Meluaskan Manfaat Zakat untuk Pahlawan Pendidikan
loading...
A
A
A
BOGOR - Tak diadakannya kegiatan belajar-mengajar di sekolah menjadi tantangan tersendiri bagi Ardi, guru di Sekolah Dasar Negeri Cimapag Barat 1, Desa Bangun Jaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
Aktivitas pendidikan yang dipindahkan ke rumah masing-masing dan memanfaatkan teknologi tak sepenuhnya membantu mereka (guru dan murid) di Cimapag. Pasalnya, jaringan internet yang sedianya menjadi medium penyambung ilmu dari guru ke murid tak bisa dirasakan dengan baik.
Kampung tersebut terletak di pelosok Bogor. Aksesnya harus melewati hutan sawit serta pengunungan dengan jalur menanjak dan menurun curam. Fasilitas jalan banyak yang sudah rusak dan berbatu. Selain jaringan internet sulit didapat, sebagian murid yang tak memiliki gawai pintar pun menjadi kendala.
“Akses kesini saja susah, internet juga,” kata Ardi yang sudah bertahun-tahun mengabdikan dirinya sebagai guru ini.
Sebagai guru, gaji Ardi per bulan hanya Rp200 ribu. Saat sebelum pandemi Covid-19, pembayaran gaji dilakukan secara rapel per tiga bulan. Sedangkan sejak pandemi ini, gajinya dibayar per bulan. Walau sekarang mendapatkan gaji per bulan, namun jumlahnya tak berbeda. Ardi pun harus tetap mengabdikan diri untuk pendidikan sambil mencari pekerjaan lain demi menghidupi keluarga.
Mengetahui kondisi ini, pada Kamis (20/8/2020) kemarin, Global Zakat - ACT berkesempatan bertemu kembali dengan Ardi, setelah sebelumnya pertemuan berlangsung pada Desember 2019 lalu. Kali ini, Global Zakat menyerahkan paket pangan untuk guru sebagai apresiasi pengabdian mereka di tengah keterbatasan ekonomi serta kepungan pandemi Covid-19.
“Sebelumnya, program Sahabat Guru Indonesia menjadikan Pak Ardi sebagai salah satu guru yang mendapat bantuan biaya hidup. Kali ini Sahabat Guru Indonesia kembali menyapa Pak Ardi dengan paket pangan karena pengabdiannya kepada pendidikan,” jelas Khisnul Khasanah dari tim Program Global Zakat - ACT Bogor, Jumat (21/8).
Biaya hidup serta paket pangan dari program Sahabat Guru Indonesia berasal dari dana zakat yang masyarakat salurkan ke Global Zakat-ACT. Hingga kini, dana zakat tersebut telah menyalurkan ke hampir empat ribu guru yang tersebar di 30 provinsi di Indonesia. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan akan berlanjutnya implementasi.
“Dana zakat yang Global Zakat terima dimanfaatkan untuk berbagai aksi kebaikan. Salah satunya program Sahabat Guru Indonesia yang menyalurkan biaya hidup serta paket pangan,” jelas Riski Andriana, Koordinator Program Sahabat Guru Indonesia, Jumat (21/8).
Saat ini, Global Zakat terus menerima dana zakat dari masyarakat, baik zakat fitrah saat Ramadan, hingga zakat mal yang bisa disalurkan kapan saja. Untuk mendukung program Sahabat Guru Indonesia, masyarakat bisa menyalurkan melalui rekening BNI Syariah 990000466 atas nama Yayasan Global Zakat. Atau, bisa langsung mengunjungi laman Indonesia Dermawan.
Aktivitas pendidikan yang dipindahkan ke rumah masing-masing dan memanfaatkan teknologi tak sepenuhnya membantu mereka (guru dan murid) di Cimapag. Pasalnya, jaringan internet yang sedianya menjadi medium penyambung ilmu dari guru ke murid tak bisa dirasakan dengan baik.
Kampung tersebut terletak di pelosok Bogor. Aksesnya harus melewati hutan sawit serta pengunungan dengan jalur menanjak dan menurun curam. Fasilitas jalan banyak yang sudah rusak dan berbatu. Selain jaringan internet sulit didapat, sebagian murid yang tak memiliki gawai pintar pun menjadi kendala.
“Akses kesini saja susah, internet juga,” kata Ardi yang sudah bertahun-tahun mengabdikan dirinya sebagai guru ini.
Sebagai guru, gaji Ardi per bulan hanya Rp200 ribu. Saat sebelum pandemi Covid-19, pembayaran gaji dilakukan secara rapel per tiga bulan. Sedangkan sejak pandemi ini, gajinya dibayar per bulan. Walau sekarang mendapatkan gaji per bulan, namun jumlahnya tak berbeda. Ardi pun harus tetap mengabdikan diri untuk pendidikan sambil mencari pekerjaan lain demi menghidupi keluarga.
Mengetahui kondisi ini, pada Kamis (20/8/2020) kemarin, Global Zakat - ACT berkesempatan bertemu kembali dengan Ardi, setelah sebelumnya pertemuan berlangsung pada Desember 2019 lalu. Kali ini, Global Zakat menyerahkan paket pangan untuk guru sebagai apresiasi pengabdian mereka di tengah keterbatasan ekonomi serta kepungan pandemi Covid-19.
“Sebelumnya, program Sahabat Guru Indonesia menjadikan Pak Ardi sebagai salah satu guru yang mendapat bantuan biaya hidup. Kali ini Sahabat Guru Indonesia kembali menyapa Pak Ardi dengan paket pangan karena pengabdiannya kepada pendidikan,” jelas Khisnul Khasanah dari tim Program Global Zakat - ACT Bogor, Jumat (21/8).
Biaya hidup serta paket pangan dari program Sahabat Guru Indonesia berasal dari dana zakat yang masyarakat salurkan ke Global Zakat-ACT. Hingga kini, dana zakat tersebut telah menyalurkan ke hampir empat ribu guru yang tersebar di 30 provinsi di Indonesia. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan akan berlanjutnya implementasi.
“Dana zakat yang Global Zakat terima dimanfaatkan untuk berbagai aksi kebaikan. Salah satunya program Sahabat Guru Indonesia yang menyalurkan biaya hidup serta paket pangan,” jelas Riski Andriana, Koordinator Program Sahabat Guru Indonesia, Jumat (21/8).
Saat ini, Global Zakat terus menerima dana zakat dari masyarakat, baik zakat fitrah saat Ramadan, hingga zakat mal yang bisa disalurkan kapan saja. Untuk mendukung program Sahabat Guru Indonesia, masyarakat bisa menyalurkan melalui rekening BNI Syariah 990000466 atas nama Yayasan Global Zakat. Atau, bisa langsung mengunjungi laman Indonesia Dermawan.
(atk)