Ini Sejumlah Tantangan yang Akan Dihadapi Partai Ummat
Kamis, 01 Oktober 2020 - 15:37 WIB
JAKARTA - Partai Ummat , besutan politikus kawakan Amien Rais diprediksi menghadapi sejumlah rintangan dalam mengarungi belantika politik nasional. Partai baru ini tak bisa hanya mengandalkan dan "jualan" pada pasar Islam.
Pengamat politik, Idil Akbar menerangkan Partai Ummat harus bisa memenuhi sejumlah persyaratan administrasi jika ingin mengikuti pemilihan umum (pemilu). Mereka harus memiliki pengurus seluruh provinsi, 75% kabupaten/kota dan 50% kecamatan di seluruh Indonesia.
Selain itu, Amien Rais dan gerbongnya membutuhkan dana yang besar untuk membesarkan partai umat. Bukan rahasia lagi, biaya politik di Indonesia cukup tinggi. "Partai politik ketika dibentuk, saya yakin untuk kekuasaan. Jalan satu-satunya cuma lewat pemilu. Artinya, partai politik dibuat tapi tidak bisa ikut pemilu, eman-eman ya," katanya saat dihubungi SINDOnews, Kamis (1/10/2020). ( )
Kemunculan Partai Ummat ini menjawab rumor yang beredar pasca kisruh Partai Amanat Nasional antara kubu Zulkifli Hasan dan Amien Rais. Sejak Zulkifli Hasan memenangkan kongres ke-V di Kendari, kubu Amien Rais langsung melemparkan wacana membentuk PAN tandingan.
Sempat beredar kabar bahwa nama partai yang digunakan PAN Reformasi. Bahkan, para loyalisnya sesumbar akan bisa mengambil suara massa PAN. "Saya hakul yakin Muhammadiyah tidak akan menyuarakan (pilihan) politiknya ke PAN karena orang Muhammadiyah itu rasional dan agamis," ucap salah seorang loyalis Amien Rais, Agung Mozin.
Namun, Idil Akbar menjelaskan, Partai Ummat atau partai baru akan menghadapi tembok besar bernama perilaku politik masyarakat. Dosen Universitas Padjadjaran itu mengatakan masyarakat belakangan cenderung skeptis terhadap politik. ( )
"Beberapa tahun ini punya kecenderungan mengarahkan (suara/pilihan) ke partai-partai politik yang sudah sejak lama dan partai besar. Ini menjadi tantangan bagi partai baru bahwa mereka layak untuk dipilih," katanya.
Pengamat politik, Idil Akbar menerangkan Partai Ummat harus bisa memenuhi sejumlah persyaratan administrasi jika ingin mengikuti pemilihan umum (pemilu). Mereka harus memiliki pengurus seluruh provinsi, 75% kabupaten/kota dan 50% kecamatan di seluruh Indonesia.
Selain itu, Amien Rais dan gerbongnya membutuhkan dana yang besar untuk membesarkan partai umat. Bukan rahasia lagi, biaya politik di Indonesia cukup tinggi. "Partai politik ketika dibentuk, saya yakin untuk kekuasaan. Jalan satu-satunya cuma lewat pemilu. Artinya, partai politik dibuat tapi tidak bisa ikut pemilu, eman-eman ya," katanya saat dihubungi SINDOnews, Kamis (1/10/2020). ( )
Kemunculan Partai Ummat ini menjawab rumor yang beredar pasca kisruh Partai Amanat Nasional antara kubu Zulkifli Hasan dan Amien Rais. Sejak Zulkifli Hasan memenangkan kongres ke-V di Kendari, kubu Amien Rais langsung melemparkan wacana membentuk PAN tandingan.
Sempat beredar kabar bahwa nama partai yang digunakan PAN Reformasi. Bahkan, para loyalisnya sesumbar akan bisa mengambil suara massa PAN. "Saya hakul yakin Muhammadiyah tidak akan menyuarakan (pilihan) politiknya ke PAN karena orang Muhammadiyah itu rasional dan agamis," ucap salah seorang loyalis Amien Rais, Agung Mozin.
Namun, Idil Akbar menjelaskan, Partai Ummat atau partai baru akan menghadapi tembok besar bernama perilaku politik masyarakat. Dosen Universitas Padjadjaran itu mengatakan masyarakat belakangan cenderung skeptis terhadap politik. ( )
"Beberapa tahun ini punya kecenderungan mengarahkan (suara/pilihan) ke partai-partai politik yang sudah sejak lama dan partai besar. Ini menjadi tantangan bagi partai baru bahwa mereka layak untuk dipilih," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda