Optimis 3 Indikator Sukses Pilkada Versi Ketua Komisi II DPR Bisa Terealisasi
Kamis, 12 November 2020 - 12:48 WIB
JAKARTA - Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia Tandjung menyebut ada tiga indikator pelaksanaan Pilkada 2020 dikatakan sukses. Pertama, seluruh tahapan Pilkada berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan dan sukses.
Doli menyebut sudah ada belasan tahapan yang terlewati dan berjalan lancar. Tinggal tiga tahapan lagi yang akan dilaksanakan yaitu masa tenang antara 6-8 Desember 2020. Kemudian tahapan pencoblosan tanggal 9 Desember 2020. Tahap berikutnya adalah proses rekapitulasi yang dilanjutkan gugatan sengketa Pilkada di Mahkamah Konstitusi.
Indikator sukses kedua, lanjut Doli, adalah tingginya partisipasi pemilih pada Pilkada. KPU telah tetapkan target 77,5%. Target ini cukup realistis karena mengacu pada pengalaman Pemilu Serentak 2019, yang partisipasi pemilih mencapai 83%. “Mungkin tidak bisa apple to apple antara Pemilu 2019 dengan Pilkada 2020, tapi dengan angka 77,5% itu kita harus tetap optimistis,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini beberapa waktu lalu dalam sebuah webinar.
Untuk indikator sukses ketiga, Doli menyebut Pilkada berjalan selamat dan sehat. Kondisi ini ditujukan kepada para pemilih, penyelenggara, paslon dan seluruh komponen masyarakat. Jika semua selamat dan sehat maka Pilkada 2020 menjadi transformasi pola baru kehidupan masyarakat yang beradaptasi dengan Covid-19. “Kalau Paslon, penyelenggara, pemerintah dan seluruh stakeholder memberikan edukasi pada masyarakat cara hidup sehat dengan disiplin pada protokol kesehatan, saya kira masyarakat akan terbiasa. Pilkada menjadi satu media untuk membiasakan pola hidup baru tersebut,” tutup Doli.
Sekjen Jatim Institute Yudo Adianto Salim mengaku optimis ketiga indikator sukses Pilkada Serentak 2020 seperti yang disampaikan Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tanjung bisa terpenuhi semuanya. "Ketiga indikator sukses Pilkada di tengah Pandemi Covid-19 yang diungkap Ketua Komisi II DPR memang benar adanya. Itulah kondisi riil yang terjadi. Perhelatan Pilkada 2020 hingga jelang satu bulan kurang ini relatif berjalan sesuai harapan," ujar Adi sapaan akrabnya, Kamis (12/11).
Ia menambahkan, ketiga indikator sukses tersebut bisa terwujud dengan catatan semua stakeholders bersinergi dengan baik agar Pilkada demokratis, sehat dan aman Covid-19 seperti yang kita harapkan bisa terealisasi," tuturnya.
Esensi dari Pilkada, sambung Adi, ialah mekanisme transisi kekuasaan politik dengan damai dan pilar utama untuk memenuhi kehendak serta aspirasi rakyat. "Itu artinya, jika Pilkada tidak berjalan sesuai rencana. Atau ada tahapan yang mandek tidak sesuai rencana, hingga menimbulkan konflik baik secara horizontal di masyarakat maupun vertikal antara peserta Pemilu dengan Penyelenggara Pemilu, maka indikator sukses pertama seperti kata Ketua Komisi II DPR tidak sesuai harapan," urainya.
Kemudian, masih kata Adi, jika partisipasi politik masyarakat rendah, indikator sukses kedua juga bisa dikatakan gagal. "Karena itu, Pemerintah bersama Penyelenggara Pemilu harus melibatkan seluruh unsur peserta baik Paslon, Timses, masyarakat pemilih agar Pilkada berlangsung semarak dengan tetap sesuai Protokol Kesehatan," bebernya.
Menurut Adi, dengan demikian jika peserta Pilkada bisa diyakinkan dengan sejumlah regulasi yang ada bisa menjamin Pilkada sehat dan aman Covid-19. "Pemerintah bersama Penyelenggara Pemilu tentu telah berupaya keras untuk meyakinkan publik kalau TPS itu aman dari penyebaran Covid-19. Kita semua juga harus berperan untuk menangkal segala berita hoaks atau propaganda yang menyebut Pilkada akan menjadi kluster penyebaran Covid-19," urainya.
Lebih lanjut Adi menjelaskan, jika publik bisa diyakinkan bahwasannya seluruh proses tahapan Pilkada sesuai dengan Prokes ketat. "Sehingga indikator sukses Pilkada ketiga sesuai harapan Ketua Komisi II DPR yaitu Pilkada aman dan sehat bisa benar-benar terwujud," tandas Adi.
