Pandemi Tak Menghalangi Siswa Indonesia Berprestasi di Tingkat Dunia
Senin, 19 Oktober 2020 - 12:05 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid 19 telah tidak hanya telah mempengaruhi sektor kesehatan maupun ekonomi.Wabah ini juga telah membuat kegiatan pendidikan formal jadi berantakan. Selama pandemi sistem belajar mengajar pun di ubah seketika. Dari yang tatap muka di sekolah menjadi pendidikan jarak jauh (PJJ).
Sistem ini ternyata banyak kekurangan. maklum saja kebijakan PJJ ditetapkan secara mendadak sebagai antisipasi dari pemberlakukan social distancing di sekolah-sekolah. Akibatnya tidak hanya kesiapan infrastruktur yang bermasalah, terkait kedisiplinan dan mental siswa juga ikut berpengaruh.
Bagi para murid-murid yang duduk di banku sekolah dasar, misalnya. Banyak yang belum siap menerima pelajaran saat PJJ dimulai. “Kadang masih tidur, kadang belum mandi, kadang malah ngak mau belajar,”ujar Rini ibu dari dua anak yang masih duduk di Sekolah Dasar.
Lain lagi cerita yang disampaikan oleh Pendi orang tua siswa kelas IX di sebuah sekolah di Pamulang, Tangerang Selatan. Menurutnya selain keterbatasan fasilitas, sistem PJJ juga dinilai belum efektif karena ketidaksiapan siswa belajar di rumah. Disiplin anak dalam belajar berantakan, inginnya main saja dengan teman-teman. “anak tidak siap untuk belajar di rumah,”kata Pendi.
Saat ujian atau ulangan, malah orang tuanya yang ikut membantu menjawab. Atau mereka asyik emncari jawaban melalui Google. Jadi tidak murni jawaban dari siswa. Itu sebabnya Pendi menginginkan agar bagaimana caranya, sistem belajar bisa kembali seperti dulu yakni tatap muka di sekolah, namun dengan menerapkan protokol kesehatan.
Tentu saja peran orang tua dalam konsep belajar PJJ jadi lebih dominan. Jika tidak segera diatasi bersama antara orang tua, guru dan sekolah, bukan hal yang aneh, jika kualitas pendidikan saat PJJ menurun. Akibatnya prestasi belajar para siswa pun ikut merosot.
Baca Juga: prestasi di kancah internasional Baru-baru ini, siswa kelas 12 Sekolah Kristen IPEKA BSD, Stanve Avrilium Widjaja meraih prestasi membanggakan setelah sukses meraih medali emas masing-masing di ajang International Mathematical Olympiad (IMO) 2020 dan di Tuymaada International Olympiad (Tuymaada) 2020.
tahunan bagi siswa setingkat SMA. IMO merupakan olimpiade sains internasional tertua yang pertama kali diadakan pada 1959. Pada tahun 2020 ini, perhelatan IMO diadakan dari 20 hingga 28 September 2020 secara daring. Mekanismenya, peserta akan diawasi oleh kamera secara daring dan didampingi oleh pengawas profesional dan berpengalaman.
Proses menuju IMO dimulai dari seleksi sekolah dan Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) 2019. Peserta-peserta terbaik dari setiap kabupaten/kota dapat mewakili daerahnya untuk mengikuti seleksi provinsi. Lalu terpilih 77 peserta terbaik se-Indonesia untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN). Tahun 2019, OSN diadakan di Manado dan terpilih sekitar 31 anak peraih medali untuk dipanggil mengikuti pelatnas. Dari pelatnas tersebut dipilih 6 orang yang berhak mewakili Indonesia di ajang IMO 2020.
Sistem ini ternyata banyak kekurangan. maklum saja kebijakan PJJ ditetapkan secara mendadak sebagai antisipasi dari pemberlakukan social distancing di sekolah-sekolah. Akibatnya tidak hanya kesiapan infrastruktur yang bermasalah, terkait kedisiplinan dan mental siswa juga ikut berpengaruh.
Bagi para murid-murid yang duduk di banku sekolah dasar, misalnya. Banyak yang belum siap menerima pelajaran saat PJJ dimulai. “Kadang masih tidur, kadang belum mandi, kadang malah ngak mau belajar,”ujar Rini ibu dari dua anak yang masih duduk di Sekolah Dasar.
Lain lagi cerita yang disampaikan oleh Pendi orang tua siswa kelas IX di sebuah sekolah di Pamulang, Tangerang Selatan. Menurutnya selain keterbatasan fasilitas, sistem PJJ juga dinilai belum efektif karena ketidaksiapan siswa belajar di rumah. Disiplin anak dalam belajar berantakan, inginnya main saja dengan teman-teman. “anak tidak siap untuk belajar di rumah,”kata Pendi.
Saat ujian atau ulangan, malah orang tuanya yang ikut membantu menjawab. Atau mereka asyik emncari jawaban melalui Google. Jadi tidak murni jawaban dari siswa. Itu sebabnya Pendi menginginkan agar bagaimana caranya, sistem belajar bisa kembali seperti dulu yakni tatap muka di sekolah, namun dengan menerapkan protokol kesehatan.
Tentu saja peran orang tua dalam konsep belajar PJJ jadi lebih dominan. Jika tidak segera diatasi bersama antara orang tua, guru dan sekolah, bukan hal yang aneh, jika kualitas pendidikan saat PJJ menurun. Akibatnya prestasi belajar para siswa pun ikut merosot.
Baca Juga: prestasi di kancah internasional Baru-baru ini, siswa kelas 12 Sekolah Kristen IPEKA BSD, Stanve Avrilium Widjaja meraih prestasi membanggakan setelah sukses meraih medali emas masing-masing di ajang International Mathematical Olympiad (IMO) 2020 dan di Tuymaada International Olympiad (Tuymaada) 2020.
tahunan bagi siswa setingkat SMA. IMO merupakan olimpiade sains internasional tertua yang pertama kali diadakan pada 1959. Pada tahun 2020 ini, perhelatan IMO diadakan dari 20 hingga 28 September 2020 secara daring. Mekanismenya, peserta akan diawasi oleh kamera secara daring dan didampingi oleh pengawas profesional dan berpengalaman.
Proses menuju IMO dimulai dari seleksi sekolah dan Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) 2019. Peserta-peserta terbaik dari setiap kabupaten/kota dapat mewakili daerahnya untuk mengikuti seleksi provinsi. Lalu terpilih 77 peserta terbaik se-Indonesia untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN). Tahun 2019, OSN diadakan di Manado dan terpilih sekitar 31 anak peraih medali untuk dipanggil mengikuti pelatnas. Dari pelatnas tersebut dipilih 6 orang yang berhak mewakili Indonesia di ajang IMO 2020.
Lihat Juga :
tulis komentar anda