Bukti Pluralisme PKB, Warga Nonmuslim Siap Menangkan Paslon Nurani

Selasa, 06 Oktober 2020 - 10:27 WIB
Warga nonmuslim siap menangkan Paslon Nurani sebagai bukti komitmen PKB untuk merawat kebhinekaan bukan sekadar slogan. FOTO : Istimewa
KENDAL - Komitmen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk merawat kebhinekaan bukan sekadar slogan. Contohnya di Kabupaten Kendal, sebagai parpol pemenang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 lalu, partai yang identik dengan basis pendukung pesantren ini merangkul semua lapisan masyarakat.

Ketua DPC PKB Kendal, Muhammad Makmun menegaskan bahwa komitmen PKB untuk merawat kebhinekaan bukan cuma slogan. Menurutnya, semangat pluralisme yang diajarkan oleh Gus Dur telah diterapkan dalam gerakan parpol yang dipimpinnya di Kendal. Meskipun diakui basis pendukungnya mayoritas kalangan nahdliyin, namun pihaknya merangkul semua kalangan bahkan kelompok minoritas. "Komitmen PKB untuk merawat kebhinekaan itu tidak sekadar lips service. Di Kendal yang basis masyarakat pesantren, pendukung PKB tidak hanya dari warga nahdliyin, tapi juga dari kelompok lain dan bahkan ada juga dari kalangan nonmuslim," kata Makmun.

Ditanya apakah pernyataannya itu karena sedang menghadapi momen Pilkada, dirinya membantah dan menunjukkan warga nonmuslim yang menjadi kader dan bahkan menjadi pengurus PKB. Dukungan dari lintas kelompok itu, kata dia, menunjukkan bahwa masyarakat percaya bahwa PKB menjunjung tinggi pluralisme. “Masyarakat percaya bahwa PKB memang partainya Gus Dur, yang akan terus merawat pluralisme, merawat kebhinekaan. Ini juga terjadi di Kendal, meskipun hari ini kami sebagai partai pemenang, kami merangkul semuanya, bahkan kelompok minoritas,” tegasnya.



Pernyataan ketua tim pemenangan pasangan calon bupati dan wakil bupati Kendal Ali Nurudin–Yekti Handayani (NUrani) ternyata bukan isapan jempol. Salah seorang kader penggerak PKB di Kecamatan Boja, Akhirin Santoso (43), beragama nasrani.

Ayah dari dua anak yang sehari-hari menjadi guru les musik ini telah terlibat dalam kegiatan PKB sejak tahun 2006. Pertemuannya dengan PKB berawal dari keterlibatannya membantu kegiatan pengurus PKB di Kecamatan Boja. “Saya sering diajak oleh Pak Kiai Jasmani, tokoh PKB di Boja. Awalnya bantu keperluan surat-menyurat. Kemudian berlanjut bantu-bantu kegiatan partai. Itu terjadi pada tahun 2006,” kenangnya, saat ditemui di rumahnya di Desa Karangmanggis, Kecamatan Boja.

Cerita berlanjut, Santoso yang sejak muda aktif di sejumlah organisasi kepemudaan, di antaranya pernah tercatat sebagai pengurus DPD KNPI Jawa Tengah ini, merasa menemukan ruang untuk berkiprah di PKB. Terakhir terlibat dalam momen pemenangan Pileg 2019, dirinya ikut mencarikan suara untuk caleg PKB. "Tapi jauh hari sebelum terlibat di PKB, saya sudah mengidolakan Gus Dur. Saya baca buku-buku beliau sejak SMA. Pandangannya luas, membukakan cakrawala saya akan keberagaman. Beliau di kemudian hari mendirikan PKB," imbuhnya.

Sebagai kader PKB, saat ini dirinya bergabung dengan tim pemenangan di desanya untuk memenangkan pasangan calon bupati dan wakil bupati Ali Nurudin-Yekti Handayani (Nurani). Menurutnya paslon yang diusung oleh PKB, Gerindra dan Nasdem ini memiliki komposisi yang tepat dari berbagai aspek. "Pak Ustad Ali figur tokoh pesantren yang punya konsen terhadap pemberdayaan pemuda. Orangnya ramah dan peduli. Sementara wakilnya, Bu Ani, pengusaha yang juga guru honorer. Sebagai putra daerah, tentu keduanya punya pemahaman lebih baik dibanding yang baru datang di Kendal," terangnya.
(alf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More