16 FTF Jebolan Sasana JI Gabung Kelompok HTS, Ikut Gulingkan Presiden Bashar al-Assad
Minggu, 22 Desember 2024 - 14:36 WIB
"(ini bisa) Memutus mata rantai kekerasan dengan pendidikan nilai Islam yang moderat. Kemudian keputusan pembubaran JI dilandaskan dalil-dalil syari dana landasan agama yang kuat dengan argumentasi yang dikaji bersama tokoh JI. Menyimpulkan bahwa kembali ke NKRI adalah langkah yang benar dan sejalan dengan ajaran Islam," bebernya.
Sementara, Arif Siswanto, mantan Ketua Tim Lajnah (Dewan Syuro) JI pada masa Amir (Pemimpin) Parawijayanto, membenarkan pihaknya telah memberikan informasi, data, posisi, dan mempertemukan para DPO JI. Ini sebagai komitmen JI telah bubar dan kembali ke pangkuan NKRI. Selain itu, sebut Arif, telah diinformasikan pula terkait FTF yang saat ini berada di Suriah dan Filipina.
"Masing-masing sudah jelas posisinya di sana. Untuk proses kepulangannya perlu satu langkah-langkah konkret yaang saat ini sedang dibicarakan antara eks JI dengan pihak negara, dalam hal ini lembaga-lembaga yang leading di situ siapa," kata Arif Siswanto yang pernah ditahan di Lapas Karanganyar Nusakambangan atas kasus terorisme itu.
Dia menyebutkan, para FTF itu semuanya laki-laki. Sebanyak 16 yang saat ini masih berada di Suriah adalah bekas didikan Sasana JI. Mereka, di antaranya, bergabung dengan milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang punya peran besar menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Ashaad di Suriah.
"Ya seperti itu (di kelompok HTS). Artinya posisi terakhir di sana (bergabung kelompok HTS, berada di Damaskus, Suriah)," katanya.
"Kalau Filipina masih ada enam dan tiga, totalnya sembilan orang kalau tidak salah, ikhwan semua (laki-laki)," sambungnya.
Eks JI, sebut Arif Siswanto, tidak bisa bekerja sendiri untuk memulangkan para FTF itu dari Suriah dan Filipina. "Harus tetap menggandeng negara, tidak mungkin kami bekerja sendiri. Harapannya mereka seperti itu (kembali ke Indonesia)," kata Arif Siswanto yang saat ini tinggal di Sukoharjo, Jateng.
Pada kegiatan yang digelar di Convention Hall Terminal Tirtonadi Solo itu, dihadiri offline sebanyak 1.400 mantan anggota JI dan secara daring sekitar 7.000 orang yang terhubung dari 36 lembaga pemasyarakatan (lapas) dan 2 rumah tahanan negara (rutan) se-Indonesia dan termonitor 34 Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Densus 88/AT Polri di Indonesia.
Kegiatan di Solo tersebut merupakan puncak dari acara sosialisasi dan deklarasi yang telah digelar 44 kali kegiatan di 21 wilayah di seluruh Indonesia. Kegiatan di Solo itu adalah kegiatan ke-45 sekaligus puncak acara.
Sementara, Arif Siswanto, mantan Ketua Tim Lajnah (Dewan Syuro) JI pada masa Amir (Pemimpin) Parawijayanto, membenarkan pihaknya telah memberikan informasi, data, posisi, dan mempertemukan para DPO JI. Ini sebagai komitmen JI telah bubar dan kembali ke pangkuan NKRI. Selain itu, sebut Arif, telah diinformasikan pula terkait FTF yang saat ini berada di Suriah dan Filipina.
"Masing-masing sudah jelas posisinya di sana. Untuk proses kepulangannya perlu satu langkah-langkah konkret yaang saat ini sedang dibicarakan antara eks JI dengan pihak negara, dalam hal ini lembaga-lembaga yang leading di situ siapa," kata Arif Siswanto yang pernah ditahan di Lapas Karanganyar Nusakambangan atas kasus terorisme itu.
Dia menyebutkan, para FTF itu semuanya laki-laki. Sebanyak 16 yang saat ini masih berada di Suriah adalah bekas didikan Sasana JI. Mereka, di antaranya, bergabung dengan milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang punya peran besar menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Ashaad di Suriah.
"Ya seperti itu (di kelompok HTS). Artinya posisi terakhir di sana (bergabung kelompok HTS, berada di Damaskus, Suriah)," katanya.
"Kalau Filipina masih ada enam dan tiga, totalnya sembilan orang kalau tidak salah, ikhwan semua (laki-laki)," sambungnya.
Eks JI, sebut Arif Siswanto, tidak bisa bekerja sendiri untuk memulangkan para FTF itu dari Suriah dan Filipina. "Harus tetap menggandeng negara, tidak mungkin kami bekerja sendiri. Harapannya mereka seperti itu (kembali ke Indonesia)," kata Arif Siswanto yang saat ini tinggal di Sukoharjo, Jateng.
Pada kegiatan yang digelar di Convention Hall Terminal Tirtonadi Solo itu, dihadiri offline sebanyak 1.400 mantan anggota JI dan secara daring sekitar 7.000 orang yang terhubung dari 36 lembaga pemasyarakatan (lapas) dan 2 rumah tahanan negara (rutan) se-Indonesia dan termonitor 34 Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Densus 88/AT Polri di Indonesia.
Kegiatan di Solo tersebut merupakan puncak dari acara sosialisasi dan deklarasi yang telah digelar 44 kali kegiatan di 21 wilayah di seluruh Indonesia. Kegiatan di Solo itu adalah kegiatan ke-45 sekaligus puncak acara.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda