Kepemimpinan Nasional Berbasis Kepala Daerah, Jokowi sebagai Role Model
Senin, 16 November 2020 - 15:44 WIB
Sudah banyak sejarah yang bisa dilihat pada bangsa ini, yang menyebabkan Indonesia hanya berjalan di tempat, sementara bangsa-bangsa lain di sekitar Indonesia, sudah berlari jauh meninggalkan bangsa kita. Tentu Indonesia tidak mau terjebak dalam jeratan masa lalu yang tidak baik. (Baca juga: Pengamat: HRS Bisa Jadi Pendorong Tokoh Tertentu Maju di Pilpres 2024)
Yang diinginkan adalah bagaimana Indonesia bisa merevitalisasi narasi-narasi yang kurang pas dalam kepemimpinan nasional pada bangsa ini. Ada contoh menarik, dalam mindset kepemimpinan nasional sering tidak bisa menghindari apa yang disebut mencari pinjaman untuk menutupi minus dari APBN danhal ini seperti menjadi sebuah kelaziman dalam setiap era.
Namun ada narasi yang positif yang dibangun oleh Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah ; untuk apa kita mencari pinjaman? Narasi ini dimaksudkan agar dalam setiap kepemimpinan tidak memfokuskan setiap penyelesaian persoalan kebangsaan dengan mencari pinjaman, namun dengan membangun postulat pembangunan yang benar.
Ide Prof Nurdin ini didesain agar bangsa ini juga diarahkan untuk menguatkan pembangunan di industripangan, karena Indonesia memiliki kekuatan besar dalam potensi pangan. untuk merealisasikan pemikiran ini, dibuatlah zonasi wilayah yang bisa dijadikan pusat produksi dan lumbung pangan.
Pendekatan ini sekaligus menguatkan Indonesia menjadi penyangga pangan dunia. Melalui penguatan pangan ini, daya tahan ekonomi Indonesia juga akan makin kuat terutama saat menghadapi pandemi sekarang ini, yang bisa berbicara banyak adalah industri pangan karena sangat jelas kontribusinya dalam menopang ekonomi rakyat.
Tentu tidak hanya Prof Nurdinyang memiliki ide ide besar lain. Masih banyak anak bangsa yang juga mempunyai gagasan yang bisa diimplementasikan dalam memperbaiki pembangunan nasional. Termasuk juga nama nama kepala daerah yang sudah disebut di awal, yakni Ridwan Kamil, Anis Baswedan, Ganjar Pranowo , Khofifah Indarparawangsa, Gubernur Bali I Wayan Koster dan tentu masih ada kepala daerah yang lainnya.
Dengan kekhasan masing-masing mereka sama-sama memiliki strategi yang kuat dalam membangun daerahnya, sehingga daerah-daerah tersebut menjadi poros daerah yang menonjol sekaligus menjadi bagian kekuatan nasional. Kini tinggal bagaimana membangun narasi yang bisa memudahkan publikmenerima jalan pemikiran kepemimpinan nasional yang berbasis kepala daerah.
Sesungguhnya tidak ada yang sulit, dan ini hanya membutuhkan proses waktu karena secara pemahaman publik, sudah ada percontohan atas kepemimpinan Presiden Jokowi yang juga bisa dimaknai sebagai wujud kepemimpinan nasional yang berbasis kepala daerah.
Yang diinginkan adalah bagaimana Indonesia bisa merevitalisasi narasi-narasi yang kurang pas dalam kepemimpinan nasional pada bangsa ini. Ada contoh menarik, dalam mindset kepemimpinan nasional sering tidak bisa menghindari apa yang disebut mencari pinjaman untuk menutupi minus dari APBN danhal ini seperti menjadi sebuah kelaziman dalam setiap era.
Namun ada narasi yang positif yang dibangun oleh Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah ; untuk apa kita mencari pinjaman? Narasi ini dimaksudkan agar dalam setiap kepemimpinan tidak memfokuskan setiap penyelesaian persoalan kebangsaan dengan mencari pinjaman, namun dengan membangun postulat pembangunan yang benar.
Ide Prof Nurdin ini didesain agar bangsa ini juga diarahkan untuk menguatkan pembangunan di industripangan, karena Indonesia memiliki kekuatan besar dalam potensi pangan. untuk merealisasikan pemikiran ini, dibuatlah zonasi wilayah yang bisa dijadikan pusat produksi dan lumbung pangan.
Pendekatan ini sekaligus menguatkan Indonesia menjadi penyangga pangan dunia. Melalui penguatan pangan ini, daya tahan ekonomi Indonesia juga akan makin kuat terutama saat menghadapi pandemi sekarang ini, yang bisa berbicara banyak adalah industri pangan karena sangat jelas kontribusinya dalam menopang ekonomi rakyat.
Tentu tidak hanya Prof Nurdinyang memiliki ide ide besar lain. Masih banyak anak bangsa yang juga mempunyai gagasan yang bisa diimplementasikan dalam memperbaiki pembangunan nasional. Termasuk juga nama nama kepala daerah yang sudah disebut di awal, yakni Ridwan Kamil, Anis Baswedan, Ganjar Pranowo , Khofifah Indarparawangsa, Gubernur Bali I Wayan Koster dan tentu masih ada kepala daerah yang lainnya.
Dengan kekhasan masing-masing mereka sama-sama memiliki strategi yang kuat dalam membangun daerahnya, sehingga daerah-daerah tersebut menjadi poros daerah yang menonjol sekaligus menjadi bagian kekuatan nasional. Kini tinggal bagaimana membangun narasi yang bisa memudahkan publikmenerima jalan pemikiran kepemimpinan nasional yang berbasis kepala daerah.
Sesungguhnya tidak ada yang sulit, dan ini hanya membutuhkan proses waktu karena secara pemahaman publik, sudah ada percontohan atas kepemimpinan Presiden Jokowi yang juga bisa dimaknai sebagai wujud kepemimpinan nasional yang berbasis kepala daerah.
(poe)
tulis komentar anda