Kinerja UMKM Tak Boleh Redup
Jum'at, 18 September 2020 - 07:02 WIB
GEROBAK digital seperti apakah itu? Gerobak digital adalah bagian dari program Bangga Buatan Indonesia (BBI) Pernak Pernik yang digagas Kementerian Perdagangan (Kemendag). Gerobak digital bukan sembarang gerobak tetapi gerobak yang memiliki layar lebar dan berfasilitas internet, di mana masyarakat dapat membeli produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang langsung tersambung dengan kurir ekspedisi. Saat ini, gerobak digital yang menyediakan produk kreatif buatan UMKM baru tersedia di kantor Kemendag dan menyusul akan terpanjang di bandar udara sejumlah wilayah dan sarana publik lainnya.
Keberadaan UMKM di Indonesia memang memegang peranan sangat penting, barangkali tidak berlebihan kalau menyebut UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Tengok saja, UMKM telah berkontribusi sekitar 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap tenaga kerja sebanyak 96% dari total sebanyak 133 juta angkatan kerja, serta menyumbang sekitar 14% dari total ekspor selama ini. Terkait dengan program BBI, pemerintah menargetkan menghadirkan sebanyak dua juta pelaku UMKM baru hingga akhir tahun ini. Pemerintah mengklaim hingga Mei lalu sudah tercipta sebanyak 1,9 juta pelaku UMKM baru atau sekitar 98% dari target. Dengan melihat angka UMKM baru tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang turut serta dalam launching virtual BBI Pernak Pernik Kemendag, optimistis akan hadir sebanyak tiga juta UMKM baru hingga akhir tahun ini.
Karena itu, pelaku UMKM yang juga terpapar pandemi Covid-19 harus tetap berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Berbagai upaya dilakukan pemerintah agar kinerja UMKM tak surut dihajar virus korona. Lihat saja, mulai dari bantuan tunai langsung atau program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif, fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 0% hingga keterlibatan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) papan atas dengan memberi berbagai kemudahan modal usaha hingga sejumlah fasilitas usaha. Sebut saja perusahaan pelat merah yang terlibat di antaranya perusahaan minyak dan gas (Migas) PT Pertamina, dan Bank Mandiri, Telkomsel serta LinkAja.
Untuk fasilitas KUR dengan bunga 0% bagi pelaku UMKM, pemerintah memberi pagu sebesar Rp10 juta per UMKM sebagai bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Meski mendapat apresiasi dari mantan Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan yang menilai pemberian KUR dengan bunga 0% sebagai langkah yang sangat tepat namun tetap memberi catatan. Syarief Hasan yang kini menjabat wakil ketua MPR RI mengingatkan bahwa persoalan pembiayaan bagi UMKM bukan hanya masalah bunga pinjaman. Tak kalah penting mendapat perhatian adalah bagaimana caranya mendapatkan kemudahan dan kecepatan untuk mendapatkan pinjaman lewat perbankan.
Pasalnya, fasilitas KUR dengan bunga 0% menjadi tidak artinya apabila untuk mendapat pembiayaan masih sulit karena berbagai masalah di antaranya terganjal persoalan birokrasi. Karena itu, politisi dari Partai Demokrat itu berpendapat bahwa pemerintah dalam membantu UMKM di zaman serba sulit ini harus menjalankan beriringan tiga kriteria, yakni kemudahan dan kecepatan serta pemberian KUR bunga 0%. Memang, berurusan birokrasi sesuatu yang tak bisa dihindari dan harus dipatuhi sebab bagian untuk memastikan program pemerintah tersalurkan secara tepat. Hanya saja, aturan birokrasi dapat dilaksanakan sesederhana mungkin yang tidak memberatkan para pelaku UMKM yang sedang membutuhkan uluran tangan pemerintah.
Sementara itu, program Banpres Produktif sebesar Rp2,4 juta untuk pelaku UMKM sudah berjalan. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM dana bantuan telah digelontorkan kepada sebanyak 5,6 juta dari target sebanyak 9,16 juta pelaku UMKM, tersebar pada 34 provinsi dengan nilai bantun mencapai sebesar Rp13,4 trilun dari total anggaran yang disiapkan sebesar Rp22 triliun, dan ditargetkan program ini tuntas hingga akhir bulan ini. Dalam menyalurkan bantuan tersebut pihak Kemenkop dan UKM terkendala dengan data penerima bantuan. Untuk memudahakan pendataan penerima bantuan kini dilibatkan pemeritah daerah agar pemberian bantuan dapat tepat sasaran.
Adapun peran Pertamina dalam membantu UMKM yang terdampak pandemi Covid-19 selain menyalurkan modal kemitraan sebesar Rp256,27 miliar, juga menghadirkan sebuah e-learning khusus untuk UMKM mitra binaan perusahaan pelat merah itu. Platform digital besutan Pertamina untuk mengantarkan UMKM menuju Go Digital. Dukungan lainnya datang dari Bank Mandiri bersama Telkomsel dan LinkAja yang bersepakat menciptakan kemudahan bagi pelaku UMKM melanjutkan usahanya di tengah pandemi virus korona ini. Kita berharap, berbagai upaya positif membantu pelaku UMKM bisa membuahkan hasil sehingga bisa menjadi motor pendorong perekonomian nasional yang sedang terpuruk.
