Jenderal Kopassus Ini Bertaruh Nyawa Menyamar Jadi Kuli Pasar demi Memata-matai Musuh

Sabtu, 21 September 2024 - 06:32 WIB
loading...
Jenderal Kopassus Ini...
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso menyamar menjadi mahasiswa hingga kuli pasar untuk mengetahui kekuatan musuh saat tugas operasi di Timtim. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Letjen TNI (Purn) Sutiyoso merupakan salah satu Jenderal Kopassus yang cukup disegani dan dihormati. Keberaniannya di medan operasi membuat abituren Akademi Militer (Akmil) 1968 ini kerap diterjunkan dalam berbagai misi berbahaya.

Salah satunya adalah Operasi Flamboyan yang menjadi cikal bakal dari Operasi Seroja. Operasi militer TNI berskala besar di Timor Portugis atau Timor Timur (Timtim) yang kini disebut dengan Timor Leste di akhir 1974 silam.

Dikutip dari buku bigorafinya berjudul, “Sutiyoso The Field General, Totalitas Prajurit Para Komando” dikisahkan bahwa Sutiyoso menjadi orang pertama yang ditugaskan menyusup ke perbatasan Timtim oleh Ketua G-1/Intelijen Hankam Mayjen TNI LB Moerdani.

Dalam misi berbahaya tersebut, Sutiyoso yang merupakan perwira intelijen Kopassus secara klandestin atau rahasia dan senyap masuk ke daerah musuh sendirian demi mengetahui kekuatan lawan.

Baca juga: Pernah Ditahan Polisi, Siapa Sangka Jalan Hidup Mengubah Sosok Ini Jadi Jenderal Kopassus

Agar tidak diketahui musuh, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyamar sebagai mahasiswa yang tengah melakukan penelitian. ”Hal itu dilakukan karena bila tertangkap musuh, saya tidak bakal kembali dalam keadaan hidup,” kenangnya, Sabtu (21/9/2024).

Setibanya di Atambua, Sutiyoso yang saat itu masih berpangkat Kapten langsung mencari seorang penerjemah. Keduanya kemudian masuk ke perbatasan Timtim dengan menunggang kuda. Medan yang sangat berat dan terjal harus dilalui Sutiyoso.

Jenderal Kopassus Ini Bertaruh Nyawa Menyamar Jadi Kuli Pasar demi Memata-matai Musuh


Dari atas perbukitan, Sutiyoso dengan menggunakan teropong kecil mengamati wilayah Timtim. Mencari celah di antara pos penjagaan perbatasan yang sangat ketat. Setelah memperhatikan secara cermat, Sutiyoso akhirnya menemukan dua titik yang bisa menjadi pintu masuk ke Timtim.

Baca juga: 5 Hari Tak Makan, Jenderal Kopassus Ini Nyaris Tewas saat Selamatkan 4 Nyawa Prajuritnya

Sutiyoso pun kembali ke Atambua untuk melaporkan kepada Kolonel Dading dan Mayjen TNI LB Moerdani. Namun, upayanya kembali ke Atambua tidak mudah, hujan deras yang mengguyur daerah tersebut membuat air sungai yang akan dilewatinya meluap.

Dalam kondisi basah kuyup dan lapar, Sutiyoso akhirnya menunggu sampai pagi. Saat itu, seorang petani yang membawa bibit jagung untuk dijual ke Kota Atambua melintas. Setelah mendapat jagung, Sutiyoso kemudian memanggang jagung yang sudah tua dengan api unggun.

Rasa lapar yang amat sangat membuat Sutiyoso terpaksa memakan jagung yang kerasnya seperti batu. Setibanya di Atambua, Sutiyoso melaporkan informasi yang didapatkannya selama mengamati perbatasan kepada atasannya.

Menyamar Jadi KuliPasar

Selesai menjalankan tugasnya, Sutiyoso kembali mendapat informasi penting dari perwira Kopassandha kini bernama Kopassus Mayor Toni Sumardjo yang ditugaskan sebagai perwakilan Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) di Atambua.

Informasi tersebut mengenai Pasar Batugede, kota terdekat masuk wilayah Timtim di mana pada hari-hari tertentu orang Indonesia bisa masuk ke sana untuk melakukan transaksi jual beli dengan membawa surat keterangan. Informasi ini menginsipirasi Sutiyoso untuk kembali menyusup masuk ke wilayah musuh melalui Pasar Batugede.

Meski tidak diizinkan, atas inisiatif sendiri Sutiyoso memberitahu Mayor Toni Sumardjo untuk masuk Batugede. Walaupun Sutiyoso sangat menyadari hal itu sebuah misi amat berbahaya, tetapi Sutiyoso nekad melakukannya. Naluri intelijen Sutiyoso tak pernah surut dan takut bila nantinya tertangkap.

Jenderal Kopassus Ini Bertaruh Nyawa Menyamar Jadi Kuli Pasar demi Memata-matai Musuh


Sutiyoso ingin melihat dari jarak dekat keadaan tentara dan polisi Timtim seperti apa, senjatanya, markasnya seperti apa, dan sebagainya. Sutiyoso pun masuk ke Batugede dengan menyamar sebagai kuli toke atau pedagang asal China yang membawa truknya ke sana.

