PVMBG Ingatkan Waspada Gerakan Tanah Potensi Longsor di Musim Hujan
Sabtu, 14 November 2020 - 16:18 WIB
JAKARTA - Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Agus Budianto meminta masyarakat waspada terhadap potensi terjadinya gerakan tanah. Apalagi di musim hujan potensi gerakan tanah akan berisiko terjadinya tanah longsor .
Agus mengatakan dalam dua minggu terakhir ini gerakan tanah banyak terjadi pergerakan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. “Kebetulan dari catatan kita bahwa Jawa Barat dan Jawa Tengah ini memang banyak terjadi pergerakan tanah di dua minggu terakhir,” ujarnya dalam diskusi Polemik Trijaya “Kita Jaga Alam-Alam Jaga Kita” secara virtual, Sabtu (14/11/2020). (Baca juga: BMKG: Waspada Tiga Fenomena Ini Penyebab Bencana Hidrometeorologi di Jakarta)
Agus juga menjelaskan pergerakan tanah pada bulan Oktober 2020 ini wilayah Pulau Jawa. “Pertama kalau kita melihat pergerakan tanah di Indonesia pada bulan Oktober, potensi tinggi bergerak dari Bogor ke Sukabumi, Cianjur, kemudian ke Garut Selatan, Tasikmalaya Selatan. Nah, saat ini untuk Jawa Barat itu bergerak dari selatan ke tengah.”
“Kemudian potensinya akan bergerak ke Majalengka, Sumedang dan ke Kuningan. Dan ini posisinya akan seperti itu. Dan potensi ini akan bergerak ke Jawa Tengah dan peralihannya ada di Jawa Timur. Itu untuk posisi pergerakan di Jawa,” sambung Agus.
Sementara untuk wilayah Sumatera, kata Agus gerakan tanah banyak terjadi di wilayah Sumatera bagian barat hingga ke Lampung. “Untuk wilayah Sumatera dalam konteks filosofi jalan air, maka wilayah-wilayah yang potensinya tinggi di Sumatera memang sudah bergerak dari sejak bulan September kemarin. Itu seluruh wilayah Sumatera bagian barat sampai ke Lampung. Nah itu terutama di wilayah tersebut.”
“Kalau di Sumatera Utara memang ada beberapa catatan hari ini, bahwa kemarin ada tanah longsor di Tapanuli,” papar Agus.
Agus mengatakan pergerakan tanah di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur belum tinggi potensinya karena masih musim peralihan dari kemarau ke hujan. “Tetapi catatan longsor sudah kita dapatkan di wilayah Flores di daerah Bajawa, jadi di Kepulauan Ende.”
Di wilayah Kalimantan yang potensinya menengah ke tinggi adalah Kalimantan Barat bagian timur, Kalimantan Tengah bagian tengah, Kalimantan Timur bagian tengah, dan Kalimantan Utara bagian tengah.
“Dan kalau kita bicara gerakan tanah di bagian hulu, juga kita harus mewaspadai dari gerakan tanah adalah banjir bandang. Da ini yang harus diwaspadai terutama wilayah pemukiman yang berada di jalur air,” kata Agus.
Agus menjelaskan di Sulawesi yang wilayahnya masih tinggi pergerakan tanah adalah wilayah Sulawesi bagian utara, Sulawesi Tenggara bagian barat laut, kemudian Sulawesi Tengah dan Gorontalo bagian barat. Kemudian di wilayah Maluku, hanya Pulau Buru yang potensi pergerakan tanah menengah. “Maluku juga masih peralihan hanya di Pulau Buru itu potensinya menengah.” (Baca juga: BMKG Sampaikan Wilayah Ini yang Paling Berpotensi Terdampak Fenomena La Nina)
Kemudian kalau di Papua, kata Agus pergerakan tanah memang masih tinggi. “Kapi kita terutama di daerah pegunungan potensinya tinggi. Dan khusus untuk Papua karena medan jalannya terjal yang perlu diwaspadai. Catatan longsor pernah terjadi, ketika curah hujan maka ini yang harus diwaspadai.”
