Jenderal Kopassus Ini Bertaruh Nyawa Menyamar Jadi Kuli Pasar demi Memata-matai Musuh
Sabtu, 21 September 2024 - 06:32 WIB
Baca Juga
Sutiyoso pun kembali ke Atambua untuk melaporkan kepada Kolonel Dading dan Mayjen TNI LB Moerdani. Namun, upayanya kembali ke Atambua tidak mudah, hujan deras yang mengguyur daerah tersebut membuat air sungai yang akan dilewatinya meluap.
Dalam kondisi basah kuyup dan lapar, Sutiyoso akhirnya menunggu sampai pagi. Saat itu, seorang petani yang membawa bibit jagung untuk dijual ke Kota Atambua melintas. Setelah mendapat jagung, Sutiyoso kemudian memanggang jagung yang sudah tua dengan api unggun.
Rasa lapar yang amat sangat membuat Sutiyoso terpaksa memakan jagung yang kerasnya seperti batu. Setibanya di Atambua, Sutiyoso melaporkan informasi yang didapatkannya selama mengamati perbatasan kepada atasannya.
Menyamar Jadi KuliPasar
Selesai menjalankan tugasnya, Sutiyoso kembali mendapat informasi penting dari perwira Kopassandha kini bernama Kopassus Mayor Toni Sumardjo yang ditugaskan sebagai perwakilan Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) di Atambua.
Informasi tersebut mengenai Pasar Batugede, kota terdekat masuk wilayah Timtim di mana pada hari-hari tertentu orang Indonesia bisa masuk ke sana untuk melakukan transaksi jual beli dengan membawa surat keterangan. Informasi ini menginsipirasi Sutiyoso untuk kembali menyusup masuk ke wilayah musuh melalui Pasar Batugede.
Meski tidak diizinkan, atas inisiatif sendiri Sutiyoso memberitahu Mayor Toni Sumardjo untuk masuk Batugede. Walaupun Sutiyoso sangat menyadari hal itu sebuah misi amat berbahaya, tetapi Sutiyoso nekad melakukannya. Naluri intelijen Sutiyoso tak pernah surut dan takut bila nantinya tertangkap.
Sutiyoso ingin melihat dari jarak dekat keadaan tentara dan polisi Timtim seperti apa, senjatanya, markasnya seperti apa, dan sebagainya. Sutiyoso pun masuk ke Batugede dengan menyamar sebagai kuli toke atau pedagang asal China yang membawa truknya ke sana.
tulis komentar anda