Inisiasi Karangan Bibit Tanaman Semarakkan Dies Natalis ke-64 ITS
Minggu, 10 November 2024 - 22:08 WIB
Alumnus ITS angkatan 97 Dzulfikar juga mewakili bagian dari Alumni LKMM TM 2000 Substantif Community, yang menggagas gerakan karangan bibit tanaman mengatakan terobosan baru ini adalah kontribusi nyata untuk masa depan lingkungan. “Ini juga merupakan praktek salah satu amalan yang tidak terputus pahalanya, meskipun seseorang telah meninggal dunia, yaitu sedekah jariyah dalam bentuk bibit tanaman, utamanya buah dan bunga,” ujar Dzulfikar.
“Kami ingin Dies Natalis kali ini menjadi inspirasi untuk merayakan dengan cara yang lebih berkelanjutan serta mendukung program pemerintah dalam penguatan pencapaian kemandirian dan ketahanan pangan, yang kaya akan vitamin dan gizi (buah),” tambahnya.
Apa alasan di balik gerakan ini? Ratih Astati Dewi dan Riris Nurbintari, yang mengoordinasi penggalangan dana alumni LKMM TM 2000 Substantif Community dan Aksi Angkatan 1997 dalam kesempatan terpisah mengungkapkannya. Setidaknya ada tiga hal yang melatarbelakanginya. Pertama, mengurangi sampah.
Tanpa mengurangi hormat terhadap pihak-pihak yang telah mengirimkan karangan bunga untuk Dies Natalis ITS, dia mengatakan menggantinya dengan bibit tanaman, berarti kita membantu mengurangi jumlah bahan yang tak termanfaatkan setelahnya,” tutur Riris, alumnus Teknik Kimia itu.
Sementara itu, Ratih mengatakan gerakan karangan bibit tanaman memiliki manfaat berkelanjutan baik untuk ITS maupun masyarakat sekitarnya. Dan ketiga, menginpirasi gerakan hijau.
“Ini tidak hanya akan menjadi simbol dari sinergi antara alumni dan almamater, tetapi kami ingin menginspirasi kelompok masyarakat dan institusi lain untuk sama-sama menggalakkan gerakan yang lebih ramah lingkungan,” kata alumnus Teknik Lingkungan tersebut.
Satu pohon rata-rata dapat menyerap 22 kilogram karbondioksida per per tahun. Saat ini, jumlah alumni ITS lebih dari 100 ribu dan mahasiswa ITS sekitar 25 ribu. Bila satu alumni ITS demikian pula mahasiswa ITS menanam satu pohon per tahun, bisa dibayangkan berapa banyak karbondioksida yang bisa terserap.
“Sebanyak 2.750 ton CO2 bisa terserap per tahunnya. Apalagi kalau dikembangkan pada setiap event dan momentum lainnya. Berkelanjutan impact positif lainnya bila dikaitkan dengan aset karbon dan skema carbon trading,” kata Dzulfikar yang merupakan alumnus Teknik Mesin tersebut.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari pihak kampus dan masyarakat sekitar. Bibit tanaman yang didistribusikan ini tidak hanya memperkaya ekosistem hijau ITS tetapi juga diharapkan dapat memperindah dan memperkaya lingkungan masyarakat.
Kampus, bersama alumni dan masyarakat, berharap inisiatif ini dapat menjadi inspirasi gerakan hijau bagi kampus-kampus lain dan menciptakan dampak positif yang meluas. Munadi Herlambang, tokoh alumni ITS Angkatan 1997 yang juga salah satu Direksi Bank BNI sekaligus Wakil Ketua Umum Utama PP IKA ITS dihubungi lewat pesan singkat memberikan Apresiasi dan Semangat, dalam mendukung ITS Green Campus, alumni ITS angkatan 1997, menghasilkan ide inovatif berupa karangan bunga dari bibit tanaman.
“Kami ingin Dies Natalis kali ini menjadi inspirasi untuk merayakan dengan cara yang lebih berkelanjutan serta mendukung program pemerintah dalam penguatan pencapaian kemandirian dan ketahanan pangan, yang kaya akan vitamin dan gizi (buah),” tambahnya.
Apa alasan di balik gerakan ini? Ratih Astati Dewi dan Riris Nurbintari, yang mengoordinasi penggalangan dana alumni LKMM TM 2000 Substantif Community dan Aksi Angkatan 1997 dalam kesempatan terpisah mengungkapkannya. Setidaknya ada tiga hal yang melatarbelakanginya. Pertama, mengurangi sampah.
Tanpa mengurangi hormat terhadap pihak-pihak yang telah mengirimkan karangan bunga untuk Dies Natalis ITS, dia mengatakan menggantinya dengan bibit tanaman, berarti kita membantu mengurangi jumlah bahan yang tak termanfaatkan setelahnya,” tutur Riris, alumnus Teknik Kimia itu.
Sementara itu, Ratih mengatakan gerakan karangan bibit tanaman memiliki manfaat berkelanjutan baik untuk ITS maupun masyarakat sekitarnya. Dan ketiga, menginpirasi gerakan hijau.
“Ini tidak hanya akan menjadi simbol dari sinergi antara alumni dan almamater, tetapi kami ingin menginspirasi kelompok masyarakat dan institusi lain untuk sama-sama menggalakkan gerakan yang lebih ramah lingkungan,” kata alumnus Teknik Lingkungan tersebut.
Satu pohon rata-rata dapat menyerap 22 kilogram karbondioksida per per tahun. Saat ini, jumlah alumni ITS lebih dari 100 ribu dan mahasiswa ITS sekitar 25 ribu. Bila satu alumni ITS demikian pula mahasiswa ITS menanam satu pohon per tahun, bisa dibayangkan berapa banyak karbondioksida yang bisa terserap.
“Sebanyak 2.750 ton CO2 bisa terserap per tahunnya. Apalagi kalau dikembangkan pada setiap event dan momentum lainnya. Berkelanjutan impact positif lainnya bila dikaitkan dengan aset karbon dan skema carbon trading,” kata Dzulfikar yang merupakan alumnus Teknik Mesin tersebut.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari pihak kampus dan masyarakat sekitar. Bibit tanaman yang didistribusikan ini tidak hanya memperkaya ekosistem hijau ITS tetapi juga diharapkan dapat memperindah dan memperkaya lingkungan masyarakat.
Kampus, bersama alumni dan masyarakat, berharap inisiatif ini dapat menjadi inspirasi gerakan hijau bagi kampus-kampus lain dan menciptakan dampak positif yang meluas. Munadi Herlambang, tokoh alumni ITS Angkatan 1997 yang juga salah satu Direksi Bank BNI sekaligus Wakil Ketua Umum Utama PP IKA ITS dihubungi lewat pesan singkat memberikan Apresiasi dan Semangat, dalam mendukung ITS Green Campus, alumni ITS angkatan 1997, menghasilkan ide inovatif berupa karangan bunga dari bibit tanaman.
tulis komentar anda