Agus mengatakan dalam dua minggu terakhir ini gerakan tanah banyak terjadi pergerakan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. “Kebetulan dari catatan kita bahwa Jawa Barat dan Jawa Tengah ini memang banyak terjadi pergerakan tanah di dua minggu terakhir,” ujarnya dalam diskusi Polemik Trijaya “Kita Jaga Alam-Alam Jaga Kita” secara virtual, Sabtu (14/11/2020). (Baca juga: BMKG: Waspada Tiga Fenomena Ini Penyebab Bencana Hidrometeorologi di Jakarta)
Agus juga menjelaskan pergerakan tanah pada bulan Oktober 2020 ini wilayah Pulau Jawa. “Pertama kalau kita melihat pergerakan tanah di Indonesia pada bulan Oktober, potensi tinggi bergerak dari Bogor ke Sukabumi, Cianjur, kemudian ke Garut Selatan, Tasikmalaya Selatan. Nah, saat ini untuk Jawa Barat itu bergerak dari selatan ke tengah.”
“Kemudian potensinya akan bergerak ke Majalengka, Sumedang dan ke Kuningan. Dan ini posisinya akan seperti itu. Dan potensi ini akan bergerak ke Jawa Tengah dan peralihannya ada di Jawa Timur. Itu untuk posisi pergerakan di Jawa,” sambung Agus.
Sementara untuk wilayah Sumatera, kata Agus gerakan tanah banyak terjadi di wilayah Sumatera bagian barat hingga ke Lampung. “Untuk wilayah Sumatera dalam konteks filosofi jalan air, maka wilayah-wilayah yang potensinya tinggi di Sumatera memang sudah bergerak dari sejak bulan September kemarin. Itu seluruh wilayah Sumatera bagian barat sampai ke Lampung. Nah itu terutama di wilayah tersebut.”
“Kalau di Sumatera Utara memang ada beberapa catatan hari ini, bahwa kemarin ada tanah longsor di Tapanuli,” papar Agus.
Agus mengatakan pergerakan tanah di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur belum tinggi potensinya karena masih musim peralihan dari kemarau ke hujan. “Tetapi catatan longsor sudah kita dapatkan di wilayah Flores di daerah Bajawa, jadi di Kepulauan Ende.”
Di wilayah Kalimantan yang potensinya menengah ke tinggi adalah Kalimantan Barat bagian timur, Kalimantan Tengah bagian tengah, Kalimantan Timur bagian tengah, dan Kalimantan Utara bagian tengah.
“Dan kalau kita bicara gerakan tanah di bagian hulu, juga kita harus mewaspadai dari gerakan tanah adalah banjir bandang. Da ini yang harus diwaspadai terutama wilayah pemukiman yang berada di jalur air,” kata Agus.
Agus menjelaskan di Sulawesi yang wilayahnya masih tinggi pergerakan tanah adalah wilayah Sulawesi bagian utara, Sulawesi Tenggara bagian barat laut, kemudian Sulawesi Tengah dan Gorontalo bagian barat. Kemudian di wilayah Maluku, hanya Pulau Buru yang potensi pergerakan tanah menengah. “Maluku juga masih peralihan hanya di Pulau Buru itu potensinya menengah.” (Baca juga: BMKG Sampaikan Wilayah Ini yang Paling Berpotensi Terdampak Fenomena La Nina)
Kemudian kalau di Papua, kata Agus pergerakan tanah memang masih tinggi. “Kapi kita terutama di daerah pegunungan potensinya tinggi. Dan khusus untuk Papua karena medan jalannya terjal yang perlu diwaspadai. Catatan longsor pernah terjadi, ketika curah hujan maka ini yang harus diwaspadai.”
(kri)
tulis komentar anda