Cegah Stunting Selama Pandemi, BKKBN Tingkatkan Layanan IUD Post Partum
Rabu, 14 Oktober 2020 - 05:15 WIB
Selain itu, pelayanan KB tetap dilaksanakan selama pandemi Covid-19 dengan aturan protokol kesehatan yang ketat, sehingga akseptor dan provider terhindar dari penularan. ”Pasanglah IUD post partum atau pasca melahirkan karena memang tidak sakit memasangnya mudah kemudian tidak mengganggu ASI, ini saya kira keuntungan-keuntungan yang sangat baik untuk kemudian kita bisa menjaga jarak dalam interval kehamilan,” katanya.
Hasto menyebut beberapa faktor yang memengaruhi stunting, ada yang sifatnya sensitif dan spesifik. “Spesifik itu ya ASI, nutrisi atau mungkin penyakit, itu hal yang sifatnya spesifik dalam arti langsung, kalau ASI nya tidak diberikan, kalau makan nutrisinya kurang, kalau ada sakit-sakitan tentu dia langsung bisa membuat pertumbuhan menjadi terhambat,” Jelas Hasto.
Sedangkan yang sifatnya sensitif termasuk jarak kehamilan dan persalinan, lingkungan, serta sanitasinya harus bagus. “Airnya harus bersih jangan menggunakan air kotor untuk keperluan sehari-hari, kemudian juga tidak kumuh lingkungan kita supaya tidak banyak diare dan seterusnya, tidak menyebabkan pilek, rumahnya juga dikasih jendela yang cukup,” ujarnya.
Hasto menegaskan pentingnya gerakan pelayanan IUD paska persalinan oleh Provider Bidan/Dokter yang praktik di Fasilitas Kesehatan dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan Covid. “Sekali lagi pesan saya, marilah kita galakan penggunaan IUD post partum dan BKKBN akan mensupport alatnya maupun IUD nya untuk keperluan post partum dan juga mohon doanya ingin berusaha untuk mengakses sumber-sumber anggaran untuk melatih bidan-bidan dalam rangka pemasangan IUD pasca persalinan ini,” tegasnya.
Hasto menyebut beberapa faktor yang memengaruhi stunting, ada yang sifatnya sensitif dan spesifik. “Spesifik itu ya ASI, nutrisi atau mungkin penyakit, itu hal yang sifatnya spesifik dalam arti langsung, kalau ASI nya tidak diberikan, kalau makan nutrisinya kurang, kalau ada sakit-sakitan tentu dia langsung bisa membuat pertumbuhan menjadi terhambat,” Jelas Hasto.
Sedangkan yang sifatnya sensitif termasuk jarak kehamilan dan persalinan, lingkungan, serta sanitasinya harus bagus. “Airnya harus bersih jangan menggunakan air kotor untuk keperluan sehari-hari, kemudian juga tidak kumuh lingkungan kita supaya tidak banyak diare dan seterusnya, tidak menyebabkan pilek, rumahnya juga dikasih jendela yang cukup,” ujarnya.
Hasto menegaskan pentingnya gerakan pelayanan IUD paska persalinan oleh Provider Bidan/Dokter yang praktik di Fasilitas Kesehatan dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan Covid. “Sekali lagi pesan saya, marilah kita galakan penggunaan IUD post partum dan BKKBN akan mensupport alatnya maupun IUD nya untuk keperluan post partum dan juga mohon doanya ingin berusaha untuk mengakses sumber-sumber anggaran untuk melatih bidan-bidan dalam rangka pemasangan IUD pasca persalinan ini,” tegasnya.
(cip)
tulis komentar anda