Partai Baru Amien Rais, Cerita dan Harapan Partai Ummat
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 08:35 WIB
JAKARTA - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Amien Rais akhirnya mengumumkan nama partai barunya. Namanya Partai Ummat . Salah satu inisiator, Chandra Tirta Wijaya menyebut, sebenarnya ada sekitar 30 nama yang berkembang sebelum akhirnya diputuskan Partai Ummat. Antara lain PAN Reformasi, Partai Amanat Rakyat, Partai Adil Makmur dan Partai Rakyat Indonesia.
Dia mengatakan, nama Partai Ummat dipilih setelah proses pertemuan dengan banyak pihak seperti ulama, pimpinan pondok pesantren, ormas Islam, anak cucu dari kader Masyumi, dan lain-lain. "Akhirnya ditetapkan Partai Ummat, dengan tagline 'Lawan Kezaliman' dan 'Tegakkah Keadilan', serta berasaskan Islam rahmatan lil 'alamin," jelas Chandra, kemarin. (Baca: Berikut beberapa Doa Memohon Kelancaran Rezeki)
Chandra tak sependapat dengan anggapan Partai Ummat terlalu sempit. Menurutnya, perkembangan di Tanah Air belakangan membuktikan bahwa umat Islam di Indonesia yang merupakan mayoritas butuh wadah untuk memperjuangkan aspirasinya. “Bukan berarti umat agama lain tidak bisa bersama berjuang, kalau cocok perjuangannya, bisa ikut andil untuk mencari solusi permasalahan bangsa," paparnya.
Diketahui Amien Rais mengumumkan nama partai barunya. Partai tersebut diberi nama Partai Ummat. Deklarasi nama partai tersebut disampaikan mantan Ketua MPR itu melalui channel YouTube Amien Rais Official, kemarin.
Sebagai tokoh utama pendiri PAN, Amien Rais diyakini masih memiliki banyak pendukung yang kini bergabung dalam PAN. Namun, apakah para loyalisnya ini akan otomatis ”hijrah” ke partai baru bentukan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut?
Pengamat politik Telkom University dan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Dedi Kurnia Syah Putra mengatakan, sangat mungkin para loyalis Amien Rais yang saat ini berada di PAN ikut terbawa gerbong baru, hanya saja tidak signifikan. (Baca juga: Bantuan Kuota Data Diminta Pakai Sistem Akumulasi)
“Terutama mereka yang berada di struktural PAN akan cenderung bertahan. Kecuali kelompok yang sejak terjadinya konflik antara Amien dan PAN berada di kubu Amien, mungkin cenderung akan ikut Amien,” ujar Dedi.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini mengatakan, sulit dibayangkan parpol baru Amien Rais ini tumbuh menjadi parpol besar, mengingat simbol yang melekat pada namanya terlalu terbatas dan tendensius pada golongan tertentu.
“Terlebih tokoh-tokoh yang terlibat miliki afiliasi yang terbatas, tidak plural dan beragam. Ini akan menyulitkan Partai Ummat untuk memupuk simpati publik,” tuturnya.
Dia mengatakan, nama Partai Ummat dipilih setelah proses pertemuan dengan banyak pihak seperti ulama, pimpinan pondok pesantren, ormas Islam, anak cucu dari kader Masyumi, dan lain-lain. "Akhirnya ditetapkan Partai Ummat, dengan tagline 'Lawan Kezaliman' dan 'Tegakkah Keadilan', serta berasaskan Islam rahmatan lil 'alamin," jelas Chandra, kemarin. (Baca: Berikut beberapa Doa Memohon Kelancaran Rezeki)
Chandra tak sependapat dengan anggapan Partai Ummat terlalu sempit. Menurutnya, perkembangan di Tanah Air belakangan membuktikan bahwa umat Islam di Indonesia yang merupakan mayoritas butuh wadah untuk memperjuangkan aspirasinya. “Bukan berarti umat agama lain tidak bisa bersama berjuang, kalau cocok perjuangannya, bisa ikut andil untuk mencari solusi permasalahan bangsa," paparnya.
Diketahui Amien Rais mengumumkan nama partai barunya. Partai tersebut diberi nama Partai Ummat. Deklarasi nama partai tersebut disampaikan mantan Ketua MPR itu melalui channel YouTube Amien Rais Official, kemarin.
Sebagai tokoh utama pendiri PAN, Amien Rais diyakini masih memiliki banyak pendukung yang kini bergabung dalam PAN. Namun, apakah para loyalisnya ini akan otomatis ”hijrah” ke partai baru bentukan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut?
Pengamat politik Telkom University dan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Dedi Kurnia Syah Putra mengatakan, sangat mungkin para loyalis Amien Rais yang saat ini berada di PAN ikut terbawa gerbong baru, hanya saja tidak signifikan. (Baca juga: Bantuan Kuota Data Diminta Pakai Sistem Akumulasi)
“Terutama mereka yang berada di struktural PAN akan cenderung bertahan. Kecuali kelompok yang sejak terjadinya konflik antara Amien dan PAN berada di kubu Amien, mungkin cenderung akan ikut Amien,” ujar Dedi.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini mengatakan, sulit dibayangkan parpol baru Amien Rais ini tumbuh menjadi parpol besar, mengingat simbol yang melekat pada namanya terlalu terbatas dan tendensius pada golongan tertentu.
“Terlebih tokoh-tokoh yang terlibat miliki afiliasi yang terbatas, tidak plural dan beragam. Ini akan menyulitkan Partai Ummat untuk memupuk simpati publik,” tuturnya.
tulis komentar anda