Saat tu, Yunus Yosfiah selaku Komandan Tim Susi yang sudah dipersiapkan ke Timtim sedang melakukan peninjauan ke Atambua dan menyatakan ikut. Mereka pun menyamar layaknya kuli mengangkuti barang. Sambil mengangkuti barang, Sutiyoso pun mengamati semua keadaan terutama yang menyangkut tentara, polisi dan peralatannya.

Saat tengah asyik mengamati dengan menyamar bagai kuli mengangkuti barang milik pedagang China, tak disangka-sangka, datang helikopter dari Dili ke Batugede. Sutiyoso berusaha secepatnya mencari informasi, siapa-siapa yang datang naik helikopter itu. Sutiyoso kemudian mendapat informasi bahwa yang datang naik helikopter itu adalah polisi militer Timor Portugis dari Dili.

Polisi militer itu datang untuk memeriksa para pendatang, jangan-jangan ada tentara penyusup. Sutiyoso pun mengamati gerak-gerik polisi militer tersebut. Ada dua orang, satu perwira dan satu bintara dengan pakaian preman. "Uh matilah, aku bisa disiksa dan dipenjara," gumam Sutiyoso.

Kedua polisi militer itu berjalan ke sana ke mari mengamati setiap orang dan menanyai identitas orang-orang yang dicurigai. Beruntung, Sutiyoso luput dari kecurigaan kedua polisi militer tersebut. Mungkin karena postur tubuhnya kecil, tak pantas dicurigai sebagai tentara. Apalagi saat itu, Sutiyoso memelihara rambut panjang. Tampangnya terlihat benar-benar layaknya kuli. Sehingga, sampai pulang sore harinya, Sutiyoso aman.

Sutiyoso pun mengetahui banyak hal dari penyusupan tersebut. Di antaranya, di depan pantai ada benteng Portugis yang kuat. Tidak hanya itu, Sutiyoso juga mengetahui jenis senjata yang digunakan dan seperti apa tentara Timor Portugas. Termasuk dari mana pintu masuk untuk menyerang Batugede jika suatu saat diperlukan.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Profil Agum Gumelar,...
Profil Agum Gumelar, Jenderal Kopassus yang Tolak Wacana Wapres Gibran Dimakzulkan
3 Jenderal Legendaris...
3 Jenderal Legendaris Sezaman Try Sutrisno, Berkarier di Kopassus hingga Penerima Adhi Makayasa
Mayjen Komaruddin Tegaskan...
Mayjen Komaruddin Tegaskan 8 Tuntutan Forum Purnawirawan TNI Tak Wakili PPAD
Profil Letkol Eka Wira...
Profil Letkol Eka Wira Dharmawan, Prajurit Kopassus yang Punya Julukan King of Sparko
Kronologi Anggota Kopassus...
Kronologi Anggota Kopassus Foto Bareng Hercules hingga Mayjen Djon Afriandi Minta Maaf
Danjen Kopassus Minta...
Danjen Kopassus Minta Maaf Anggotanya Foto Bareng Hercules
Kisah Jenderal Alex...
Kisah Jenderal Alex Kawilarang, Pendiri Kopassus Penumpas Pemberontakan di Maluku
Kisah Mulyono Tinggalkan...
Kisah Mulyono Tinggalkan UGM karena Lihat Taruna Gagah Pakai Seragam Tentara
Kisah Jenderal Bambang...
Kisah Jenderal Bambang Utoyo, KSAD Bertangan Satu yang Dilantik dengan Iringan Musik Damkar
Rekomendasi
Mengulik Alasan Warren...
Mengulik Alasan Warren Buffet Pensiun dari Berkshire Hathaway
Daya Beli Lesu Jadi...
Daya Beli Lesu Jadi Alarm Perlambatan Ekonomi di Awal 2025
Penembakan Pria hingga...
Penembakan Pria hingga Tewas di Samarinda Ternyata Pembunuhan Berencana Pebisnis Narkoba
Berita Terkini
Greg Poulgrain: Ketidakpuasan...
Greg Poulgrain: Ketidakpuasan di Papua Dipicu Kegagalan Distribusi Kesejahteraan
Kenapa TNI-Polri Dilibatkan...
Kenapa TNI-Polri Dilibatkan Urusi Pangan? Prabowo: Pangan Tak Aman, Negara Tidak Aman
Dua Terdakwa Kasus Korupsi...
Dua Terdakwa Kasus Korupsi Timah Divonis 3 dan 4 Tahun Penjara
Pembatalan Mutasi Letjen...
Pembatalan Mutasi Letjen Kunto Tak Berkaitan dengan Try Sutrisno, Jenderal Dudung: Lazim Terjadi
Kapolri Pimpin Sertijab...
Kapolri Pimpin Sertijab 2 Pati, Irjen Rudi Setiawan Resmi Jabat Kapolda Jabar
Kemendagri Minta Kepala...
Kemendagri Minta Kepala Daerah Sanksi Ormas yang Langgar Hukum
Infografis
Balas Dendam ke AS,...
Balas Dendam ke AS, China Naikkan Tarif Impor Jadi 125%
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved