Ada 13 Komjen di Kepolisian, IPW: Hanya 5 yang Berpeluang Jadi Kapolri

Senin, 30 November 2020 - 09:33 WIB
11. Sestama Lemhanas Didi Widjarnadi (Akpol 86, lahir 14 Jan 63, masa dinas tinggal 1,5 bulan lagi).

12. Sestama BIN Bambang Sunarwibowo (Akpol 88 B, lahir 24 Mei 66, pernah menjadi Asrena, dan belum pernah menjadi Kapolda).

13. Irjen Depkumham Andal BR (Akpol 88 B, lahir 23 Juni 66, pernah menjadi Kapolda Sultra, Maluku, dan Kapolda Kepri).

Dari pantauan lembaganya, Neta melihat, bursa calon Kapolri saat ini makin riuh. Sebab masing-masing calon yang diunggulkan melakukan manuver dan berbagai aksi grilya dengan cara masing-masing. Mulai dari lobi-lobi tingkat tinggi, membuat berbagai kegiatan menyangkut kinerja unit kerjanya hingga event-event yang membuat sicalon mendapat penghargaan.

Menurut dia, semua manuver itu ujung-ujungnya pencitraan agar si calon bisa dilirik presiden Jokowi yang punya hak prerogatif dalam memilih kapolri pengganti Idham Azis. Bagi kalangan internal polri yang paham dengan manuver dan aksi grilya tersebut tingkah para bakal calon itu membuat kegelian sendiri di institusi kepolisian.

"Sebab grilya mereka tak lebih seperti orang cari muka. Grilya itu makin ketat tak kalah Minggu ini akan ada pergantin kepala BNN sehingga akan ada bintang dua masuk menjadi bintang tiga, artinya persaingan dalam bursa kapolri makin ketat," beber dia.

Pada dasarnya, lanjut dia, semua bintang tiga di Polri, ada 13 orang, berpeluang menjadi Kapolri. Meski demikian IPW hanya melihat empat atau lima bintang tiga yang berpeluang kuat masuk bursa dan akan masuk penjaringan Wanjakti polri untuk menjadi calon Kapolri, yang nantinya akan dipilih dua nama untuk diserahkan kepada presiden dan presiden akan memilih satu nama, untuk dilakukan uji kepatutan di Komisi III DPR.

Melihat persoalan polri makin rumit ke depan, Neta berharap Jokowi memilih figur yang punya pengalaman dan jam terbang yg mumpuni serta pernah menjadi Kapolda di Jawa, sehingga instingnya dalam menjaga keamanan nasional sudah terlatih.

Persoalan berat yang dihadapi kapolri ke depan justru persoalan di internalnya dan bukan di eksternal. Persoalan kelebihan jenderal, Kombes dan AKBP di polri adalah persoalan pelik yang jika tidak ditangani akan memunculkan sikut menyikut di kalangan internal. Persoalan mentalitas yang berbuntut tidak promoternya anggota polri dalam penegakan hukum juga masalah berat yang tak muda diatasi.

"Tidak adanya evaluasi menyeluruh terhadap fasilitas dan sarana prasarana polri juga membuat kepolisian Indonesia seperti tidak terarah, terutama dlm alutsista, IT, dan teknologi kepolisian. Begitu juga tidak adanya evaluasi terhadap Grand Desain Polri membuat motto Polri yang Promoter hanya menjadi sebuah kata kata kosong yang ke depan harus ditata ulang Kapolri baru agar Polri benar benar menjadi polisi yang modern," katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More