Zakat dan Wakaf Dioptimalkan untuk Perbaiki Ekonomi Umat
Rabu, 23 September 2020 - 08:14 WIB
BOGOR - Sebagai negara dengan jumlah muslim terbanyak di dunia, Indonesia memiliki potensi zakat dan wakaf yang sangat besar. Jika mampu dimaksimalkan dan dikelola dengan baik, maka bisa digunakan untuk perbaikan ekonomi umat.
"Potensi zakat nasional mencapai Rp217 triliun, sedangkan potensi wakaf uang nasional Rp233 triliun," kata Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama (Kemenag) Tarmizi Tohor dalam acara Dialog Isu-Isu Kebimasislaman dengan Praktisi Media di Olympic Bigland Hotel, Sentul, Kabupaten Bogor, Selasa (22/9/2020).
Besarnya potensi zakat dan wakaf nasional tak terlepas dari sifat kedermawanan masyarakat Indonesia yang memiliki indeks tertinggi di dunia berdasarkan riset World Giving Index 2018. Rakyat Indonesia yang mayoritas umat Islam rela memberikan sebagian hartanya untuk mengembangkan agamanya. ( )
"Untuk wakaf tanah saat ini seluas 500.239.800 meter persegi yang tersebar di 378.456 titik," kata Tarmizi Tohor.
Menurutnya, Kemenag tengah berupaya meningkatkan literasi zakat dan wakaf masyarakat Indonesia. Sebab, dari hasil survei yang dilakukan tahun ini di 32 provinsi dengan 3.200 responden, pemahaman umat Islam terhadap zakat dan wakaf masih tergolong rendah. Utamanya terkait pemahaman zakat dan wakaf lanjutan.
"Zakat dan wakaf ini adalah potensi besar yang dimiliki umat Islam yang bisa digunakan untuk perbaikan di bidang ekonomi umat. Zakat dan wakaf tidak hanya diberikan begitu saja tapi juga diberdayakan untuk memperbaiki hajat hidup orang banyak," katanya.
Salah satu yang telah dilakukan Kemenag adalah mendirikan 14 Kampung Zakat yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Program ini mengoptimalkan pemberdayaan mustahik dengan tujuan penanganan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. ( )
"Kampung Zakat melakukan pengembangan kegiatan selama tahun 2018-2020 dengan melibatkan 27 Baznas dan 25 Lembaga Amil Zakat untuk 3.601 dhuafa di 14 lokasi," kata Tarmizi Tohor.
Terkait tanah wakaf, Kemenag bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Bojonegoro, Jawa Timur. Rusunawa ini dibangun di atas tanah wakaf, sehingga menjadi produktif.
Sekretaris Dirjen Bimas Islam Kemenag, Fuad Nasar menambahkan, untuk meningkatkan literasi zakat dan wakaf, pihaknya menyasar lembaga pendidikan, yakni menyampaikan isu-isu zakat dan wakaf kekinian di sekolah-sekolah. Selain itu juga memanfaatkan para penyuluh agama sebagai agen sosialisasi ke tengah masyarakat.
"Secara prinsip zakat dan wakaf memang ajeg sepanjang zaman, tapi bisa direkonstrukasi agar konstekstual sepanjang tidak keluar dari asasnya," katanya.
Diakui, realisasi zakat dan wakaf nasional memang masih jauh dari potensi yang ada. Zakat misalnya, hanya terkumpul.sekitar Rp10 triliun per tahun, sedangkan wakaf uang hanya seķitar Rp250 miliar. Untuk meningkatkan realisasi potensi zakat dan wakaf, Kemenag juga memanfaatkan teknologi digital untuk memudahkan masyarakat menyalurkannya.
"Potensi zakat nasional mencapai Rp217 triliun, sedangkan potensi wakaf uang nasional Rp233 triliun," kata Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama (Kemenag) Tarmizi Tohor dalam acara Dialog Isu-Isu Kebimasislaman dengan Praktisi Media di Olympic Bigland Hotel, Sentul, Kabupaten Bogor, Selasa (22/9/2020).
Besarnya potensi zakat dan wakaf nasional tak terlepas dari sifat kedermawanan masyarakat Indonesia yang memiliki indeks tertinggi di dunia berdasarkan riset World Giving Index 2018. Rakyat Indonesia yang mayoritas umat Islam rela memberikan sebagian hartanya untuk mengembangkan agamanya. ( )
"Untuk wakaf tanah saat ini seluas 500.239.800 meter persegi yang tersebar di 378.456 titik," kata Tarmizi Tohor.
Menurutnya, Kemenag tengah berupaya meningkatkan literasi zakat dan wakaf masyarakat Indonesia. Sebab, dari hasil survei yang dilakukan tahun ini di 32 provinsi dengan 3.200 responden, pemahaman umat Islam terhadap zakat dan wakaf masih tergolong rendah. Utamanya terkait pemahaman zakat dan wakaf lanjutan.
"Zakat dan wakaf ini adalah potensi besar yang dimiliki umat Islam yang bisa digunakan untuk perbaikan di bidang ekonomi umat. Zakat dan wakaf tidak hanya diberikan begitu saja tapi juga diberdayakan untuk memperbaiki hajat hidup orang banyak," katanya.
Salah satu yang telah dilakukan Kemenag adalah mendirikan 14 Kampung Zakat yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Program ini mengoptimalkan pemberdayaan mustahik dengan tujuan penanganan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. ( )
"Kampung Zakat melakukan pengembangan kegiatan selama tahun 2018-2020 dengan melibatkan 27 Baznas dan 25 Lembaga Amil Zakat untuk 3.601 dhuafa di 14 lokasi," kata Tarmizi Tohor.
Terkait tanah wakaf, Kemenag bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Bojonegoro, Jawa Timur. Rusunawa ini dibangun di atas tanah wakaf, sehingga menjadi produktif.
Sekretaris Dirjen Bimas Islam Kemenag, Fuad Nasar menambahkan, untuk meningkatkan literasi zakat dan wakaf, pihaknya menyasar lembaga pendidikan, yakni menyampaikan isu-isu zakat dan wakaf kekinian di sekolah-sekolah. Selain itu juga memanfaatkan para penyuluh agama sebagai agen sosialisasi ke tengah masyarakat.
"Secara prinsip zakat dan wakaf memang ajeg sepanjang zaman, tapi bisa direkonstrukasi agar konstekstual sepanjang tidak keluar dari asasnya," katanya.
Diakui, realisasi zakat dan wakaf nasional memang masih jauh dari potensi yang ada. Zakat misalnya, hanya terkumpul.sekitar Rp10 triliun per tahun, sedangkan wakaf uang hanya seķitar Rp250 miliar. Untuk meningkatkan realisasi potensi zakat dan wakaf, Kemenag juga memanfaatkan teknologi digital untuk memudahkan masyarakat menyalurkannya.
(abd)
tulis komentar anda