Temukan Kasus Covid-19, Pemerintah Periksa 36.431 Sampel dari 196 Kabupaten/Kota
Rabu, 15 April 2020 - 16:49 WIB
JAKARTA - Pemerintah telah melakukan pemeriksaan 36.431 sampel untuk menemukan kasus positif kasus virus corona. Pemeriksaan ini dengan metode swab dan polymerase chain reaction (PCR).
"Uji PCR yang sudah kita laksanakan adalah lebih dari 36.431 spesimen yang kita periksa," ungkap Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto dalam Konferensi Pers di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (15/4/2020).
Pemeriksaan itu, kata Yuri, dilakukan di 196 Kabupaten/Kota yang terindikasi terjadi penyebaran virus ini. "Sampel ini berasal dari 196 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang saat ini merawat pasien Covid-19," katanya.
Selain itu, Yuri mengatakan pemerintah memiliki target untuk melakukan pemeriksaan 10 ribu sampel per hari dengan mengaktifkan 78 laboratorium di seluruh Indonesia untuk melakukan pemeriksaan. Sebelumnya hanya ada 32 laboratorium.
"Sudah barang tentu ini harus meningkatkan bukan hanya jumlah mesin tetapi juga reagen juga SDM-nya, juga sistem terkait dengan zonasi agar memperpendek waktu kirim spesimen menuju ke laboratorium uji dan selanjutnya diinterpretasikan hasilnya," ujarnya.
"Uji PCR yang sudah kita laksanakan adalah lebih dari 36.431 spesimen yang kita periksa," ungkap Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto dalam Konferensi Pers di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (15/4/2020).
Pemeriksaan itu, kata Yuri, dilakukan di 196 Kabupaten/Kota yang terindikasi terjadi penyebaran virus ini. "Sampel ini berasal dari 196 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang saat ini merawat pasien Covid-19," katanya.
Selain itu, Yuri mengatakan pemerintah memiliki target untuk melakukan pemeriksaan 10 ribu sampel per hari dengan mengaktifkan 78 laboratorium di seluruh Indonesia untuk melakukan pemeriksaan. Sebelumnya hanya ada 32 laboratorium.
"Sudah barang tentu ini harus meningkatkan bukan hanya jumlah mesin tetapi juga reagen juga SDM-nya, juga sistem terkait dengan zonasi agar memperpendek waktu kirim spesimen menuju ke laboratorium uji dan selanjutnya diinterpretasikan hasilnya," ujarnya.
(zik)
tulis komentar anda