Bupati Batang Ajak Petani Tingkatkan Produktivitas Jagung
Jum'at, 11 September 2020 - 18:53 WIB
BATANG - Pemerintah Kabupaten Batang masih berupaya meningkatkan produktivitas jagung dalam rangka mengamankan kebutuhan ketersediaan khususnya untuk industri dan pakan ternak.
Menurut Bupati Batang Wihaji, produktivitas hasil pertanian jagung dengan kebutuhannya sangat jauh hingga beribu ribu ton per tahunya. "Di Batang produktivitas jagung per tahun hanya 70.000 ton, produktivitas jagung petani kita dengan kebutuhannya masih jauh. Sehingga kita masih kekurangan beribu-ribu ton," kata Wihaji usai panen raya jagung di Desa Getas, Kecamatan Bawang, Jumat (11/9/2020).
Apalagi di Batang sudah ada satu pabrik pakan ternak dan rencanaya juga akan ada satu lagi yang tentunya membutuhkan ribuan ton jagung. "Saya sudah tekankan kepada pengelola pabrik untuk membeli jagung hasil pertanian Batang dengan harga yang kompetitif," katanya.
Pihaknya meminta kepada dinas pertanian dan pihak perusahaan pakan ternak untuk bersinergi memberikan edukasi dengan teknologi pertanianya, agar produktivitas jagung sesuai standar yang ditentukan.
"Dengan teori ilmu pertanian dan teknoligi yang diedukasikan ke petani, saya kira siap dan mampu sepanjang efektif, efisien, sederhana dan dapat meningkatkan kesejehteraan," jelas Wihaji.
Sementara, Ketua Departemen Advokasi dan Pemberdayaan Masyarakat (PATAKA) Isnen Ambar Santosa mengatakan, jagung merupakan komuditas yang kebutuhannya sangat besar, namun produktivitasnya sangat rendah, maka dengan sistem tanam rapat hasilnya dua kali lipatnya.
"Sistem tanam rapat dengan perluasan yang sama hasilnya dua kali lipat populasinya. Jadi rata-rata 60 ribu jadi 120 ribu yang tentunya produktivitasnya akan naik dua kali lipatnya," terang Isnen.
Dari hasil demplot Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Bawang Dispaperta Batang dengan ukuran ubin 2,5x2,5m, jarak tanam jajar legowo 100cmx12x12cm dengan jumlah tanaman 89. Adapun berat hasil ubinan 15,71 kilogram, jumlah tongkol 91dan hasil per hektar 21,36kg tongkol kering panen.
"Kalau dibandingkan dengan rata-rata nasional yang hanya 42 ton per hektar di Kecamatan Bawang petani bisa 7 ton per hektar. Sekarang dengan teknologi ini 12.82 ton per hektar, jadi naiknya 5 ton," pungkasnya.
Menurut Bupati Batang Wihaji, produktivitas hasil pertanian jagung dengan kebutuhannya sangat jauh hingga beribu ribu ton per tahunya. "Di Batang produktivitas jagung per tahun hanya 70.000 ton, produktivitas jagung petani kita dengan kebutuhannya masih jauh. Sehingga kita masih kekurangan beribu-ribu ton," kata Wihaji usai panen raya jagung di Desa Getas, Kecamatan Bawang, Jumat (11/9/2020).
Apalagi di Batang sudah ada satu pabrik pakan ternak dan rencanaya juga akan ada satu lagi yang tentunya membutuhkan ribuan ton jagung. "Saya sudah tekankan kepada pengelola pabrik untuk membeli jagung hasil pertanian Batang dengan harga yang kompetitif," katanya.
Pihaknya meminta kepada dinas pertanian dan pihak perusahaan pakan ternak untuk bersinergi memberikan edukasi dengan teknologi pertanianya, agar produktivitas jagung sesuai standar yang ditentukan.
"Dengan teori ilmu pertanian dan teknoligi yang diedukasikan ke petani, saya kira siap dan mampu sepanjang efektif, efisien, sederhana dan dapat meningkatkan kesejehteraan," jelas Wihaji.
Sementara, Ketua Departemen Advokasi dan Pemberdayaan Masyarakat (PATAKA) Isnen Ambar Santosa mengatakan, jagung merupakan komuditas yang kebutuhannya sangat besar, namun produktivitasnya sangat rendah, maka dengan sistem tanam rapat hasilnya dua kali lipatnya.
"Sistem tanam rapat dengan perluasan yang sama hasilnya dua kali lipat populasinya. Jadi rata-rata 60 ribu jadi 120 ribu yang tentunya produktivitasnya akan naik dua kali lipatnya," terang Isnen.
Dari hasil demplot Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Bawang Dispaperta Batang dengan ukuran ubin 2,5x2,5m, jarak tanam jajar legowo 100cmx12x12cm dengan jumlah tanaman 89. Adapun berat hasil ubinan 15,71 kilogram, jumlah tongkol 91dan hasil per hektar 21,36kg tongkol kering panen.
"Kalau dibandingkan dengan rata-rata nasional yang hanya 42 ton per hektar di Kecamatan Bawang petani bisa 7 ton per hektar. Sekarang dengan teknologi ini 12.82 ton per hektar, jadi naiknya 5 ton," pungkasnya.
(ars)
Lihat Juga :
tulis komentar anda