3 Anak Hebat Terima Penghargaan di AKI 2024
Senin, 30 September 2024 - 21:27 WIB
JAKARTA - Tiga orang anak menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024. Mereka adalah Daneswara Satya Swandaru dari Gunung Kidul, Yogyakarta, Nurul Khaerul Nisa asal Cianjur, Jawa Barat, dan Zakia Minang Ayu dari Bangka Belitung.
Ketiganya dinilai memberi kontribusi pada pemajuan kebudayaan tersebut. Penghargaan diberikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam malam puncak AKI di The Tribrata Hotel and Convention Darmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).
Adapun AKI 2024 bertajuk Persembahan Istimewa Bagi Penggerak Budaya sebagai apresiasi pemerintah yang dipersembahkan kepada pelaku budaya di Indonesia yang telah berdedikasi pada pemajuan kebudayaan sekaligus mengajak masyarakat ikut melestarikan kebudayaan nasional.
Pertama, Zakia Minang Ayu dilahirkan dari ibu yang juga seorang pegiat seni sastra. Darah dan jiwa seni sastra memang telah melekat pada gadis berusia 11 tahun asal Sungailiat, Bangka Belitung ini.
Zakia kerap melihat ibundanya mengajarkan kesusastraan ke anak-anak di daerahnya dan hal itulah yang membuat minat kesusastraan dalam diri Zakia makin meningkat. Minatnya tumbuh dan berkembang dengan lingkungan seni kesusastraan, baik dari keluarga maupun pergaulan di luar rumah.
Belum genap berusia tujuh tahun, ibunya telah memasukkan Zakia ke Komunitas Pendongeng Cilik Kampung Dongeng di Bangka Belitung. “Penghargaan yang Zakia terima ini berkat bimbingan orang tua. Penghargaan AKI 2024 memacu Zakia harus berprestasi lebih baik lagi ke depannya, tidak boleh berhenti belajar dan berkarya,” kata Zakia ditemui di Malam Puncak AKI 2024.
Sederet juara di bidang mendongeng dan kesusastraan berhasil diraih Zakia sejak 2021. Zakia juga menulis cerita anak dan komik hingga dipublikasikan 2023 antara lain berjudul ‘Mentilin dan Burhan si Burung Hantu’, lalu ‘Abangku’, serta ‘Gadis Berjilbab’ yang terbit dalam kompilasi komik edukatif.
Kedua, Nurul Khaerul Nisa dapat disebut sebagai anak yang menginspirasi rekan-rekan sebayanya. Nurul sejak usia 5 tahun telah aktif berlatih seni karawitan dan tari Sunda di Sanggar Perceka, Cianjur, Jawa Barat. “Banyak prestasi yang saya dapat dari kesukaan pada kesenian daerah. Saya bercita-cita suatu saat dapat lebih membawa kemajuan seni tradisi Sunda ke seluruh Indonesia dan luar negeri,” ujar Nurul.
Ketiganya dinilai memberi kontribusi pada pemajuan kebudayaan tersebut. Penghargaan diberikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam malam puncak AKI di The Tribrata Hotel and Convention Darmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).
Adapun AKI 2024 bertajuk Persembahan Istimewa Bagi Penggerak Budaya sebagai apresiasi pemerintah yang dipersembahkan kepada pelaku budaya di Indonesia yang telah berdedikasi pada pemajuan kebudayaan sekaligus mengajak masyarakat ikut melestarikan kebudayaan nasional.
Baca Juga
Pertama, Zakia Minang Ayu dilahirkan dari ibu yang juga seorang pegiat seni sastra. Darah dan jiwa seni sastra memang telah melekat pada gadis berusia 11 tahun asal Sungailiat, Bangka Belitung ini.
Zakia kerap melihat ibundanya mengajarkan kesusastraan ke anak-anak di daerahnya dan hal itulah yang membuat minat kesusastraan dalam diri Zakia makin meningkat. Minatnya tumbuh dan berkembang dengan lingkungan seni kesusastraan, baik dari keluarga maupun pergaulan di luar rumah.
Belum genap berusia tujuh tahun, ibunya telah memasukkan Zakia ke Komunitas Pendongeng Cilik Kampung Dongeng di Bangka Belitung. “Penghargaan yang Zakia terima ini berkat bimbingan orang tua. Penghargaan AKI 2024 memacu Zakia harus berprestasi lebih baik lagi ke depannya, tidak boleh berhenti belajar dan berkarya,” kata Zakia ditemui di Malam Puncak AKI 2024.
Sederet juara di bidang mendongeng dan kesusastraan berhasil diraih Zakia sejak 2021. Zakia juga menulis cerita anak dan komik hingga dipublikasikan 2023 antara lain berjudul ‘Mentilin dan Burhan si Burung Hantu’, lalu ‘Abangku’, serta ‘Gadis Berjilbab’ yang terbit dalam kompilasi komik edukatif.
Kedua, Nurul Khaerul Nisa dapat disebut sebagai anak yang menginspirasi rekan-rekan sebayanya. Nurul sejak usia 5 tahun telah aktif berlatih seni karawitan dan tari Sunda di Sanggar Perceka, Cianjur, Jawa Barat. “Banyak prestasi yang saya dapat dari kesukaan pada kesenian daerah. Saya bercita-cita suatu saat dapat lebih membawa kemajuan seni tradisi Sunda ke seluruh Indonesia dan luar negeri,” ujar Nurul.
tulis komentar anda