Kunjungi Pengungsi di Banyumas, Ganjar Minta Kades Terapkan Protokol Kesehatan
Selasa, 03 November 2020 - 20:57 WIB
BANYUMAS - Ratusan warga Desa Sirau Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, terpaksa mengungsi akibat banjir yang merendam rumahnya. Mereka menempati balai pertemuan dan ruang sekolah yang ada di desa setempat.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memantau langsung kondisi pengungsi pada Selasa (3/11/2020). Sebelumnya, Ganjar juga mengunjungi desa terisolir akibat banjir di Dusun Grumbul Nusapule.
Di desa Sirau, Ganjar yang didampingi Bupati Banyumas Achmad Husein melihat penerapan protokol kesehatan khususnya jaga jarak belum dilakukan dengan baik. Para pengungsi yang masih berada di posko pengungsian salah satu gedung pertemuan, masih belum menerapkan physical distancing dengan baik.
Ganjar pun langsung memanggil Kepala Desa dan BPBD setempat untuk segera melakukan penataan. Menurutnya, penataan penting agar keselamatan para pengungsi terjaga.
"Memang ini perlu latihan, karena kondisi seperti ini berbahaya. Pak Kades saya titip, semua tempat pengungsi dikasih jarak, dibuat kotak-kotak pemisahan antar keluarga. Kalau seperti ini kan bahaya," kata Ganjar.
Pihaknya juga meminta tim kesehatan untuk melakukan pengawasan ketat. Pasalnya, ada banyak pengungsi yang berusia lanjut dan ada pula balita.
"Tadi saya tanya, ada dua pengungsi sepuh yang punya penyakit hipertensi. Itu harus dikhususkan, harus dipisah," tegasnya.
Ganjar meminta Kades dan BPBD mencari alternatif tempat pengungsian lain untuk dijadikan posko pengungsian. Misalnya sekolahan bisa dipakai untuk menampung pengungsi karena masih libur. Dengan begitu, maka penataan bisa dilakukan dan jumlahnya bisa dikurangi.
"Saya titip pak Kades, BPBD, PMI menindaklanjuti ini. Makanya saya langsung perintahkan hari ini, karena ini bahaya," tegasnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memantau langsung kondisi pengungsi pada Selasa (3/11/2020). Sebelumnya, Ganjar juga mengunjungi desa terisolir akibat banjir di Dusun Grumbul Nusapule.
Di desa Sirau, Ganjar yang didampingi Bupati Banyumas Achmad Husein melihat penerapan protokol kesehatan khususnya jaga jarak belum dilakukan dengan baik. Para pengungsi yang masih berada di posko pengungsian salah satu gedung pertemuan, masih belum menerapkan physical distancing dengan baik.
Ganjar pun langsung memanggil Kepala Desa dan BPBD setempat untuk segera melakukan penataan. Menurutnya, penataan penting agar keselamatan para pengungsi terjaga.
"Memang ini perlu latihan, karena kondisi seperti ini berbahaya. Pak Kades saya titip, semua tempat pengungsi dikasih jarak, dibuat kotak-kotak pemisahan antar keluarga. Kalau seperti ini kan bahaya," kata Ganjar.
Pihaknya juga meminta tim kesehatan untuk melakukan pengawasan ketat. Pasalnya, ada banyak pengungsi yang berusia lanjut dan ada pula balita.
"Tadi saya tanya, ada dua pengungsi sepuh yang punya penyakit hipertensi. Itu harus dikhususkan, harus dipisah," tegasnya.
Ganjar meminta Kades dan BPBD mencari alternatif tempat pengungsian lain untuk dijadikan posko pengungsian. Misalnya sekolahan bisa dipakai untuk menampung pengungsi karena masih libur. Dengan begitu, maka penataan bisa dilakukan dan jumlahnya bisa dikurangi.
"Saya titip pak Kades, BPBD, PMI menindaklanjuti ini. Makanya saya langsung perintahkan hari ini, karena ini bahaya," tegasnya.
tulis komentar anda