Sejumlah Organisasi Ajak Perkuat Solidaritas Akhiri Penyakit AIDS
Rabu, 02 Desember 2020 - 18:17 WIB
JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia (HAS) 2020 pada tanggal 1 Desember, sejumlah organisasi menggelar webinar bertajuk Perkuat Kolaborasi, Tingkatkan Solidaritas.
Webinar ini digelar pada Senin 30 November 2020 diikuti oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), Kelompok Studi Infeksi Menular Seksual Indonesia (KSIMSI),Durex Eduka5eks PT Reckitt Benckiser (RB) Indonesia, sejumlah organisasi kemahasiswaan AMSA dan CIMSA, serta didukung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Webinar menekankan pentingnya kerja sama guna mencapai three zeroes pada tahun 2030. Diharapkan pada tahun 2020 ini, Indonesia telah siap menuju akhir HIV/AIDS di tahun 2030, yaitu tidak ada inveksi HIV baru, tidak ada kematian karena AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi.( )
)
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi M Epid yang mengingatkan di tengah kondisi pandemi saat ini, isu HIV/AIDS tidak boleh luput dari perhatian.
Dia pun mengingatkan tentang Permenkes Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan telah mengutamakan peningkatan promotif dan pencegahan preventif dari HIV/AIDS.
"Data dari Kementerian Kesehatan RI tentang perkembangan HIV/AIDS dan PIMS pada triwulan II Tahun 2020 hingga Juni 2020, memperlihatkan bahwa estimasi jumlah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) telah mencapai 543. 100 orang, 398.784 orang telah ditemukan, dan hanya 205,945 ODHA yang baru memulai konsumsi ARV," tuturnya.( )
Ditambah lagi, survei Durex Eduka5eks pada tahun 2019 masih memperlihatkan bahwa topik IMS belum dibicarakan oleh konsumen remaja, orang tua, dan pasangan menikah. Bahkan 3 dari 10 kelompok remaja di lima kota besar Indonesia masih percaya bahwa berinteraksi dalam kegiatan sehari– hari bersama ODHA dapat menyebabkan penularan HIV/AIDS.
Sementara itu, Ketua Tim Penasihat Kolegium Perdoski, Prof dr Sjaiful Fahmi Daili, SpKK(K) menekankan pentingnya Pendidikan seks bagi remaja sebagai kegiatan promotif dan preventif untuk memberikan tuntunan dan bimbingan kehidupan yang berkaitan dengan jenis kelamin, kehidupan mencintai, hingga rasa tanggung jawab.
Webinar ini digelar pada Senin 30 November 2020 diikuti oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), Kelompok Studi Infeksi Menular Seksual Indonesia (KSIMSI),Durex Eduka5eks PT Reckitt Benckiser (RB) Indonesia, sejumlah organisasi kemahasiswaan AMSA dan CIMSA, serta didukung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Webinar menekankan pentingnya kerja sama guna mencapai three zeroes pada tahun 2030. Diharapkan pada tahun 2020 ini, Indonesia telah siap menuju akhir HIV/AIDS di tahun 2030, yaitu tidak ada inveksi HIV baru, tidak ada kematian karena AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi.( )
)
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi M Epid yang mengingatkan di tengah kondisi pandemi saat ini, isu HIV/AIDS tidak boleh luput dari perhatian.
Dia pun mengingatkan tentang Permenkes Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan telah mengutamakan peningkatan promotif dan pencegahan preventif dari HIV/AIDS.
"Data dari Kementerian Kesehatan RI tentang perkembangan HIV/AIDS dan PIMS pada triwulan II Tahun 2020 hingga Juni 2020, memperlihatkan bahwa estimasi jumlah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) telah mencapai 543. 100 orang, 398.784 orang telah ditemukan, dan hanya 205,945 ODHA yang baru memulai konsumsi ARV," tuturnya.( )
Ditambah lagi, survei Durex Eduka5eks pada tahun 2019 masih memperlihatkan bahwa topik IMS belum dibicarakan oleh konsumen remaja, orang tua, dan pasangan menikah. Bahkan 3 dari 10 kelompok remaja di lima kota besar Indonesia masih percaya bahwa berinteraksi dalam kegiatan sehari– hari bersama ODHA dapat menyebabkan penularan HIV/AIDS.
Sementara itu, Ketua Tim Penasihat Kolegium Perdoski, Prof dr Sjaiful Fahmi Daili, SpKK(K) menekankan pentingnya Pendidikan seks bagi remaja sebagai kegiatan promotif dan preventif untuk memberikan tuntunan dan bimbingan kehidupan yang berkaitan dengan jenis kelamin, kehidupan mencintai, hingga rasa tanggung jawab.
tulis komentar anda