Opsi Libur Idul Fitri Digeser ke Idul Adha Jadi Obat Stres Masyarakat

Selasa, 05 Mei 2020 - 01:12 WIB
Libur Idul Fitri yang digeser ke Idul Adha menjadi obat stres masyarakat saat situasi pandemi Covid-19. Foto: Dok SINDOnews
JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pheni Chalid menyambut baik opsi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menggeser libur Idul Fitri ke Idul Adha saat situasi pandemi Covid-19. Kebijakan ini dinilai dapat menjadi obat masyarakat yang sedang tertekan karena pandemi dan dampak ekonominya.

“Tetapi itu bukan definitif, karena itu 3 bulan kemudian Mei, Juni, Juli, Agustus. Kan ada perkiraan bulan itu (pandemi mereda). Libur ini kan persoalan tentatif bukan wajib, berhadapan dengan Covid-19. Jadi segala kebijakan soal libur ini bersifat tentatif. Kalau dimundurkan pada lebaran haji nggak apa-apa, orang kan sekarang stressful jadi untuk pengalihan pada libur lebaran hari raya haji,” ujar Pheni, Senin (4/5/2020). (Baca juga: Cuti Lebaran Digeser Idul Adha, DPR: Jangan Terlalu Banyak Libur)

Namun, pemerintah harus tetap mengevaluasi kebijakan libur itu nantinya, apakah kondisi pandemi sudah benar-benar mereda atau tidak. Kalau memang belum mereda, tentu harus dimundurkan lagi liburnya. Apalagi, dalam suasana kepanikan sekarang yang mana, banyak masyarakat nekat melakukan mudik dengan berbagai cara.

“Alternatifnya mudik dibuka jadi bukan harga mati. Penyebarannya kan belum dapat dipastikan, kalau bisa dipastikan bahwa penyebaran Covid berhenti sebelum lebaran haji boleh, nggak apa-apa. Karena libur tidak akan memengaruhi penyediaan kebutuhan pokok,” terangnya.

Namun demikian, dia meminta agar kebijakan tersebut tidak langsung diputuskan. Pemerintah harus memastikan bahwa semuanya benar-benar siap. Baiknya pemerintah mewacanakan dulu agar masyarakat ikut memikirkan. (Baca juga: Jokowi Buka Opsi Cuti Lebaran Digeser Saat Idul Adha)



“Jadi diwacanakan dulu biar masyarakat memikirkan, sekarang kan enggak. Seperti misalnya soal larangan salat di masjid banyak yang bilang nggak kenal Covid-19, nggak takut tertular,” kata dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta ini.

“Nggak masalah lebaran ditunda, masih bagus dijadikan alternatif daripada dihilangkan meskipun tidak apa-apa juga kalau dihilangkan. Karena 3-4 bulan lagi orang tidak bekerja, mereka harus cari makan sendiri. Sekarang jangan mikirin libur, apalagi nanti angka kriminal terus meningkat,” tambahnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(jon)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More