Doli menyebut sudah ada belasan tahapan yang terlewati dan berjalan lancar. Tinggal tiga tahapan lagi yang akan dilaksanakan yaitu masa tenang antara 6-8 Desember 2020. Kemudian tahapan pencoblosan tanggal 9 Desember 2020. Tahap berikutnya adalah proses rekapitulasi yang dilanjutkan gugatan sengketa Pilkada di Mahkamah Konstitusi.
Indikator sukses kedua, lanjut Doli, adalah tingginya partisipasi pemilih pada Pilkada. KPU telah tetapkan target 77,5%. Target ini cukup realistis karena mengacu pada pengalaman Pemilu Serentak 2019, yang partisipasi pemilih mencapai 83%. “Mungkin tidak bisa apple to apple antara Pemilu 2019 dengan Pilkada 2020, tapi dengan angka 77,5% itu kita harus tetap optimistis,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini beberapa waktu lalu dalam sebuah webinar.
Untuk indikator sukses ketiga, Doli menyebut Pilkada berjalan selamat dan sehat. Kondisi ini ditujukan kepada para pemilih, penyelenggara, paslon dan seluruh komponen masyarakat. Jika semua selamat dan sehat maka Pilkada 2020 menjadi transformasi pola baru kehidupan masyarakat yang beradaptasi dengan Covid-19. “Kalau Paslon, penyelenggara, pemerintah dan seluruh stakeholder memberikan edukasi pada masyarakat cara hidup sehat dengan disiplin pada protokol kesehatan, saya kira masyarakat akan terbiasa. Pilkada menjadi satu media untuk membiasakan pola hidup baru tersebut,” tutup Doli.
Sekjen Jatim Institute Yudo Adianto Salim mengaku optimis ketiga indikator sukses Pilkada Serentak 2020 seperti yang disampaikan Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tanjung bisa terpenuhi semuanya. "Ketiga indikator sukses Pilkada di tengah Pandemi Covid-19 yang diungkap Ketua Komisi II DPR memang benar adanya. Itulah kondisi riil yang terjadi. Perhelatan Pilkada 2020 hingga jelang satu bulan kurang ini relatif berjalan sesuai harapan," ujar Adi sapaan akrabnya, Kamis (12/11).
Ia menambahkan, ketiga indikator sukses tersebut bisa terwujud dengan catatan semua stakeholders bersinergi dengan baik agar Pilkada demokratis, sehat dan aman Covid-19 seperti yang kita harapkan bisa terealisasi," tuturnya.
Esensi dari Pilkada, sambung Adi, ialah mekanisme transisi kekuasaan politik dengan damai dan pilar utama untuk memenuhi kehendak serta aspirasi rakyat. "Itu artinya, jika Pilkada tidak berjalan sesuai rencana. Atau ada tahapan yang mandek tidak sesuai rencana, hingga menimbulkan konflik baik secara horizontal di masyarakat maupun vertikal antara peserta Pemilu dengan Penyelenggara Pemilu, maka indikator sukses pertama seperti kata Ketua Komisi II DPR tidak sesuai harapan," urainya.
Kemudian, masih kata Adi, jika partisipasi politik masyarakat rendah, indikator sukses kedua juga bisa dikatakan gagal. "Karena itu, Pemerintah bersama Penyelenggara Pemilu harus melibatkan seluruh unsur peserta baik Paslon, Timses, masyarakat pemilih agar Pilkada berlangsung semarak dengan tetap sesuai Protokol Kesehatan," bebernya.
Menurut Adi, dengan demikian jika peserta Pilkada bisa diyakinkan dengan sejumlah regulasi yang ada bisa menjamin Pilkada sehat dan aman Covid-19. "Pemerintah bersama Penyelenggara Pemilu tentu telah berupaya keras untuk meyakinkan publik kalau TPS itu aman dari penyebaran Covid-19. Kita semua juga harus berperan untuk menangkal segala berita hoaks atau propaganda yang menyebut Pilkada akan menjadi kluster penyebaran Covid-19," urainya.
Lebih lanjut Adi menjelaskan, jika publik bisa diyakinkan bahwasannya seluruh proses tahapan Pilkada sesuai dengan Prokes ketat. "Sehingga indikator sukses Pilkada ketiga sesuai harapan Ketua Komisi II DPR yaitu Pilkada aman dan sehat bisa benar-benar terwujud," tandas Adi.
(alf)
tulis komentar anda