Menelusuri Strategi Komunikasi Politik Perindo Jelang Pilkada 2024
Senin, 30 September 2024 - 11:01 WIB
Dukungan terhadap tokoh-tokoh lokal dengan rekam jejak yang kuat dalam pembangunan daerah menggaris bawahi pendekatan yang fokus pada isu-isu yang relevan dengan masyarakat setempat. Sebagai contoh, Dominggus Mandacan dikenal sebagai figur yang berhasil meningkatkan kesejahteraan di Papua Barat, yang sejalan dengan visi dan misi Perindo.
Framing: Membangun Citra Kandidat Melalui Figur dan Program
Strategi komunikasi politik Perindo juga memanfaatkan teori Framing (Goffman, 1974) dalam membentuk citra kandidat serta program-program unggulan partai. Dominggus Mandacan, misalnya, diposisikan sebagai figur yang membawa kemajuan ekonomi lokal dan stabilitas politik di Papua Barat.
Framing ini diperkuat melalui kampanye di media, yang membentuk persepsi publik bahwa Mandacan adalah pemimpin yang peduli pada kesejahteraan rakyatnya. Di Bali, I Gede Dana juga diusung dengan pendekatan framing yang serupa.
Sebagai figur yang memiliki komitmen kuat terhadap kesejahteraan masyarakat desa, citra I Gede Dana digunakan oleh Perindo untuk menarik simpati pemilih di daerah tersebut.
Mobilisasi Dukungan: Memanfaatkan Figur Lokal dan Media
Perindo memaksimalkan penggunaan teori Two-Step Flow (Lazarsfeld, 1944), di mana pesan politik disampaikan melalui tokoh-tokoh masyarakat atau opinion leader. Tokoh-tokoh lokal seperti Dominggus Mandacan dan I Gede Dana menjadi contoh bagaimana Perindo menggunakan pengaruh figur masyarakat untuk menjangkau pemilih dengan lebih efektif.
Tokoh-tokoh ini menjadi jembatan antara pesan partai dengan kepentingan lokal, memastikan bahwa pesan tersebut relevan dan sampai kepada target pemilih. Selain itu, Perindo memanfaatkan jaringan media MNC Group untuk memberikan eksposur lebih besar kepada kandidat yang mereka usung.
Dukungan media yang intens terhadap pencalonan Dominggus Mandacan, misalnya, menunjukkan bagaimana Perindo menggunakan platform media untuk menyebarluaskan agenda politik mereka secara luas.
Perbandingan dengan Strategi Partai Lain
Framing: Membangun Citra Kandidat Melalui Figur dan Program
Strategi komunikasi politik Perindo juga memanfaatkan teori Framing (Goffman, 1974) dalam membentuk citra kandidat serta program-program unggulan partai. Dominggus Mandacan, misalnya, diposisikan sebagai figur yang membawa kemajuan ekonomi lokal dan stabilitas politik di Papua Barat.
Framing ini diperkuat melalui kampanye di media, yang membentuk persepsi publik bahwa Mandacan adalah pemimpin yang peduli pada kesejahteraan rakyatnya. Di Bali, I Gede Dana juga diusung dengan pendekatan framing yang serupa.
Sebagai figur yang memiliki komitmen kuat terhadap kesejahteraan masyarakat desa, citra I Gede Dana digunakan oleh Perindo untuk menarik simpati pemilih di daerah tersebut.
Mobilisasi Dukungan: Memanfaatkan Figur Lokal dan Media
Perindo memaksimalkan penggunaan teori Two-Step Flow (Lazarsfeld, 1944), di mana pesan politik disampaikan melalui tokoh-tokoh masyarakat atau opinion leader. Tokoh-tokoh lokal seperti Dominggus Mandacan dan I Gede Dana menjadi contoh bagaimana Perindo menggunakan pengaruh figur masyarakat untuk menjangkau pemilih dengan lebih efektif.
Tokoh-tokoh ini menjadi jembatan antara pesan partai dengan kepentingan lokal, memastikan bahwa pesan tersebut relevan dan sampai kepada target pemilih. Selain itu, Perindo memanfaatkan jaringan media MNC Group untuk memberikan eksposur lebih besar kepada kandidat yang mereka usung.
Dukungan media yang intens terhadap pencalonan Dominggus Mandacan, misalnya, menunjukkan bagaimana Perindo menggunakan platform media untuk menyebarluaskan agenda politik mereka secara luas.
Perbandingan dengan Strategi Partai Lain
tulis komentar anda