Sikap PDIP Oposisi atau Gabung Prabowo, Ini Kata Hasto
Jum'at, 18 Oktober 2024 - 20:40 WIB
JAKARTA - Sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) belum jelas terhadap pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka , apakah bergabung atau oposisi. Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, sikap resmi partainya merupakan kewenangan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Sikap apakah akan berada di dalam atau di luar merupakan kewenangan dari (Ketum) Megawati," kata Hasto kepada wartawan di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI) Depok, Jumat (18/10/2024).
Hasto menyebut hubungan Megawati dan Prabowo secara historis sangat kuat dan menjadi landasan dalam membangun kerja sama. Namun, untuk keputusan oposisi atau tidak merupakan kewenangan Megawati.
"Hubungan Ibu Mega dan Prabowo yang baik secara historis juga sangat kuat tentu akan menjadi fundamental dalam membangun kerja sama. Tetapi keputusan politiknya nanti Ibu Mega yang akan (memutuskan)," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto mengungkap tiga pendapat berbeda di internal partai soal bergabungnya atau tidak ke koalisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Ya gini, kalau saya bicara sama dikau, keputusan untuk itu aku belum dengar. Tetapi yang berkembang, itu kan, namanya pendapat kan berbeda-beda yang berkembang di antara kawan-kawan itu," kata Bambang Pacul saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2024).
Bambang Pacul berkata, ketiga kubu itu memiliki pendapat berbeda ihwal langkah bergabungnya PDIP ke Pemerintahan Prabowo.
"Ada yang ingin segera masuk, ada yang kepengen masuknya nanti saja, kita lihat perkembangannya dulu kayak apa, kemudian ada yang mengatakan sudahlah nggak usah masuk. Jadi ada tiga klaster yang sedang berdinamika," kata Bambang Pacul.
Menurutnya, tiga pendapat itu berkembang di internal PDIP. Meski begitu, ia menegaskan, partainya belum ambil putusan untuk menjadi oposisi Pemerintahan Prabowo.
"Kan belum ambil putusan (oposisi atau koalisi). Ini yang dinamika yang ada gitu loh, dinamika yang ada kan seperti itu. Ini kan aku ngomong dinamika yang ada. Klasternya kayak begitu. Maka tepatnya bukan dinamika, tepatnya dialektika yang ada," kata Bambang Pacul.
"Sikap apakah akan berada di dalam atau di luar merupakan kewenangan dari (Ketum) Megawati," kata Hasto kepada wartawan di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI) Depok, Jumat (18/10/2024).
Hasto menyebut hubungan Megawati dan Prabowo secara historis sangat kuat dan menjadi landasan dalam membangun kerja sama. Namun, untuk keputusan oposisi atau tidak merupakan kewenangan Megawati.
"Hubungan Ibu Mega dan Prabowo yang baik secara historis juga sangat kuat tentu akan menjadi fundamental dalam membangun kerja sama. Tetapi keputusan politiknya nanti Ibu Mega yang akan (memutuskan)," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto mengungkap tiga pendapat berbeda di internal partai soal bergabungnya atau tidak ke koalisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Ya gini, kalau saya bicara sama dikau, keputusan untuk itu aku belum dengar. Tetapi yang berkembang, itu kan, namanya pendapat kan berbeda-beda yang berkembang di antara kawan-kawan itu," kata Bambang Pacul saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2024).
Bambang Pacul berkata, ketiga kubu itu memiliki pendapat berbeda ihwal langkah bergabungnya PDIP ke Pemerintahan Prabowo.
"Ada yang ingin segera masuk, ada yang kepengen masuknya nanti saja, kita lihat perkembangannya dulu kayak apa, kemudian ada yang mengatakan sudahlah nggak usah masuk. Jadi ada tiga klaster yang sedang berdinamika," kata Bambang Pacul.
Baca Juga
Menurutnya, tiga pendapat itu berkembang di internal PDIP. Meski begitu, ia menegaskan, partainya belum ambil putusan untuk menjadi oposisi Pemerintahan Prabowo.
"Kan belum ambil putusan (oposisi atau koalisi). Ini yang dinamika yang ada gitu loh, dinamika yang ada kan seperti itu. Ini kan aku ngomong dinamika yang ada. Klasternya kayak begitu. Maka tepatnya bukan dinamika, tepatnya dialektika yang ada," kata Bambang Pacul.
(abd)
tulis komentar anda