Desmond Mahesa Menjawab Kritikan Najwa Shihab Terkait DPR dan Corona
Minggu, 03 Mei 2020 - 18:56 WIB
Menurut Desmond, apa yang diutarakan Najwa merupakan minim data. Kritik-kritik yang tidak dilengkapi dengan data, akhirnya hanya menjadi sekadar opini atau asumsi belaka. Bahkan cenderung menyalahi kaidah jurnalistik karena cek dan ricek tidak dilakukan sebagaimana mestinya.
Kata Desmond, kritik terhadap Satgas Covid DPR, Najwa pun tanpa cross check, sudah menyiarkan ke publik, itu jelas bertentangan dengan profesinya. Sebagai contoh soal APD Najwa keliru karena itu bukan APD. Memang mirip hazmat atau APD yang dibutuhkan tenaga medis dalam menangani pasien terinfeksi virus corona.
Namun Koordinator Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 DPR Sufmi Dasco Ahmad menyatakan seragam itu bukan APD yang biasa dikenakan para tenaga medis. "Kebetulan Satgas seragamnya menyerupai APD. Kenapa dibilang menyerupai? Karena bahan standar yang kita pakai kan bukan standar APD. Yang kita sumbang baru standar APD," kata Dasco.
Selanjutnya soal herbal (jamu) yang dikatakan Nana belum lulus BPOM, faktanya Jamu HERBAVID-19 dari Satuan Tugas Lawan Covid-19 DPR telah mengantongi izin edar dari Badan Penawasan Obat dan Makanan (BPOM). Dari laman resmi BPOM, obat herbal tersebut tercatat dengan Nomor Registrasi TR203643421 dan terbit pada 30 April 2020.
Bahkan ada tudingan bahwa jamu tersebut di impor dari China pada hal menurut Deputi Penerangan Masyarakat Satgas Covid-19 DPR Arteria Dahlan membantah jamu itu dari China. Politikus PDIP itu menjelaskan, obat herbal milik timnya diproduksi di dalam negeri, mempekerjakan tenaga lokal, dan sebagian besar bahannya asli Indonesia.
"Lagi pula kalau mau fair dalam penyampaian, mestinya disampaikan juga oleh Nana bahwa pembentukan Satgas Lawan Covid-19, adalah inisiasi personal para anggota dewan dan wujud kepedulian sosial terhadap masyarakat. Sebagaimana dinyatakan oleh Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang ditunjuk sebagai koordinator mengatakan, Satgas Lawan Covid-19," jelas Desmond.
Pria kelahiran Banjarmasin ini menyatakan, bahwa Satgas ini tidak menggunakan APBN alias Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Tetapi memakai anggaran iuran dari anggota DPR serta para anggota DPR ikut bergotong royong ikut membantu menyumbang di daerah masing-masing melalui satgas ini.
Satu hal lagi yang patut disesalkan dari kritikan Nana adalah semangatnya untuk menggeneralisir Anggota DPR. Sekedar untuk memberikan informasi bahwa Anggota DPR itu ada 575 orang jumlahnya. Saat ini banyak rekan-rekan anggota di DPR yang tengah bekerja keras untuk konstituennya, termasuk saat kondisi pandemi Covid-19 atau corona.
"Banyak anggota, DPR yang banting tulang dengan mengorbankan waktu, tenaga, bahkan uang pribadi demi membantu rakyat dalam menghadapi corona. Ada anggota DPR yang membeli sembako dalam jumlah yang cukup besar karena terpanggil untuk membantu konsituennya yang sedang menderita," ungkap Desmond.
Pada hal kalau di pikir-pikir, mestinya eksekutiflah yang seharusnya melakukannya. Bahkan diberitakan sudah ada anggota DPR yang meninggal dunia tak lama setelah membagikan APD di konstituennya.
Kata Desmond, kritik terhadap Satgas Covid DPR, Najwa pun tanpa cross check, sudah menyiarkan ke publik, itu jelas bertentangan dengan profesinya. Sebagai contoh soal APD Najwa keliru karena itu bukan APD. Memang mirip hazmat atau APD yang dibutuhkan tenaga medis dalam menangani pasien terinfeksi virus corona.
Namun Koordinator Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 DPR Sufmi Dasco Ahmad menyatakan seragam itu bukan APD yang biasa dikenakan para tenaga medis. "Kebetulan Satgas seragamnya menyerupai APD. Kenapa dibilang menyerupai? Karena bahan standar yang kita pakai kan bukan standar APD. Yang kita sumbang baru standar APD," kata Dasco.
Selanjutnya soal herbal (jamu) yang dikatakan Nana belum lulus BPOM, faktanya Jamu HERBAVID-19 dari Satuan Tugas Lawan Covid-19 DPR telah mengantongi izin edar dari Badan Penawasan Obat dan Makanan (BPOM). Dari laman resmi BPOM, obat herbal tersebut tercatat dengan Nomor Registrasi TR203643421 dan terbit pada 30 April 2020.
Bahkan ada tudingan bahwa jamu tersebut di impor dari China pada hal menurut Deputi Penerangan Masyarakat Satgas Covid-19 DPR Arteria Dahlan membantah jamu itu dari China. Politikus PDIP itu menjelaskan, obat herbal milik timnya diproduksi di dalam negeri, mempekerjakan tenaga lokal, dan sebagian besar bahannya asli Indonesia.
"Lagi pula kalau mau fair dalam penyampaian, mestinya disampaikan juga oleh Nana bahwa pembentukan Satgas Lawan Covid-19, adalah inisiasi personal para anggota dewan dan wujud kepedulian sosial terhadap masyarakat. Sebagaimana dinyatakan oleh Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang ditunjuk sebagai koordinator mengatakan, Satgas Lawan Covid-19," jelas Desmond.
Pria kelahiran Banjarmasin ini menyatakan, bahwa Satgas ini tidak menggunakan APBN alias Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Tetapi memakai anggaran iuran dari anggota DPR serta para anggota DPR ikut bergotong royong ikut membantu menyumbang di daerah masing-masing melalui satgas ini.
Satu hal lagi yang patut disesalkan dari kritikan Nana adalah semangatnya untuk menggeneralisir Anggota DPR. Sekedar untuk memberikan informasi bahwa Anggota DPR itu ada 575 orang jumlahnya. Saat ini banyak rekan-rekan anggota di DPR yang tengah bekerja keras untuk konstituennya, termasuk saat kondisi pandemi Covid-19 atau corona.
"Banyak anggota, DPR yang banting tulang dengan mengorbankan waktu, tenaga, bahkan uang pribadi demi membantu rakyat dalam menghadapi corona. Ada anggota DPR yang membeli sembako dalam jumlah yang cukup besar karena terpanggil untuk membantu konsituennya yang sedang menderita," ungkap Desmond.
Pada hal kalau di pikir-pikir, mestinya eksekutiflah yang seharusnya melakukannya. Bahkan diberitakan sudah ada anggota DPR yang meninggal dunia tak lama setelah membagikan APD di konstituennya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda