Ketua BWI: Hasil Kelola Wakaf Bisa Bantu Program Makan Bergizi Gratis

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 10:21 WIB
Melalui Gerakan Indonesia Berwakaf, BWI bercita-cita berwakaf menjadi gaya hidup yang dilakukan oleh semua kalangan. BWI sedang mempersiapkan instrumennya untuk mendukung mewujudkan cita-cita tersebut.

Aset Wakaf

Menurut Kamaruddin, aset wakaf di Indonesia tersebar di 450.000 titik dengan nilai sekitar Rp2.000 triliun. Sebagian besar aset wakaf berupa masjid, pesantren, madrasah, kuburan, hingga kantor pemerintahan.

Berdasarkan data yang dikeluarkan BWI, madrasah negeri yang berdiri di atas tanah wakaf berada di 1.180 lokasi, dengan total luas tanah sebesar 80.577.682 meter persegi. Sementara itu madrasah swasta, yang berupa bangunan musala menempati 35.059, dengan total luas lahan sebesar 2.714.800.001 meter persegi.

Bahkan Kantor Urusan Agama (KUA) yang berjumlah 5.927 unit, 1.100 di antaranya berdiri di tanah wakaf. Kamaruddin menyebut aset-aset itu termasuk wakaf produktif karena memberikan banyak sekali aktivitas layanan publik.

"Tapi ada sekitar 9,9% itu yang masih idle dan berpotensi diproduktifkan. Jadi tantangan kita sekarang di BW adalah bagaimana aset wakaf ini produktif. Bagaimana supaya aset wakaf ini bernilai ekonomis," ujarnya.

BWI bersama Kementerian Agama sebagai otoritas perwakafan di Indonesia sedang berupaya menjadikan aset-aset wakaf yang terbengkalai dijadikan aset produktif. BWI mengundang masyarakat yang memiliki keinginan dan kemampuan untuk mengelola aset-aset idle tersebut menjadi aset produktif.

"Ada banyak tanah wakaf yang sudah kita produktifkan, misalnya ada peternakan, perikanan, perkebunan, dan berbagai hal lainnya. Bahkan juga ada usaha kecil menengah yang sudah dikembangkan baik oleh BWI maupun Kementerian Agama," katanya.
(jon)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More