Gatot Nurmantyo Berpotensi Ambil Alih Peran Prabowo di Politik
Sabtu, 03 Oktober 2020 - 11:43 WIB
Igor melihat, banyak dari masyarakat yang anti terhadap kebijakan pemerintah saat ini berharap agar Gatot Nurmantyo menjadi pemimpin gerakan moral dan penyeimbang bagi pemerintah, di saat Parpol melempem menjadi oposisi.
"GN mengambil alih peran Prabowo Subianto tahun 2014-2019 dan mengambil ceruk pemilih Prabowo yang kecewa karena bergabung dalam pemerintahan Jokowi," tuturnya.
(Baca juga : Ekspor Kopi Ditarget Rp37 T di 2024, Jenis Arabika Paling Dicari )
Pasca Reformasi lanjut dia, banyak purnawirawan TNI berkiprah menjadi anggota Parpol, bahkan mendirikan Parpol dan punya konstituen cukup besar. "GN praktis sudah punya pengikut, tetapi sebaiknya juga punya kendaraan politik jika mau terus eksis sampai 2024. Tidak cukup signifikan hanya lewat gerakan KAMI," ungkapnya.
Dia pun memprediksi perlahan KAMI ditransformasikan sebagai partai politik. "Atau Gatot Nurmantyo bisa coba menjadi ketum Partai Umat Amien Rais yang baru, dan Din Syamsuddin menjadi Sekjennya," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat Jokowi lengser di 2024, peluang figur purnawirawan TNI menjadi pemimpin nasional berikutnya seperti SBY potensial terwujud. Sekarang ini kata dia, dari kalangan militer ada dua Jenderal Purnawirawan TNI yang dipandang oleh publik nanti di 2024.
"Yang satu berada di dalam pemerintahan, Prabowo Subianto, yang satu lagi berada di luar pemerintahan, Gatot Nurmantyo," katanya.
Sedangkan dari kalangan sipil, lanjut dia, persaingan politik menuju 2024 ada pada kepala daerah potensial, seperti Anies Baswedan (DKI Jakarta), Ridwan Kamil (Jawa Barat), dan Ganjar Pranowo (Jawa Tengah).
"Pertanyaan pentingnya sekarang adalah apakah para purnawirawan TNI di luar istana seperti Gatot Nurmantyo dengan KAMI selain deklarasi dan mengkritik dapat memberi manfaat langsung (kesejahteraan) pada rakyat kecil di masa sulit pandemi Covid-19 sekarang ini. Tentu nanti masyarakat bisa menilai," pungkasnya.
"GN mengambil alih peran Prabowo Subianto tahun 2014-2019 dan mengambil ceruk pemilih Prabowo yang kecewa karena bergabung dalam pemerintahan Jokowi," tuturnya.
(Baca juga : Ekspor Kopi Ditarget Rp37 T di 2024, Jenis Arabika Paling Dicari )
Pasca Reformasi lanjut dia, banyak purnawirawan TNI berkiprah menjadi anggota Parpol, bahkan mendirikan Parpol dan punya konstituen cukup besar. "GN praktis sudah punya pengikut, tetapi sebaiknya juga punya kendaraan politik jika mau terus eksis sampai 2024. Tidak cukup signifikan hanya lewat gerakan KAMI," ungkapnya.
Dia pun memprediksi perlahan KAMI ditransformasikan sebagai partai politik. "Atau Gatot Nurmantyo bisa coba menjadi ketum Partai Umat Amien Rais yang baru, dan Din Syamsuddin menjadi Sekjennya," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat Jokowi lengser di 2024, peluang figur purnawirawan TNI menjadi pemimpin nasional berikutnya seperti SBY potensial terwujud. Sekarang ini kata dia, dari kalangan militer ada dua Jenderal Purnawirawan TNI yang dipandang oleh publik nanti di 2024.
"Yang satu berada di dalam pemerintahan, Prabowo Subianto, yang satu lagi berada di luar pemerintahan, Gatot Nurmantyo," katanya.
Sedangkan dari kalangan sipil, lanjut dia, persaingan politik menuju 2024 ada pada kepala daerah potensial, seperti Anies Baswedan (DKI Jakarta), Ridwan Kamil (Jawa Barat), dan Ganjar Pranowo (Jawa Tengah).
"Pertanyaan pentingnya sekarang adalah apakah para purnawirawan TNI di luar istana seperti Gatot Nurmantyo dengan KAMI selain deklarasi dan mengkritik dapat memberi manfaat langsung (kesejahteraan) pada rakyat kecil di masa sulit pandemi Covid-19 sekarang ini. Tentu nanti masyarakat bisa menilai," pungkasnya.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda