Pakar dan Tokoh Bahas Jalur Rempah Nusantara di IFSR 2020
Sabtu, 19 September 2020 - 23:50 WIB
JAKARTA - Indonesia sebagai negara adibudaya menurut UNESCO, memiliki keragaman budaya yang juga saling terhubung dengan budaya lain di dunia melalui perlintasan jalur rempah, terutama pada era pra-kolonial.
Untuk membangun memori kolektif dan pemahaman antar-budaya lintas batas negara ini, Yayasan Negeri Rempah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menyelenggarakan kegiatan International Forum on Spice Route 2020 pada 21-24 September 2020.
Nantinya akan ada bincang secara online atau daring yang menghadirkan narasumber pakar ilmu pengetahuan dari berbagai negara serta perwakilan negara sahabat di Jakarta. Juga pidato pembuka Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid serta pembicara utama mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda yang kini menjadi Penasihat Yayasan Negeri Rempah.
“Dalam diskusi itu nantinya kita berusaha menggali dan mengumpulkan lebih banyak lagi bukti dan temuan-temuan yang menegaskan bahwa Indonesia ini dulunya memang pernah menjadi penghasil dan pemasok komoditas rempah-rempah dunia,” tutur Ketua Yayasan Negeri Rempah Bram Kushardjanto dalam media briefing daring menjelang kegiatan IFSR 2020, Sabtu (19/9/20).
Sementara panitia pelaksana, Kumoratih Kushardjanto menyebutkan di hari pertama kegiatan atau Senin 21 September 2020, pembicara yang akan tampil, yakni Ketua Pusat Penelitian Perubahan Iklim Universitas Indonesia (UI), Prof Jatna Supriatn dan Prof Dr Iwan Pranoto (Institut Teknologi Bandung), Prof Dr Hilman Latief (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Dr Dedi S Adhuri (LIPI), Yasoja Gunasakera (Duta Besar Sri Lanka), dan HE Radeep Kumar Rawat (Duta Besar India).( )
Kemudian, di hari kedua akan hadir Direktur Direktorat Pembinaan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud Dr Restu Gunawan, Wawan Sujarwo (LIPI/Masyarakat Etnobiologi Indonesia/PMEI).
Dalam diskusi panel dengan topik bahasan Rute Rempah: Perspektif Asia Tenggara, akan tampil Ariel C Lopez (Asian Center, Universitas Filipina), Prima Nurahmi Mulyasari MA (LIPI), Marina Kaneti (Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew, Singapura), dan Dewi Kumoratih (Yayasan Negeri Rempah/Universitas Bina Nusantara)
Lalu, diskusi panel dengan tema Mengunjungi kembali 'Rute Rempah-rempah' melalui Ruang dan Waktu, di sesi pertama akan tampil Prof Dr Vishva Nath Attri (Studi Samudera Hindia, Asosiasi Lingkar Samudera Hindia), Azad Hind Nanda PhD (Universitas Nalanda, India), dan Maulana Ibrahim PhD (Universitas Khairun, Ternate, Indonesia). (Baca juga: Komnas HAM Rekomendasikan Pilkada Ditunda Hingga Pasca Pandemi Covid-19)
Di sesi kedua diskusi tampil Andrea Acri PhD(Ecole Pratique des Hautes Etudes, Universitas PSL, Prancis), Dr Annabel Teh Gallop FBA (Perpustakaan Inggris, Inggris), Tom Hoogervorst PhD (Universitas Leiden, Belanda), dan Dave Lumenta PhD (Jurusan Antropologi Universitas Indonesia).
Untuk membangun memori kolektif dan pemahaman antar-budaya lintas batas negara ini, Yayasan Negeri Rempah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menyelenggarakan kegiatan International Forum on Spice Route 2020 pada 21-24 September 2020.
Nantinya akan ada bincang secara online atau daring yang menghadirkan narasumber pakar ilmu pengetahuan dari berbagai negara serta perwakilan negara sahabat di Jakarta. Juga pidato pembuka Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid serta pembicara utama mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda yang kini menjadi Penasihat Yayasan Negeri Rempah.
“Dalam diskusi itu nantinya kita berusaha menggali dan mengumpulkan lebih banyak lagi bukti dan temuan-temuan yang menegaskan bahwa Indonesia ini dulunya memang pernah menjadi penghasil dan pemasok komoditas rempah-rempah dunia,” tutur Ketua Yayasan Negeri Rempah Bram Kushardjanto dalam media briefing daring menjelang kegiatan IFSR 2020, Sabtu (19/9/20).
Sementara panitia pelaksana, Kumoratih Kushardjanto menyebutkan di hari pertama kegiatan atau Senin 21 September 2020, pembicara yang akan tampil, yakni Ketua Pusat Penelitian Perubahan Iklim Universitas Indonesia (UI), Prof Jatna Supriatn dan Prof Dr Iwan Pranoto (Institut Teknologi Bandung), Prof Dr Hilman Latief (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Dr Dedi S Adhuri (LIPI), Yasoja Gunasakera (Duta Besar Sri Lanka), dan HE Radeep Kumar Rawat (Duta Besar India).( )
Kemudian, di hari kedua akan hadir Direktur Direktorat Pembinaan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud Dr Restu Gunawan, Wawan Sujarwo (LIPI/Masyarakat Etnobiologi Indonesia/PMEI).
Dalam diskusi panel dengan topik bahasan Rute Rempah: Perspektif Asia Tenggara, akan tampil Ariel C Lopez (Asian Center, Universitas Filipina), Prima Nurahmi Mulyasari MA (LIPI), Marina Kaneti (Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew, Singapura), dan Dewi Kumoratih (Yayasan Negeri Rempah/Universitas Bina Nusantara)
Lalu, diskusi panel dengan tema Mengunjungi kembali 'Rute Rempah-rempah' melalui Ruang dan Waktu, di sesi pertama akan tampil Prof Dr Vishva Nath Attri (Studi Samudera Hindia, Asosiasi Lingkar Samudera Hindia), Azad Hind Nanda PhD (Universitas Nalanda, India), dan Maulana Ibrahim PhD (Universitas Khairun, Ternate, Indonesia). (Baca juga: Komnas HAM Rekomendasikan Pilkada Ditunda Hingga Pasca Pandemi Covid-19)
Di sesi kedua diskusi tampil Andrea Acri PhD(Ecole Pratique des Hautes Etudes, Universitas PSL, Prancis), Dr Annabel Teh Gallop FBA (Perpustakaan Inggris, Inggris), Tom Hoogervorst PhD (Universitas Leiden, Belanda), dan Dave Lumenta PhD (Jurusan Antropologi Universitas Indonesia).
tulis komentar anda