Komisi VIII DPR Tersinggung karena Pernyataan Good Looking Menag
Selasa, 08 September 2020 - 12:05 WIB
JAKARTA - Komisi VIII DPR meminta penjelasan Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi terkait pernyataannya beberapa waktu lalu bahwa radikalisme disebarkan oleh orang yang berparas menarik atau good looking , pandai berbahasa Arab dan penghafal Alquran atau hafidz, dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Menag. Bahkan, isu-isu kotroversial ini menjadi agenda utama rapat.
“Rencana Program dan Anggaran dalam pagu indikatif RAPBN tahun 2021, usulan tambahan agar lebih fokus pada peningkatan kualitas pendidikan agama, tunjangan guru inpasing, tunjangan untuk ulama dan ustaz terdampak COVID-19, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan swasta, pesantren, pendidikan agama, tempat ibadah dan PTKN,” ujar Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto dalam Raker di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2020). (Baca juga: Sebut Good Looking-Hafiz Sebar Radikalisme, Menag Dinilai Sesat Nalar)
Yandri menuturkan bahwa Komisi VIII DPR juga menyayangkan pernyataan Menag yang sering menimbulkan kontroversi di publik, tidak substansial dan produktif, dan sering menimbulkan kegaduhan. Mulai dari pernyataan cadar, celana cingkrang sampai yang paling baru terkait radikalisme disebarkan anak yang good looking.
“Menag mengatakan bahwa institusi pemerintah memiliki peluang besar disusupi paham radikal, diawali dengan mengirimkan anak good looking untuk mendapatkan simpati. Sampai mengirimkan anak yang fasih menggunakan bahasa Arab dan hafal Alquran atau hafidz. Pernyataan ini sungguh tidak arif,” tegasnya.
Menurut politikus PAN ini, banyak sekali ulama-ulama di pondok pesantren (ponpes) yang mencetak anak-anak penghafal Quran termasuk pesantren milik sejumlah anggota Komisi VIII DPR. Bahkan, keluarga Yandri pun banyak sekali yang menjadi penghafal Quran.
“Makannya saya tersinggung sekali dengan pernyataan bapak menarasikan orang yang hafal Alquran itu radikal dan yang pandai berbagai Arab itu radikal,” desak Yandri.
Karena itu, Legislator Dapil Banten II ini meminta agar Menag menjelaskan tempat yang dimaksud oleh Menag yang mana, terdapat orang good looking yang pandai berbahasa Arab dan penghafal Quran sebagai penyebar paham radikal. (Baca juga: Tuding si Good Looking, Menag Harus Belajar Kajian soal Radikalisme)
“Saya kira ini penting disampaikan tempat mana yang radikal, siapa dan datanya bagaimana. Ini kegelisahan sekali bagai umat Islam menarasikan orang yang hafal Alquran, good looking, pandai bahasa Arab itu sumber utama radikalisme dan ini juga perlu mendapatkan perhatian atau menjadi isu utama dari pondok-pondok pesantren di Indonesia,” paparnya.
“Rencana Program dan Anggaran dalam pagu indikatif RAPBN tahun 2021, usulan tambahan agar lebih fokus pada peningkatan kualitas pendidikan agama, tunjangan guru inpasing, tunjangan untuk ulama dan ustaz terdampak COVID-19, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan swasta, pesantren, pendidikan agama, tempat ibadah dan PTKN,” ujar Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto dalam Raker di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2020). (Baca juga: Sebut Good Looking-Hafiz Sebar Radikalisme, Menag Dinilai Sesat Nalar)
Yandri menuturkan bahwa Komisi VIII DPR juga menyayangkan pernyataan Menag yang sering menimbulkan kontroversi di publik, tidak substansial dan produktif, dan sering menimbulkan kegaduhan. Mulai dari pernyataan cadar, celana cingkrang sampai yang paling baru terkait radikalisme disebarkan anak yang good looking.
“Menag mengatakan bahwa institusi pemerintah memiliki peluang besar disusupi paham radikal, diawali dengan mengirimkan anak good looking untuk mendapatkan simpati. Sampai mengirimkan anak yang fasih menggunakan bahasa Arab dan hafal Alquran atau hafidz. Pernyataan ini sungguh tidak arif,” tegasnya.
Menurut politikus PAN ini, banyak sekali ulama-ulama di pondok pesantren (ponpes) yang mencetak anak-anak penghafal Quran termasuk pesantren milik sejumlah anggota Komisi VIII DPR. Bahkan, keluarga Yandri pun banyak sekali yang menjadi penghafal Quran.
“Makannya saya tersinggung sekali dengan pernyataan bapak menarasikan orang yang hafal Alquran itu radikal dan yang pandai berbagai Arab itu radikal,” desak Yandri.
Karena itu, Legislator Dapil Banten II ini meminta agar Menag menjelaskan tempat yang dimaksud oleh Menag yang mana, terdapat orang good looking yang pandai berbahasa Arab dan penghafal Quran sebagai penyebar paham radikal. (Baca juga: Tuding si Good Looking, Menag Harus Belajar Kajian soal Radikalisme)
“Saya kira ini penting disampaikan tempat mana yang radikal, siapa dan datanya bagaimana. Ini kegelisahan sekali bagai umat Islam menarasikan orang yang hafal Alquran, good looking, pandai bahasa Arab itu sumber utama radikalisme dan ini juga perlu mendapatkan perhatian atau menjadi isu utama dari pondok-pondok pesantren di Indonesia,” paparnya.
(kri)
tulis komentar anda