Komisi III : Cabut SIM Pengendara Moge Arogan
Senin, 02 November 2020 - 16:51 WIB
JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI Cucun Ahmad Sjamsurijal mendesak tindakan tegas kepada para pengendar motor gede (Moge) arogan. Selain memproses pelanggaran pidana, Polri juga diminta mencabut Surat Izin Mengemudi (SIM) bagi pengendara moge yang terbukti meresahkan masyarakat.
“Harus ada tindakan tegas kepada siapapun pengendara moge arogan di jalan raya. Apalagi bukan sekali ini saja kasus pengendara moge yang meresahkan masyarakat. Tindak pelanggaran pidananya, cabut juga surat izin mengemudinya,” ujar Cucun, Senin (2/11/2020).
Dia menjelaskan tindakan pemukulan dua anggota TNI oleh pengendara Moge di Agam, Sumatera Barat merupakan salah satu bukti jika butuh pembinaan esktra kepada para pemilik dan pengendara moge di tanah air. Menurutnya sebelum kasus pemukulan TNI ini banyak kasus bukti arogansi pemilik moge saat berkendara di jalan raya. “Sebelum kasus ini banyak kasus arogansi moge di lapangan mulai dari konvoi yang halangi ambulance di Gianyar Bali, ribut dengan Polantas wilayah Polwiltabes Bandung, hingga ribut dengan warga di Condongcatur Yogya. Fakta ini harus menjadi perhatian banyak pihak agar ada dilakukan pembinaan ekstra kepada mereka,” katanya.
Cucun menegaskan bahwa tidak ada hak istimewa bagi individua atau kelompok saat berkemudi di jalan raya. Mereka harus menaati semua aturan lalu lintas. Pun juga dengan pemilik dan pengendara Moge. Mereka harus tetap menaati semua aturan lalu lintas sehingga tidak membahayakan diri maupun orang lain. “Apalagi seringkali mereka berkendara secara bersama-sama atau konvoi. Jelas mereka membutuhkan space jalan yang besar sehingga berpotensi merugikan pengendara lain. Nah harusnya ketaatan mereka dalam berlalu lintas juga harus lebih ekstra,” katanya.
Terkait masuknya para purnawirawan TNI/Polri ke klub Moge, Cucun berharap hal itu sebagai bagian pembinaan klub-klub Moge di tanah air. Menurutnya misi ini penting karena jumlah pemilik moge biasanya masyarakat menengah ke atas sehingga membutuhkan sosok yang disegani. “Tapi jangan juga terlena, kalo sudah di dalam klub malah jadi beking yang secara tidak langsung mendukung pelanggaran lalu lintas,” tukasnya.
(war)
tulis komentar anda