Satgas Sebut Ada 10 Kandidat Vaksin di Dunia Masuk Uji Klinis Tahap III
Selasa, 06 Oktober 2020 - 19:36 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sudah ada 10 calon kandidat vaksin yang masuk uji klinis tahap III per 2 Oktober 2020. Seperti diketahui dalam pengembangan vaksin harus melalui tiga tahap uji klinis.
“Yang masuk fase III tersebut adalah Sinovac, Wuhan Institute of Biological Products atau Sinopharm, Janssen Pharmaceutical Companies (Johnson & Johnson Group), Cansino Biologics Incorporation atau Beijing Institute of Biotechnology, Gamaleya Research Institute, BioNtech atau Fosun Pharma Pfizer, University of Oxford atau AstraZeneca, Novavax, Moderna atau NIAID, Beijing Institute of Biological Products atau Sinopharm,” kata Wiku Saat konferensi Pers di Kantor Presiden, Selasa (6/10/2020). (Baca juga: Update COVID-19: Positif 311.176 Orang, 236.437 Sembuh dan 11.374 Meninggal)
Pemerintah Indonesia juga telah mengadakan perjanjian untuk mengakses vaksin dengan beberapa perusahaan. Pertama adalah vaksin hasil kerja sama Sinovac dan Bio Farma yang saat ini proses uji klinis fase III di Bandung. “Kedua, Sinopharm yang saat ini sedang mengadakan kerja sama dengan United Arab Emirates (Uni Emirat Arab) di mana uji klinis fase III sedang berlangsung dengan target subjek 22.000 orang. Kerja sama dengan pemerintah Indonesia melalui PT Kimia Farma yang bekerja sama dengan G42 di UEA,” ungkapnya. (Baca juga: Luhut, Terawan hingga MUI Segera ke China Urus Vaksin COVID-19)
Ketiga adalah Genexine di Korea yang bekerja sama dengan PT Kalbe Farma sedang menjalani uji klinis fase I dan fase IIA di Korea. Uji klinis ini menggunakan 60 subjek. “Selain kerja sama multilateral, pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan vaksin dalam negeri seperti konsorsium pengembangan vaksin merah putih yang dipimpin lembaga biologi molekuler Eijkman dan Kemenristek,” katanya.
“Yang masuk fase III tersebut adalah Sinovac, Wuhan Institute of Biological Products atau Sinopharm, Janssen Pharmaceutical Companies (Johnson & Johnson Group), Cansino Biologics Incorporation atau Beijing Institute of Biotechnology, Gamaleya Research Institute, BioNtech atau Fosun Pharma Pfizer, University of Oxford atau AstraZeneca, Novavax, Moderna atau NIAID, Beijing Institute of Biological Products atau Sinopharm,” kata Wiku Saat konferensi Pers di Kantor Presiden, Selasa (6/10/2020). (Baca juga: Update COVID-19: Positif 311.176 Orang, 236.437 Sembuh dan 11.374 Meninggal)
Pemerintah Indonesia juga telah mengadakan perjanjian untuk mengakses vaksin dengan beberapa perusahaan. Pertama adalah vaksin hasil kerja sama Sinovac dan Bio Farma yang saat ini proses uji klinis fase III di Bandung. “Kedua, Sinopharm yang saat ini sedang mengadakan kerja sama dengan United Arab Emirates (Uni Emirat Arab) di mana uji klinis fase III sedang berlangsung dengan target subjek 22.000 orang. Kerja sama dengan pemerintah Indonesia melalui PT Kimia Farma yang bekerja sama dengan G42 di UEA,” ungkapnya. (Baca juga: Luhut, Terawan hingga MUI Segera ke China Urus Vaksin COVID-19)
Ketiga adalah Genexine di Korea yang bekerja sama dengan PT Kalbe Farma sedang menjalani uji klinis fase I dan fase IIA di Korea. Uji klinis ini menggunakan 60 subjek. “Selain kerja sama multilateral, pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan vaksin dalam negeri seperti konsorsium pengembangan vaksin merah putih yang dipimpin lembaga biologi molekuler Eijkman dan Kemenristek,” katanya.
(cip)
tulis komentar anda