Saran Misbakhun untuk Pemerintah Akhiri Resesi di Masa Pandemi

Kamis, 05 November 2020 - 20:32 WIB
Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun. Foto/Istimewa
JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menilai pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut Indonesia secara resmi memasuki resesi ekonomi bukan hal mengejutkan.

Menurut Misbakhun, hal yang lebih utama saat ini ialah mencari solusi atas masalah ekonomi efek pandemi Covid-19. “Pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh BPS untuk periode Q3 2020 pada posisi -3,49 secara yoy (year on year-red) dan pada posisi resesi sudah kita prediksi kan sejak awal. Saat ini bukan lagi berdebat pada definisi resesi lagi,” ujar Misbakhun, Kamis (5/11/2020).

Dia menambahkan, saat ini yang paling utama ialah melakukan upaya-upaya perbaikan konkret dan fundamental.



Menurut dia, berbagai risiko akibat resesi harus benar-benar diantisipasi sehingga tekanan pada sektor ekonomi tidak merembet pada sektor-sektor.

“Yang penting tawaran solusinya. Harus ada upaya sungguh-sungguh untuk melakukan perbaikan-perbaikan di semua sektor ekonomi. Indikator negatif yang menjadi penyebab resesi harus dimitigasi, sehingga durasi resesi ekonomi yang kita alami tidak panjang dan cepat berlalu,” tutur politikus Partai Golkar ini.( )

Mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak itu menambahkan, tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi saat ini muncul karena pandemi Covid-19. Sebab, banyak negara melakukan pembatasan sosial bahkan penguncian diri (lockdown) yang membuat seluruh dunia mengalami situasi dan keadaan sama.

“Situasi pandemi inilah yang membuat ekonomi berjalan dalam situasi ketidakpastian yang berkelanjutan dan memberikan tekanan yang dalam pada pertumbuhan ekonomi sampi pada level resesi. Pemerintah telah berupaya dengan kebijakan meningkatkan jumlah belanja bantuan sosial, bantuan modal pada UMKM, dan anggaran kesehatan yang besar untuk program menangani Covid-19,” tuturnya.. (Baca juga: Ini Rangkaian Kegiatan Habib Rizieq Setibanya di Indonesia)

Namun, Misbakhun juga mengingatkan mengenai pentingnya perbaikan pada sisi permintaan (demand side). Menurut dia, harus ada perbaikan pada sisi konsumsi rumah tangga.

Misbakhun menambahkan, lebih dari 56% pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia didorong oleh konsumsi rumah tangga kelas menengah yang saat ini mengalami penurunan sangat drastis. Penurunan itu menyebabkan pertumbuhan ekonomi terkontraksi sangat dalam.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More