Begini Pengalaman Sekjen PAN Jalani Swab Test 7 Kali
Sabtu, 03 Oktober 2020 - 20:01 WIB
JAKARTA - Sekjen Partai Amanat Nasional ( PAN ), Eddy Soeparno sudah tujuh kali swab test alias tes usap COVID-19 . Eddy mengatakan dirinya rela melakukan swab test berkali-kali sebagai agar tetap sehat, sekaligus langkah preventif melindungi masyarakat lainnya dari ancaman COVID-19.
"Saya sudah 7 kali swab test sampai dengan sekarang. Swab test ini perlu untuk mengetahui kondisi saya masih tetap sehat dan tidap terpapar COVID-19. Jadi, secara tidak langsung, saya melindungi diri dan juga orang di sekitar," ujarnya saat ditemui wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (3/10/2020). (Baca juga: Niat Sebar Hoaks Uji Vaksin COVID-19, Akhirnya 'Gatot')
Berdasarkan pengalaman pribadinya, Eddy mengungkapkan relatif sering berinteraksi dengan publik. Baik kegiatan di Kantor DPP PAN, hingga pertemuan dengan kader-kader PAN dari seluruh Indonesia. Menurutnya, pemeriksaan swab test kurang lebih sama saat mengunjungi dokter untuk pemeriksaan secara umum.
"Karena tidak pernah melaksanakan swab test sebelumnya, tentu kita agak berdebar-debar dan khawatir. Terutama jika ada pemeriksaan yang berakibat rasa sakit atau enggak nyaman. Setelah swab test kedua dan ketiga segala sesuatu menjadi relatif normal karena sudah biasa," urai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI itu.
Eddy menekankan, swab test bukan untuk mencegah penularan COVID-19. Namun, dapat memberikan pemahaman dan kepastian kepada masyarakat, apakah terpapar COVID-19 atau tetap aman? Sehingga bisa mencegah penularan lebih lanjut.
"Ketika kita tahu bahwa kita aman, rasa aman dan nyaman bisa kembali ke rumah berkumpul dengan keluarga. Tapi jika, nauzubillah minzalik, kita ternyata terpapar, tentu kita tidak akan menyebarkan dengan orang lain. Kita langsung mengisolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit," imbau pria penikmat kopi tersebut.
Idealnya, lanjut Eddy, warga perlu melakukan minimal satu kali swab test. Tujuannnya, untuk mengetahui kondisi fisiknya, apakah terpapar atau tidak? Sehingga, dapat mengantispiasi melalui tindakan berikutnya.
Namun, dari pengalaman pribadinya, Eddy menilai biaya swab test masih tergolong mahal untuk masyarakat menengah ke bawah. Untuk itu, wakil rakyat Dapil Cianjur itu, mendorong pemerintah agar memberikan swab test gratis. Khususnya di zona hitam dan merah. (Baca juga: DKI Terus Koordinasi Penanganan Covid-19 dengan Daerah Penyangga)
"Swab test yang saya lakukan masih relatif mahal. Masih di atas Rp1,5 juta per swab test. Itu jauh di luar jangkauan sebagian besar masyarakat kita yang masih berkegiatan dan berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, ada manfaat positif jika swab test dilakukan secara gratis. Khususnya, masyarakat yang tinggal di zona hitam dan merah," demikian Eddy.
"Saya sudah 7 kali swab test sampai dengan sekarang. Swab test ini perlu untuk mengetahui kondisi saya masih tetap sehat dan tidap terpapar COVID-19. Jadi, secara tidak langsung, saya melindungi diri dan juga orang di sekitar," ujarnya saat ditemui wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (3/10/2020). (Baca juga: Niat Sebar Hoaks Uji Vaksin COVID-19, Akhirnya 'Gatot')
Berdasarkan pengalaman pribadinya, Eddy mengungkapkan relatif sering berinteraksi dengan publik. Baik kegiatan di Kantor DPP PAN, hingga pertemuan dengan kader-kader PAN dari seluruh Indonesia. Menurutnya, pemeriksaan swab test kurang lebih sama saat mengunjungi dokter untuk pemeriksaan secara umum.
"Karena tidak pernah melaksanakan swab test sebelumnya, tentu kita agak berdebar-debar dan khawatir. Terutama jika ada pemeriksaan yang berakibat rasa sakit atau enggak nyaman. Setelah swab test kedua dan ketiga segala sesuatu menjadi relatif normal karena sudah biasa," urai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI itu.
Eddy menekankan, swab test bukan untuk mencegah penularan COVID-19. Namun, dapat memberikan pemahaman dan kepastian kepada masyarakat, apakah terpapar COVID-19 atau tetap aman? Sehingga bisa mencegah penularan lebih lanjut.
"Ketika kita tahu bahwa kita aman, rasa aman dan nyaman bisa kembali ke rumah berkumpul dengan keluarga. Tapi jika, nauzubillah minzalik, kita ternyata terpapar, tentu kita tidak akan menyebarkan dengan orang lain. Kita langsung mengisolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit," imbau pria penikmat kopi tersebut.
Idealnya, lanjut Eddy, warga perlu melakukan minimal satu kali swab test. Tujuannnya, untuk mengetahui kondisi fisiknya, apakah terpapar atau tidak? Sehingga, dapat mengantispiasi melalui tindakan berikutnya.
Namun, dari pengalaman pribadinya, Eddy menilai biaya swab test masih tergolong mahal untuk masyarakat menengah ke bawah. Untuk itu, wakil rakyat Dapil Cianjur itu, mendorong pemerintah agar memberikan swab test gratis. Khususnya di zona hitam dan merah. (Baca juga: DKI Terus Koordinasi Penanganan Covid-19 dengan Daerah Penyangga)
"Swab test yang saya lakukan masih relatif mahal. Masih di atas Rp1,5 juta per swab test. Itu jauh di luar jangkauan sebagian besar masyarakat kita yang masih berkegiatan dan berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, ada manfaat positif jika swab test dilakukan secara gratis. Khususnya, masyarakat yang tinggal di zona hitam dan merah," demikian Eddy.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda