Kisah Istri Perwira Kostrad Mata-matai Markas PKI saat G30 September Meletus

Minggu, 29 September 2024 - 05:30 WIB
"Saya ingat, suatu hari pengurus Sabutri pernah meminta izin untuk memperbaiki saluran air yang rusak. Mungkin lubang itu akan digunakan untuk menimbun lawan-lawan politik mereka," ungkap Tati.

Kemampuan Soeharto dalam mengendalikan situasi pascameletusnya G30S PKI diakui Mayjen (purn) Soetoyo NK. Saat itu, Soetoyo merupakan taruna Akademi Militer Nasional yang tengah menunggu pelantikan Perwira.

Dia menuturkan, pada 1 Oktober 1965, TNI Angkatan Darat berada dalam tekanan luar biasa karena seluruh pucuk pimpinannya diculik dan dibunuh dalam Gerakan 30 September yang dilakukan oleh PKI. Namun Soeharto yang kemudian ditunjuk menjadi Penjabat Sementara (Pjs) Menteri Panglima Angkatan Darat mampu menguasai keadaan dalam waktu tak lebih dari 12 jam.

"Pak Harto mampu membalikkan keadaan, menguasainya sekaligus menjadikan TNI AD sebagai pihak yang paling menekan," ujar Soetoyo dikutip dari buku Pak Harto The Untold Stories.

Kisah Tati Sumiyati menjadi salah satu bagian dari upaya meredam ancaman PKI pada saat genting tersebut. Sementara itu, Mayjen Soeharto, yang telah mengambil alih kendali Angkatan Darat, dalam waktu kurang dari 12 jam berhasil menstabilkan situasi pasca G30S, menurut pengakuan Mayjen (Purn) Soetoyo NK, yang saat itu masih menjadi taruna Akademi Militer Nasional.

Pada akhirnya, peran yang dimainkan oleh berbagai pihak, termasuk keberanian Tati Sumiyati, memberi kontribusi penting dalam pengungkapan jaringan kelompok PKI di tengah kekacauan yang melanda bangsa. Ketegasan Soeharto dalam meredam situasi krisis ini kelak menjadikannya tokoh sentral dalam perpolitikan Indonesia.
(abd)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More