KKP: Kemungkinan Banyak Oknum Terlibat Penyelundupan Ikan Patin

Kamis, 03 September 2020 - 20:36 WIB
Foto/ist
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) masih mendalami kasus penyelundupan ikan patin fillet di Jakarta Utara yang berhasil dibongkar Agustus lalu.

"Sekarang sedang dalam pengembangan penyidikan oleh KKP dan Kepolisian," kata Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Tb Haeru Rahayu. Hal itu dikatakan Haeru dalam diskusi Ruang Tengah MNC Trijaya dengan tema ‘Nasib Perikanan dan Nelayan Kita di Tengah Pandemi’, Kamis (3/9/2020).

Haeru tidak mau menyebutkan kapal negara mana yang melakukan penyelundupan. Ia berjanji hasil pengembangan penyelidikan akan disampaikan secara terbuka lewat konferensi pers. "Tunggu saja tanggal mainnya," ucap Haeru.

(Baca: Selama Sepuluh Bulan, KKP Tangkap 71 Kapal Illegal Fishing di Perairan Indonesia)



Meskipun begitu, Haeru menyatakan banyak pihak yang bermain dalam aksi kotor ini. "Diduga melibatkan banyak pihak. Karena sampai masuk ke pelabuhan, sandar di Tanjung Priok dan sebagainya," ujar Haeru.

Menurutnya banyak oknum melakukan penyelundupan karena tergiur keuntungan besar. "Nampaknya ada marjin yang cukup menjanjikan (dari penyelundupan ini)," tambahnya.

Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP sebelumnya mengungkapkan kasus penyelundupan ikan patin fillet di Jakarta Utara. Sindikat pelaku ditelusuri sejak 26 Juli lalu dari Pelabuhan Pangkal Balam, Tanjung Pinang Kepulauan Bangka Belitung.

(Baca: Penyelundupan Narkoba dari Malaysia ke Palembang Gagal, Polisi Sita 11,5 Kg Sabu)

Fllet ikan patin beku atau dori dibawa KM Slavia dan KM Sawita bergerak dari arah Sumatera menuju ke arah Jakarta. Tim gabungan kemudian mengamankan empat truk kontainer berisi hampir 55 ton ikan patin filet senilai kurang lebih Rp2,7 miliar.

Dugaan sementara produk ini bukan berasal dari Indonesia. Karena patin lokal memiliki ciri khas berupa garis merah pada bagian badannya.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More