10 Bulan Kembali Jadi Menteri, Ini Tujuh Capaian Keberhasilan Mentan Amran
Selasa, 15 Oktober 2024 - 19:49 WIB
Alasan keempat, Mentan Amran berhasil meningkatkan produksi padi dalam kurang waktu 11 bulan atau selama dia menjabat pada Oktober 2023 lalu. Salah satu yang dilakukan Amran adalah memasifkan pompanisasi sebagai solusi cepat dalam menghadapi kekeringan panjang atau el nino terparah sepanjang sejarah.
Berdasarkan Kerangka Sampling Area (KSA) Badan Pusat Statistik, produksi beras nasional terkonfirmasi mengalami kenaikan, di mana proyeksinya akan bertambah di Agustus sejumlah 2,84 juta ton, September 2,87 juta ton, dan Oktober 2,59 juta ton.
Jika dibandingkan dengan angka produksi di bulan yang sama pada tahun sebelumnya, selisihnya cukup signifikan, yakni sebesar 356.329 ton di September dan 396.604 ton di Oktober. Selain itu, produksi padi berdasarkan data BPS pada periode Juni dan Juli 2024 mengalami surplus hingga 700 ribu ton.
Alasan kelima adalah berhasil menekan rencana impor beras selama 2024. Pada awal tahun direncanakan impor beras 5 juta ton, namun hanya terealisasi 3,1 juta ton di awal tahun dan hingga saat ini stok beras nasional masih mampu dipenuhi produksi dalam negeri.
Persistensi Amran ini banyak mendapat pujian dari berbagai pihak. Seperti diketahui, impor beras kerap dijadikan momok bagi petani yang berproduksi. Melalui gerakan akselerasi produksi yang dilakukan Amran dan jajaran Kementan, produksi nasional bisa tetap mencukupi kebutuhan.
Alasan keenam, masifnya program mekanisasi di sektor pertanian sebagai transformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern. Bahkan saat ini, Mentan telah menuangkan ide tersebut untuk membangun klaster pertanian modern, di mana seluruh peralatannya sudah menggunakan teknologi digitalisasi.
Pada periode pertama 2014 - 2019, Kementan menggelontorkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara masif.
Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, pada kurun waktu tersebut Kementan menyalurkan, di antaranya traktor roda dua 148.037 unit, traktor roda empat 11.157 unit, pompa air 111.828 unit, rice transplanter 20.245 unit, cultivator 13.988 unit, dan hand sprayer 152.795 unit.
Kementan juga melakukan rehabilitasi jaringan irigasi 3.719.224 ha, konservasi dan antisipasi anomali iklim 12.901 unit, pengembangan sumber air 3.223 unit, pengembangan irigasi rawa 67.709 unit, pengembangan embung pertanian 799 unit, dan sebagainya.
Alasan ketujuh adalah Mentan Amran sejak awal memiliki ide cerdas dalam mencetak sawah untuk penyediaan lahan pangan baru hingga 3 juta hektare. Salah satunya cetak sawah yang dilakukan di Kabupaten Merauke, Papua Selatan yang direncanakan mencapai 1 juta hektare.
Berdasarkan Kerangka Sampling Area (KSA) Badan Pusat Statistik, produksi beras nasional terkonfirmasi mengalami kenaikan, di mana proyeksinya akan bertambah di Agustus sejumlah 2,84 juta ton, September 2,87 juta ton, dan Oktober 2,59 juta ton.
Jika dibandingkan dengan angka produksi di bulan yang sama pada tahun sebelumnya, selisihnya cukup signifikan, yakni sebesar 356.329 ton di September dan 396.604 ton di Oktober. Selain itu, produksi padi berdasarkan data BPS pada periode Juni dan Juli 2024 mengalami surplus hingga 700 ribu ton.
Alasan kelima adalah berhasil menekan rencana impor beras selama 2024. Pada awal tahun direncanakan impor beras 5 juta ton, namun hanya terealisasi 3,1 juta ton di awal tahun dan hingga saat ini stok beras nasional masih mampu dipenuhi produksi dalam negeri.
Persistensi Amran ini banyak mendapat pujian dari berbagai pihak. Seperti diketahui, impor beras kerap dijadikan momok bagi petani yang berproduksi. Melalui gerakan akselerasi produksi yang dilakukan Amran dan jajaran Kementan, produksi nasional bisa tetap mencukupi kebutuhan.
Alasan keenam, masifnya program mekanisasi di sektor pertanian sebagai transformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern. Bahkan saat ini, Mentan telah menuangkan ide tersebut untuk membangun klaster pertanian modern, di mana seluruh peralatannya sudah menggunakan teknologi digitalisasi.
Pada periode pertama 2014 - 2019, Kementan menggelontorkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara masif.
Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, pada kurun waktu tersebut Kementan menyalurkan, di antaranya traktor roda dua 148.037 unit, traktor roda empat 11.157 unit, pompa air 111.828 unit, rice transplanter 20.245 unit, cultivator 13.988 unit, dan hand sprayer 152.795 unit.
Kementan juga melakukan rehabilitasi jaringan irigasi 3.719.224 ha, konservasi dan antisipasi anomali iklim 12.901 unit, pengembangan sumber air 3.223 unit, pengembangan irigasi rawa 67.709 unit, pengembangan embung pertanian 799 unit, dan sebagainya.
Alasan ketujuh adalah Mentan Amran sejak awal memiliki ide cerdas dalam mencetak sawah untuk penyediaan lahan pangan baru hingga 3 juta hektare. Salah satunya cetak sawah yang dilakukan di Kabupaten Merauke, Papua Selatan yang direncanakan mencapai 1 juta hektare.
tulis komentar anda