Soal Penanganan COVID-19, Sandiaga Uno: Problemnya Data
Rabu, 06 Mei 2020 - 06:07 WIB
JAKARTA - Relawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19 memiliki lima klaster pekerjaan untuk membantu penanganan dan dampak pandemi COVID-19. Sandiaga Uno bicara tentang pentingnya data dalam situasi seperti ini untuk menentukan arah kebijakan.
Sandi, sapaan akrabnya, mengatakan klaster pertama adalah sosialisasi dan edukasi untuk memerangi COVID-19. “Di luar negeri kami membuka jaringan untuk diaspora Indonesia. Sekarang mereka membuat materi sosialisasi dengan bahasa daerah,” ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa (5/5/2020).
Klaster kedua, melakukan test, trace, dan treat. Mantan cawapres itu menuturkan pihaknya akan mengerakan empat mobile polymerase chain reaction (PCR). Nantinya, akan dilakukan tes kepada masyarakat umum.
Klaster ketiga, menyiapkan jaring pengaman sosial. Relawan Indonesia Bersatu membagi sembako kepada masyarakat yang terdampak dan belum mendapatkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.
Dia mengungkapkan akurasi data pemerintah menurun karena mobilitas yang tinggi dari masyarakat. Dalam situasi pandemi seperti ini banyak masyarakat yang pulang kampung. Rata-rata mereka sudah tidak mempunyai pekerjaan dan usahanya tidak berjalan.
Sandi menjelaskan dua klaster lain adalah dekontaminasi dengan cairan disinpektan dan gerakan pembagian masker. Para relawan, katanya, aktif melakukan penyemprotan ke rumah-rumah.
Pemilik Saratoga Grup itu sempat menyinggung penanganan COVID-19 yang belum memaksimalkan data. Belum lagi, masalah masih rendahnya tes PCR kepada orang diduga terpapar COVID-19 dan yang pernah kontak dengan yang postif.
“Problemnya data. Saya dapat data internaisonal, Indonesia di bawah banget. Ini kita harus dorong (tes masif). Jenderal Doni (Kepala Tugas mengatakan) 400 ribu PCR akan masuk. Ini bisa tes secara masif dan luas,” pungkasnya.
Sandi, sapaan akrabnya, mengatakan klaster pertama adalah sosialisasi dan edukasi untuk memerangi COVID-19. “Di luar negeri kami membuka jaringan untuk diaspora Indonesia. Sekarang mereka membuat materi sosialisasi dengan bahasa daerah,” ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa (5/5/2020).
Klaster kedua, melakukan test, trace, dan treat. Mantan cawapres itu menuturkan pihaknya akan mengerakan empat mobile polymerase chain reaction (PCR). Nantinya, akan dilakukan tes kepada masyarakat umum.
Klaster ketiga, menyiapkan jaring pengaman sosial. Relawan Indonesia Bersatu membagi sembako kepada masyarakat yang terdampak dan belum mendapatkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.
Dia mengungkapkan akurasi data pemerintah menurun karena mobilitas yang tinggi dari masyarakat. Dalam situasi pandemi seperti ini banyak masyarakat yang pulang kampung. Rata-rata mereka sudah tidak mempunyai pekerjaan dan usahanya tidak berjalan.
Sandi menjelaskan dua klaster lain adalah dekontaminasi dengan cairan disinpektan dan gerakan pembagian masker. Para relawan, katanya, aktif melakukan penyemprotan ke rumah-rumah.
Pemilik Saratoga Grup itu sempat menyinggung penanganan COVID-19 yang belum memaksimalkan data. Belum lagi, masalah masih rendahnya tes PCR kepada orang diduga terpapar COVID-19 dan yang pernah kontak dengan yang postif.
“Problemnya data. Saya dapat data internaisonal, Indonesia di bawah banget. Ini kita harus dorong (tes masif). Jenderal Doni (Kepala Tugas mengatakan) 400 ribu PCR akan masuk. Ini bisa tes secara masif dan luas,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda