga Land Cruiser, Jeep dan Land Rover, misalnya, bisa tembus miliaran rupiah. Oleh karena itu, Mabes TNI memutuskan membeli kendaraan pengganti seperti Isuzu Panther, Suzuki Vitara dan Suzuki Escudo bagi para Komandan Batalyon dan Suzuki Katana bagi para Komandan Kompi. Itupun tidak semuanya kebagian.
Di Kostrad, tempat AHY bertugas, kendaraan Komandan Batalyon pada waktu itu adalah KIA Sportage yang dibeli dari hasil pengadaan tahun 2000-an. Tidak heran jika kendaraan double cabin yang digunakan AHY menjadi bahan percakapan positif dan menginspirasi para Jenderal atasannya.
AHY dianggap kreatif dan visioner. Saat harus mengirimkan pasukan perdamaian PBB Kontingen Garuda (2006-2007), Mabes TNI membeli Mitsubishi Strada L200 double cabin sebagai kendaraan dinas bagi para perwiranya.
Bagi para perwira di Tanah Air, TNI juga mengadakan pengadaan besar-besaran kendaraan jenis double cabin untuk para perwira dan komandan satuan. Saat itu, yang dipilih adalah merk Isuzu, jenis OZ, atau sejenis dengan Isuzu D-Max.
AHY pun sempat mengendarai double cabin merk Isuzu OZ ini, saat bertugas sebagai Kepala Seksi Operasi tahun 2011 di Brigif Lintas Udara-17/Kujang, pasukan elite di jajaran Kostrad. Kata AHY, “Mobil Isuzu OZ ini lungsuran dari kendaraan dinas Komandan Brigade.”
Di militer, memang ada semacam tradisi, jika Komandan mendapatkan kendaraan dinas baru maka kendaraan dinas lamanya akan dihibahkan menjadi kendaraan dinas bawahannya. Mobil Isuzu OZ ini pun dipermak oleh AHY sehingga banyak yang naksir dan menirunya. (Baca juga: AHY: Kemenangan Cellica-Aep Adalah Kemenangan Rakyat Karawang)
tulis komentar anda