Pengurangan Jatah Menteri Gerindra Berpotensi Rusak 'Kemesraan' Jokowi-Prabowo

Senin, 30 November 2020 - 06:51 WIB
Setidaknya dalam 1 tahun terakhir ini fondasi koalisi pemerintahan Jokowi dan Prabowo Subianto dengan Partai Gerindra boleh dibilang berjalan dengan apik. FOTO/DOK.SINDOnews
JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menyatakan, setidaknya dalam 1 tahun terakhir ini fondasi koalisi pemerintahan Jokowi dan Prabowo Subianto dengan Partai Gerindra boleh dibilang berjalan dengan apik.

"Beberapa tanda dapat kita sampaikan msalnya satu, anggaran untuk Departemen Pertahanan cukup besar. Kedua Pak Prabowo diberi kewenangan untuk menjadi kepala ketahanan pangan nasional. Ini jabatan yang prestisius dan memiliki jangkauan yang sangat besar," kata Ray saat dihubungi SINDOnews, Senin (30/11/2020).

Di saat yang sama, kata Ray, publik juga bisa melihat hampir semua kebijakan Presiden Jokowi itu tidak ditentang oleh Partai Gerindra. Bahkan seperti undang-undang Cipta kerja, Gerindra merupakan salah satu partai yang cukup kuat mempertahankan agar undang-undang ini dapat disetujui oleh DPR. ( )

Saat yang sama pula aroma hubungan antara PDIP dan Gerindra untuk Pilpres 2024 makin menguat. Dari sini, dapat dipahami hubungan Jokowi dengan Prabowo itu berjalan cukup apik. Bahkan sudah sampai pada level saling respek.



"Nah mungkin karena itulah justru ada upaya untuk memecah hubungan baik ini. Tentu ada banyak kepentingan politik untuk memecah hubungan baik kedua tokoh dan juga partai ini. Salah satunya melalui penangkapan Pak Edi Prabowo ini. Kasus ini kemungkinan akan dijadikan pintu untuk merusak hubungan Prabowo dengan Pak Jokowi," katanya.

Ray mengatakan, Edhy Prabowo merupakan tangan kanan Prabowo. Hubungan keduanya sangat dekat. Sehingga, bila orang yang paling dekat dengan Prabowo tersangkut kasus pidana tentu sedikit banyak akan membuat gejolak dan perasaan di dalam diri Prabowo. ( )

Apalagi, menurut Ray, jika kondisi itu diperkuat dengan pengurangan jatah menteri dari Gerindra di kabinet Jokowi nanti. Ia melihat hubungan Jokowi dan Prabowo kemungkinan akan makin renggang. Dan karena itu, upaya mengurangi jatah Gerindra di dalam kabinet adalah langkah berikut dari upaya meretakan hubungan yang apik tersebut.

"Hanya kedewasaan, kecermatan, kerterbukaan dan kematangan politik antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo lah yang bisa mengendalikan upaya itu," kata mantan aktivis 98 asal UIN Jakarta ini.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More