Epidemiolog Nilai Kasus Harian COVID-19 di Jakarta Masih Tinggi
Senin, 28 September 2020 - 03:00 WIB
JAKARTA - Angka harian kasus konfirmasi positif virus corona ( COVID-19 ) di Indonesia mengalami penurunan pada Minggu, 27 September 2020. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka kasus positif di Indonesia turun menjadi 3.874, setelah sebelumnya bertahan di 4.000-an.
Epidemiolog asal Universitas Airlangga (Unair), Laura Navika Yamani mengatakan, penurunan angka harian kasus positif COVID-19 itu merupakan lingkup nasional bukan khusus DKI Jakarta. Ia justru melihat kasus harian COVID-19 di Jakarta masih tinggi, rerata di atas 1.000.
"Penurunan ini untuk kasus nasional. Karena kalau kita melihat kasus di DKI Jakarta, masih di atas 1.000-an, artinya dengan adanya PSBB lagi, belum mampu menekan peningkatan kasus harian," kata Laura saat dikonfirmasi, Senin (28/9/2020). ( )
"Tetapi kita tetap berharap bahwa hasil pemberlakuan PSBB akan memberikan dampak setelah beberapa waktu ke depan. Karena PSBB DKI Jakarta sudah diperpanjang sampai awal Oktober," katanya.
Data Kemenkes menunjukan bahwa Jakarta masih menjadi provinsi penyumbang terbanyak kasus positif corona di Indonesia. Kasus corona di Jakarta pada 27 September 2020, kemarin, tercatat masih di angka 1.217. Sementara daerah lain di bawah Jakarta, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, kasusnya telah di bawah 500-an.
Lebih lanjut, Laura berharap menurunnya angka harian kasus COVID-19 pada Minggu, 27 September 2020, dapat menjadi tren meningguan. Ia berharap agar penurunan angka kasus corona dapat bertahan dan tidak ada peningkatan kembali. ( )
"Yang terpenting ini harus dipertahankan. Jangan sampai kasus meningkat lagi. Harapannya ini memang merupakan hasil upaya yang sudah dilakukan," katanya.
Laura meyakini jika Indonesia saat ini belum mencapai puncak pandemi COVID-19. Sebab, ia menilai kasus kumulatif positif corona di Indonesia masih tinggi. "Yang pasti kita belum melewati puncak pertama karena kasus masih meningkat. Kalau pun sudah melewati puncak tetap harus waspada kemunculan puncak-puncak berikutnya," katanya.
Epidemiolog asal Universitas Airlangga (Unair), Laura Navika Yamani mengatakan, penurunan angka harian kasus positif COVID-19 itu merupakan lingkup nasional bukan khusus DKI Jakarta. Ia justru melihat kasus harian COVID-19 di Jakarta masih tinggi, rerata di atas 1.000.
"Penurunan ini untuk kasus nasional. Karena kalau kita melihat kasus di DKI Jakarta, masih di atas 1.000-an, artinya dengan adanya PSBB lagi, belum mampu menekan peningkatan kasus harian," kata Laura saat dikonfirmasi, Senin (28/9/2020). ( )
"Tetapi kita tetap berharap bahwa hasil pemberlakuan PSBB akan memberikan dampak setelah beberapa waktu ke depan. Karena PSBB DKI Jakarta sudah diperpanjang sampai awal Oktober," katanya.
Data Kemenkes menunjukan bahwa Jakarta masih menjadi provinsi penyumbang terbanyak kasus positif corona di Indonesia. Kasus corona di Jakarta pada 27 September 2020, kemarin, tercatat masih di angka 1.217. Sementara daerah lain di bawah Jakarta, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, kasusnya telah di bawah 500-an.
Lebih lanjut, Laura berharap menurunnya angka harian kasus COVID-19 pada Minggu, 27 September 2020, dapat menjadi tren meningguan. Ia berharap agar penurunan angka kasus corona dapat bertahan dan tidak ada peningkatan kembali. ( )
"Yang terpenting ini harus dipertahankan. Jangan sampai kasus meningkat lagi. Harapannya ini memang merupakan hasil upaya yang sudah dilakukan," katanya.
Laura meyakini jika Indonesia saat ini belum mencapai puncak pandemi COVID-19. Sebab, ia menilai kasus kumulatif positif corona di Indonesia masih tinggi. "Yang pasti kita belum melewati puncak pertama karena kasus masih meningkat. Kalau pun sudah melewati puncak tetap harus waspada kemunculan puncak-puncak berikutnya," katanya.
(abd)
tulis komentar anda