PPP Dinilai Berpeluang Diminati Kalangan Milenial, Ini Alasannya
Minggu, 18 Oktober 2020 - 18:57 WIB
Untuk melakukan hal itu, Kata Ade, GMPI harus bisa menyelaraskan dengan keinginan-keinginan kaum milenial yang sangat kompleks. "Agar PPP bisa dikenal oleh kaum milenial, GMPI juga harus melihat potensi-potensi dari kaum milenial. Kemudian harus dipikirkan gerakan yang diminati oleh generasi muda, Biasanya kan generasi muda mengingankan kelompok atau komunitas yang memiliki hoby yang sama GMPI harus bisa menyelaraskan keinganan atau hoby-hoby mereka," papar Ade.
Sementara itu Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani, mengatakan, PPP tentu harus bisa bertransformasi diri terutama dari sisi manajemen. "Harus ada changce of management atau perubahan manajemen, terutama dari sisi nilai-nilai," kata Arsul.( )
Selanjutnya kata Arsul, yang harus dipikirkan adalah memperluas pangsa PPP termasuk golongan milenial."Rumus yang sederhana yang harus dilakukan adalah gaul dengan kaum milenial, buat kegiatan yang membuat kaum milenial tertarik," katanya.
Da memaparkan, potensi untuk merekrut kalangan milenial sangat terbuka, hanya saja PPP harus menetapkan dulu dari generasi sektor mana yang akan digarap.
"Misalnya dari wilayah sajakan ada perkotaan dan bukan perkotaan (urban atau rural), santri dan non santri, dari sisi pendidikan ada dari pendidikan keagamaan dan bukan keagamaan. Ini perlu, supaya punya fokus yang lebih baik, agar lebih terarah gerakan-gerakan kita," tuturnya. ( )
Kemudian dirinya juga mendorong bagi yang akan berkontesasi di Muktamar nanti agar menjadi atensi besar untuk memperhatikan para kaum milenaial, bahkan ada anggaran khusus untuk mereka.
"Karena sudah sunatullah bahwa generasi yang sudah sepuh harus digantikan oleh kalangan muda, maka PPP kedepan wajib memasukan generasi muda atau milenial di kepengurusan," tuturnya.
Sementara itu Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani, mengatakan, PPP tentu harus bisa bertransformasi diri terutama dari sisi manajemen. "Harus ada changce of management atau perubahan manajemen, terutama dari sisi nilai-nilai," kata Arsul.( )
Selanjutnya kata Arsul, yang harus dipikirkan adalah memperluas pangsa PPP termasuk golongan milenial."Rumus yang sederhana yang harus dilakukan adalah gaul dengan kaum milenial, buat kegiatan yang membuat kaum milenial tertarik," katanya.
Da memaparkan, potensi untuk merekrut kalangan milenial sangat terbuka, hanya saja PPP harus menetapkan dulu dari generasi sektor mana yang akan digarap.
"Misalnya dari wilayah sajakan ada perkotaan dan bukan perkotaan (urban atau rural), santri dan non santri, dari sisi pendidikan ada dari pendidikan keagamaan dan bukan keagamaan. Ini perlu, supaya punya fokus yang lebih baik, agar lebih terarah gerakan-gerakan kita," tuturnya. ( )
Kemudian dirinya juga mendorong bagi yang akan berkontesasi di Muktamar nanti agar menjadi atensi besar untuk memperhatikan para kaum milenaial, bahkan ada anggaran khusus untuk mereka.
"Karena sudah sunatullah bahwa generasi yang sudah sepuh harus digantikan oleh kalangan muda, maka PPP kedepan wajib memasukan generasi muda atau milenial di kepengurusan," tuturnya.
(dam)
tulis komentar anda