Keberadaan UMKM di Indonesia memang memegang peranan sangat penting, barangkali tidak berlebihan kalau menyebut UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Tengok saja, UMKM telah berkontribusi sekitar 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap tenaga kerja sebanyak 96% dari total sebanyak 133 juta angkatan kerja, serta menyumbang sekitar 14% dari total ekspor selama ini. Terkait dengan program BBI, pemerintah menargetkan menghadirkan sebanyak dua juta pelaku UMKM baru hingga akhir tahun ini. Pemerintah mengklaim hingga Mei lalu sudah tercipta sebanyak 1,9 juta pelaku UMKM baru atau sekitar 98% dari target. Dengan melihat angka UMKM baru tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang turut serta dalam launching virtual BBI Pernak Pernik Kemendag, optimistis akan hadir sebanyak tiga juta UMKM baru hingga akhir tahun ini.
Karena itu, pelaku UMKM yang juga terpapar pandemi Covid-19 harus tetap berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Berbagai upaya dilakukan pemerintah agar kinerja UMKM tak surut dihajar virus korona. Lihat saja, mulai dari bantuan tunai langsung atau program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif, fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 0% hingga keterlibatan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) papan atas dengan memberi berbagai kemudahan modal usaha hingga sejumlah fasilitas usaha. Sebut saja perusahaan pelat merah yang terlibat di antaranya perusahaan minyak dan gas (Migas) PT Pertamina, dan Bank Mandiri, Telkomsel serta LinkAja.
Untuk fasilitas KUR dengan bunga 0% bagi pelaku UMKM, pemerintah memberi pagu sebesar Rp10 juta per UMKM sebagai bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Meski mendapat apresiasi dari mantan Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan yang menilai pemberian KUR dengan bunga 0% sebagai langkah yang sangat tepat namun tetap memberi catatan. Syarief Hasan yang kini menjabat wakil ketua MPR RI mengingatkan bahwa persoalan pembiayaan bagi UMKM bukan hanya masalah bunga pinjaman. Tak kalah penting mendapat perhatian adalah bagaimana caranya mendapatkan kemudahan dan kecepatan untuk mendapatkan pinjaman lewat perbankan.
Pasalnya, fasilitas KUR dengan bunga 0% menjadi tidak artinya apabila untuk mendapat pembiayaan masih sulit karena berbagai masalah di antaranya terganjal persoalan birokrasi. Karena itu, politisi dari Partai Demokrat itu berpendapat bahwa pemerintah dalam membantu UMKM di zaman serba sulit ini harus menjalankan beriringan tiga kriteria, yakni kemudahan dan kecepatan serta pemberian KUR bunga 0%. Memang, berurusan birokrasi sesuatu yang tak bisa dihindari dan harus dipatuhi sebab bagian untuk memastikan program pemerintah tersalurkan secara tepat. Hanya saja, aturan birokrasi dapat dilaksanakan sesederhana mungkin yang tidak memberatkan para pelaku UMKM yang sedang membutuhkan uluran tangan pemerintah.
Sementara itu, program Banpres Produktif sebesar Rp2,4 juta untuk pelaku UMKM sudah berjalan. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM dana bantuan telah digelontorkan kepada sebanyak 5,6 juta dari target sebanyak 9,16 juta pelaku UMKM, tersebar pada 34 provinsi dengan nilai bantun mencapai sebesar Rp13,4 trilun dari total anggaran yang disiapkan sebesar Rp22 triliun, dan ditargetkan program ini tuntas hingga akhir bulan ini. Dalam menyalurkan bantuan tersebut pihak Kemenkop dan UKM terkendala dengan data penerima bantuan. Untuk memudahakan pendataan penerima bantuan kini dilibatkan pemeritah daerah agar pemberian bantuan dapat tepat sasaran.
Adapun peran Pertamina dalam membantu UMKM yang terdampak pandemi Covid-19 selain menyalurkan modal kemitraan sebesar Rp256,27 miliar, juga menghadirkan sebuah e-learning khusus untuk UMKM mitra binaan perusahaan pelat merah itu. Platform digital besutan Pertamina untuk mengantarkan UMKM menuju Go Digital. Dukungan lainnya datang dari Bank Mandiri bersama Telkomsel dan LinkAja yang bersepakat menciptakan kemudahan bagi pelaku UMKM melanjutkan usahanya di tengah pandemi virus korona ini. Kita berharap, berbagai upaya positif membantu pelaku UMKM bisa membuahkan hasil sehingga bisa menjadi motor pendorong perekonomian nasional yang sedang terpuruk.
(ras)
tulis komentar anda