Uji Klinis Vaksin Sinovac Tinggal Evaluasi Keamanan dan Efikasi
Selasa, 10 November 2020 - 14:38 WIB
JAKARTA - Uji coba vaksin Sinovac yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat kepada sebanyak 1.620 relawan telah selesai proses penyuntikannya. Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Universitas Padjajaran (Unpad), Kusnandi Rusmil mengatakan, saat ini proses yang dilakukan tinggal menunggu hasil dari evaluasi serta melihat efikasi vaksin.
"Uji klinis vaksin COVID-19 di Bandung ada 1.620 subjek penelitian dan semuanya itu telah disuntik selesai. Jadi udah nggak ada suntikannya lagi, tinggal diikuti ya," kata Kusnandi dalam dialog khusus KCP PEN secara virtual, Selasa (10/11/2020).
"Jadi dia sebelum disuntik kan diambil darahnya, diambil darah kemudian satu bulan itu diambil darahnya lagi. Kemudian 3 bulan setelah disuntik diambil darahnya lagi. Dan 6 bulan setelah suntik diambil darahnya lagi," kata Kusnandi. (
)
Lalu, maksud pengambilan darah ini apa? "Untuk mengevaluasi kadar zat anti-nya, di samping untuk mengevaluasi keamanan vaksin, juga untuk melihat efikasi vaksin," ungkap Kusnandi.
Pasalnya, kata Kusnandi dari sejumlah relawan uji klinis vaksin Sinovac, ada beberapa yang disuntikkan vaksin dan ada beberapa yang mendapatkan plasebo. "Karena nggak semuanya itu diberikan vaksin, tapi ada yang plasebo. Nanti dibandingkan antara yang dapat vaksin dengan yang dapat plasebo berapa yang dapat penyakit COVID ini," katanya.
Dengan begitu, efikasi vaksin juga akan terlihat hasilnya. Namun, Kusnandi mengatakan bahwa proses efikasi vaksin Sinovac tidak hanya dari uji klinis di Indonesia saja tetapi juga dari uji klinis vaksin Sinovac di luar negeri. ( )
"Tapi itu tentu diambil bukan dari Bandung saja nanti penelitian ini tentang efikasi. Karena efikasi itu harus puluhan ribu sebetulnya. Mungkin diambil juga dari Brazil ya, yang dari India dan sebagainya untuk efikasi," kata Kusnandi.
"Uji klinis vaksin COVID-19 di Bandung ada 1.620 subjek penelitian dan semuanya itu telah disuntik selesai. Jadi udah nggak ada suntikannya lagi, tinggal diikuti ya," kata Kusnandi dalam dialog khusus KCP PEN secara virtual, Selasa (10/11/2020).
"Jadi dia sebelum disuntik kan diambil darahnya, diambil darah kemudian satu bulan itu diambil darahnya lagi. Kemudian 3 bulan setelah disuntik diambil darahnya lagi. Dan 6 bulan setelah suntik diambil darahnya lagi," kata Kusnandi. (
Baca Juga
Lalu, maksud pengambilan darah ini apa? "Untuk mengevaluasi kadar zat anti-nya, di samping untuk mengevaluasi keamanan vaksin, juga untuk melihat efikasi vaksin," ungkap Kusnandi.
Pasalnya, kata Kusnandi dari sejumlah relawan uji klinis vaksin Sinovac, ada beberapa yang disuntikkan vaksin dan ada beberapa yang mendapatkan plasebo. "Karena nggak semuanya itu diberikan vaksin, tapi ada yang plasebo. Nanti dibandingkan antara yang dapat vaksin dengan yang dapat plasebo berapa yang dapat penyakit COVID ini," katanya.
Dengan begitu, efikasi vaksin juga akan terlihat hasilnya. Namun, Kusnandi mengatakan bahwa proses efikasi vaksin Sinovac tidak hanya dari uji klinis di Indonesia saja tetapi juga dari uji klinis vaksin Sinovac di luar negeri. ( )
"Tapi itu tentu diambil bukan dari Bandung saja nanti penelitian ini tentang efikasi. Karena efikasi itu harus puluhan ribu sebetulnya. Mungkin diambil juga dari Brazil ya, yang dari India dan sebagainya untuk efikasi," kata Kusnandi.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda