Jelaskan Sertifikasi Penceramah, Menag: Terbuka untuk 8.200 Orang
Selasa, 08 September 2020 - 12:32 WIB
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi memaparkan soal rencana sertifikasi penceramah dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VIII DPR. Menurutnya, kegiatan itu berkolaborasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan didukung oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) dan akademisi pakar.
“Penceramah bersertifikat salah satu kegiatan di Kemenag dengan berkolaborasi dengan MUI, dukungan pemateri ormas-ormas Islam, BPIP, BNPT, Lemhanas dan akademisi pakar dalam mewujudkan kompetensi individu di bidang dakwah yang yang berkarakter tafaqquh fi al-din atau berawasan keagamaan yang mendalam serta berlandasakan pada komitmen falsafah kebangsaan,” kata Fachrul Razi di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2020).
(Baca: Komisi VIII DPR Tegaskan Pemerintah Tak Berhak Sertifikasi Ulama)
Menurut Fachrul, program ini terbuka dan direncanakan untuk 8.200 pegiat dakwah dan bersifat sukarela. Kegiatannya akan dilaksanakan selama 3 hari, dan kegiatan ini dikhususkan untuk yang beragama. “Agama lain akan disusulkan sebulan kemudian,” terang mantan Wakil Panglima TNI ini.
Menag menguraikan, kegiatan sertifikasi penceramah ini akan melalui 3 tahapan agenda. Pertama, asessment and development process yang berisi penilaian atas pengembangan potensi individu; kedua, fiqih dakwah dan skill training berbingkai moderasi beragama yang berisi metodologi ke-Islaman, keterampilan dakwah era digital, konten moderasi beragama dan wawasan kebangsaan; dan ketiga, monitoring, evaluasi dan rencana tindak lanjut partisipan berupa pendampingan, uji efektivitas program, dan implementasi lapangan.
(Baca: Kemenag: Program Penceramah Bersertifikat Libatkan Ormas Islam, BPIP dan BNPT)
Fachrul mengharapkan, dalam program ini, BPIP bisa memberikan pembekalan lebih baru tentang masalah 4 Pilar Kebangsaan dan BNPT bisa memberikan gambaran lebih jauh dan lebih dalam tentang pergolakan yang terjadi dengan latar belakang agama di tingkat nasional maupun internasional.
“Yang kami maksud pergolakan yang bersifat destruktif. Dan Lemhanas dapat membekali tentang trigatra, pancagatra, astagatra tentang kaitan dengan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional,” harap purnawirawan Jenderal bintang 4 itu.
“Penceramah bersertifikat salah satu kegiatan di Kemenag dengan berkolaborasi dengan MUI, dukungan pemateri ormas-ormas Islam, BPIP, BNPT, Lemhanas dan akademisi pakar dalam mewujudkan kompetensi individu di bidang dakwah yang yang berkarakter tafaqquh fi al-din atau berawasan keagamaan yang mendalam serta berlandasakan pada komitmen falsafah kebangsaan,” kata Fachrul Razi di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2020).
(Baca: Komisi VIII DPR Tegaskan Pemerintah Tak Berhak Sertifikasi Ulama)
Menurut Fachrul, program ini terbuka dan direncanakan untuk 8.200 pegiat dakwah dan bersifat sukarela. Kegiatannya akan dilaksanakan selama 3 hari, dan kegiatan ini dikhususkan untuk yang beragama. “Agama lain akan disusulkan sebulan kemudian,” terang mantan Wakil Panglima TNI ini.
Menag menguraikan, kegiatan sertifikasi penceramah ini akan melalui 3 tahapan agenda. Pertama, asessment and development process yang berisi penilaian atas pengembangan potensi individu; kedua, fiqih dakwah dan skill training berbingkai moderasi beragama yang berisi metodologi ke-Islaman, keterampilan dakwah era digital, konten moderasi beragama dan wawasan kebangsaan; dan ketiga, monitoring, evaluasi dan rencana tindak lanjut partisipan berupa pendampingan, uji efektivitas program, dan implementasi lapangan.
(Baca: Kemenag: Program Penceramah Bersertifikat Libatkan Ormas Islam, BPIP dan BNPT)
Fachrul mengharapkan, dalam program ini, BPIP bisa memberikan pembekalan lebih baru tentang masalah 4 Pilar Kebangsaan dan BNPT bisa memberikan gambaran lebih jauh dan lebih dalam tentang pergolakan yang terjadi dengan latar belakang agama di tingkat nasional maupun internasional.
“Yang kami maksud pergolakan yang bersifat destruktif. Dan Lemhanas dapat membekali tentang trigatra, pancagatra, astagatra tentang kaitan dengan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional,” harap purnawirawan Jenderal bintang 4 itu.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda