Bibit Vaksin Merah Putih dari 6 Lembaga Penelitian Diharapkan Selesai Tahun Depan
Kamis, 03 Desember 2020 - 17:49 WIB
JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional ( Menristek/BRIN ), Bambang Brodjonegoro mengharapkan bibit vaksin Merah Putih untuk COVID-19 dari enam lembaga penelitian selesai tahun depan.
Saat ini ada enam lembaga yang mengembangankan Vaksin Merah Putih, yaitu Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Universitas Airlangga, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada dengan masing-masing platform yang berbeda. (Baca juga: Pemerintah Suntikkan Dana Rp300 Miliar untuk Pengembangan Vaksin Merah Putih)
Bambang mengatakan diharapkan tim bisa menghasilkan bibit vaksin COVID-19 yang nantinya siap untuk masuk ke industri. “Karena ini kan sisi penelitian, maka produk akhirnya adalah bibit vaksin,” ujar Bambang dalam Konferensi Pers secara Virtual, Kamis (3/12/2020).
Keenam tim ini, kata Bambang, juga akan mengawal uji klinis pada manusia. “Sekaligus nanti mereka juga ikut mengawal proses diuji klinis tahapan di manusia. Meskipun kalau sudah uji klinis itu sudah ranahnya perusahaan misalnya Biofarma. Tetapi tentunya Biofarma tetap akan didampingi oleh yang mengembangkan bibit vaksinnya.”
Bambang menegaskan bahwa dalam pengembangan bibit vaksin diharapkan tahun depan selesai dan diserahkan ke Biofarma. “Jadi targetnya harus jelas, harus mengembangkan bibit vaksin. Dan dari segi waktu kita harapkan bibit vaksin itu sudah bisa diberikan kepada perusahaan Biofarma atau perusahaan manufaktur lainnya tahun depan,” tegasnya.
“Kapan tahun depannya? Ya tergantung kepada timetable yang dimiliki oleh masing-masing tim ya. Ada yang mungkin sudah akan menyerahkan bibit vaksinnya di triwulan satu ya, tahun depan. Tapi mungkin ada juga yang di triwulan dua,” sambung Bambang. (Baca juga:Vaksin Merah Putih Pengembangan Eijkman Desember Mulai Uji Klinis pada Hewan)
Namun, tambah Bambang, ia mendorong agar waktu diperhatikan selain juga faktor keamanan dan efektivitas vaksin Merah Putih. “Tapi yang pasti, kita dorong mereka juga agar faktor waktu juga menjadi perhatian, selain faktor keamanan dan tentunya faktor efektivitas dari vaksin tersebut.”
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Saat ini ada enam lembaga yang mengembangankan Vaksin Merah Putih, yaitu Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Universitas Airlangga, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada dengan masing-masing platform yang berbeda. (Baca juga: Pemerintah Suntikkan Dana Rp300 Miliar untuk Pengembangan Vaksin Merah Putih)
Bambang mengatakan diharapkan tim bisa menghasilkan bibit vaksin COVID-19 yang nantinya siap untuk masuk ke industri. “Karena ini kan sisi penelitian, maka produk akhirnya adalah bibit vaksin,” ujar Bambang dalam Konferensi Pers secara Virtual, Kamis (3/12/2020).
Keenam tim ini, kata Bambang, juga akan mengawal uji klinis pada manusia. “Sekaligus nanti mereka juga ikut mengawal proses diuji klinis tahapan di manusia. Meskipun kalau sudah uji klinis itu sudah ranahnya perusahaan misalnya Biofarma. Tetapi tentunya Biofarma tetap akan didampingi oleh yang mengembangkan bibit vaksinnya.”
Bambang menegaskan bahwa dalam pengembangan bibit vaksin diharapkan tahun depan selesai dan diserahkan ke Biofarma. “Jadi targetnya harus jelas, harus mengembangkan bibit vaksin. Dan dari segi waktu kita harapkan bibit vaksin itu sudah bisa diberikan kepada perusahaan Biofarma atau perusahaan manufaktur lainnya tahun depan,” tegasnya.
“Kapan tahun depannya? Ya tergantung kepada timetable yang dimiliki oleh masing-masing tim ya. Ada yang mungkin sudah akan menyerahkan bibit vaksinnya di triwulan satu ya, tahun depan. Tapi mungkin ada juga yang di triwulan dua,” sambung Bambang. (Baca juga:Vaksin Merah Putih Pengembangan Eijkman Desember Mulai Uji Klinis pada Hewan)
Namun, tambah Bambang, ia mendorong agar waktu diperhatikan selain juga faktor keamanan dan efektivitas vaksin Merah Putih. “Tapi yang pasti, kita dorong mereka juga agar faktor waktu juga menjadi perhatian, selain faktor keamanan dan tentunya faktor efektivitas dari vaksin tersebut.”
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
(kri)
tulis komentar anda